Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 172 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 172

Ariana menekan sebuah tombol, dan atap mobilnya terbuka secara otomatis, dia membiarkan rambutnya yang dikuncir tinggi itu bermain-main dengan angin yang tengah menyapa.

Ariana akan kembali ke negaranya, untuk melapor diri dan melakukan evaluasi psikologi. Dia hanya membawa satu tas koper, terdiam sesaat memandangi sudut-sudut apartemen yang selama ini dia tempati dalam tugas menyamarnya.

Ariana melihat sebuah buku yang dia temukan di kala hari pertempuran waktu itu, "Buku ini pasti miliknya," ujarnya.

Ariana pun memasukan buku itu ke dalam kopernya, lalu dia bergegas pergi meninggalkan apartemennya itu.

Di indonesia, Tuan Sebastian sudah di tempatkan di kamar yang seharusnya. Leon mengajak Khansa untuk pergi ke sana, Carl telah lebih dulu di sana.

Khansa terkejut ketika melihat pemandangan itu, Kamar ini sebenarnya pavilium kecil yang ada di rumah mereka.

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

Leon menjadikan pavilium ini untuk kamar rawat inap Papanya. Carl juga akan tinggal di sini selama tinggal di Indonesia. Satu keluarga berkumpul dan duduk bersama. Kedua kakak beradik itu memanggil kenangan masa kecil mereka lagi kala itu.

Khansa berjalan kearah Tuan Sebastian, 'Apa ini Papa mertuaku' pikir Khansa.

Ponsel Khansa menerima sebuah pesan, "Apa kandunganmu baik-baik saja?" tanya Professor Lexa.

"Sangat baik," balas pesan teks Khansa kepada Professor Lexa.

Khansa teringat janjinya kepada Professor Lexa, jika suaminya kembali maka dia akan mengundangnya makan malam. Khansa melangkah kepada Leon dan berkata, "bolehkah aku mengundang teman ke rumah untuk makan malam?"

Leon memandangi landak kecilnya itu, lalu menarik tangangya dan merangkul pinggul Khansa seraya berkata, "Tentu saja boleh."

Khansa mendaratkan ciuman di pipi Leon, lalu berkata, "Jika begitu aku akan bersiap menyiapkan makan malam istimewa untuk kalian semua."

"Aku akan sangat menantikannya," ujar Carl.

Leon dan Carl terdiam sesaat setelah khansa pergi, lalu Carl berkata, "Aku akan menemui Mama."

"Beristirahat saja dulu," ujar Leon.

Setelah mendapatkan detail kesehatan papa mereka dari Carl, maka Leon pun bergegas mencari landak kecilnya.

Melihat di kamar utama tidak ada, Leon berjalan mencari ke dapur. Dan benar saja istrinya itu sedang sibuk mengatur menu untuk makan malam nanti.

"Apa masih ada stock tepung terigu penuh cinta?" tanya Leon.

Khansa pun berbalik, mendengar perkataan suaminya itu, Khansa pun tertawa, Khansa mengulurkan tangannya, Leon berjalan kearahnya dan mentautkan jari-jari tangannya ke tangan mungil Khansa.

"Lakukan semua yang dikatakan Nyonya!" perintah Leon lalu segera membawa Khansa pergi dari dapur.

Leon sangat merindukan memeluk landak kecilnya ini. Dia membawanya ke taman, lalu duduk di kursi ayunan, duduk bersandar sambil memeluki istrinya itu. "Menurutmu bayi ini akan mirip siapa?"

"Tentu saja mirip kau dan aku, bukankah gen kita akan bergabung menjadi satu di tubuhnya," jawab Khansa.

"Hmm ... aku berharap dia hanya akan miripmu saja," ujar Leon sedikit sendu.

"Kenapa begitu? Bayi ini juga kan milikmu. Mana bisa harus mirip aku semua," ujar Khansa.

"Kau begitu cantik, pintar cerdas, baik hati. Sedangkan aku ..." Leon tidak bisa meneruskan perkataannya.

"Sedangkan kau begitu tampan, pandai berhitung bisnis, dan pandai menembak dan juga sangat kaya, sangat-sangat kaya," ujar Khansa sambil tertawa.

"Jadi tentu saja harus mirip kau juga," ujarnya lagi.

Mendengar perkataan Khansa, hati Leon pun seperti kebun bunga yang bermekaran, terasa sangat indah. Dia semakin mengeratkan pelukannya dan menciumi-ciumi puncak kepala Khansa.

"Apa sudah memberitahu Nenek?" tanya Leon.

"Belum, aku ingin kita berdua langsung yang memberikan kabar baik ini kepada Nenek," jawab Khansa.

"Jika begitu nanti kita akan melakukan video Call ke Nenek," usul Leon.

Khansa mengangguk setuju, Sebelum makan malam tiba khansa mengecek keadaan Bibi Fida dan Kakek Isvara. Setelah memastikan mereka baim-baik saja. Barulah Khansa mengecek persiapan makan malam lagi.

Malam ini dia akan menyediakan sate ayam, daging rendang, daging malbi, nasi tumis, kentang mustopa, dan spagheti, juga banyak lagi.

Malam ini Leon memakai celana panjang hitam, dan kemeja hitam, Khansa tidak tahan melihatnya, jadi tidak bisa tidak memujinya, "Mengapa kau sangat tampan sekali?"

Daun telinga Leon pun memerah, darah juga seakan semua terpompa ke wajahnya dan membuatnya menjadi merah. Dia pun menarik pinggul istrinya itu lalu mengecup-ngecup wajah Khansa, kening, turun ke hidung lalu mentautkan bibirnya ke bibir mungil istrinya itu.

Merasa takut kehilangan kendali, maka Leon melepaskan pelukannya, "Ayo! kita cek persiapannya."

Khansa memakai cadarnya, lalu ikut pergi turun. Paman Indra menyiapkan semuanya dengan sempurna. Makanan sudah tersaji dengan indah di meja makan.

Khansa sibuk di dapur, Leon sibuk mengumpulkam semua pelayan, Mendengarkan paman Indra membagi tugas. Akan ada pelayan yang memastikan Nyonya rumah untuk memakan cemilan sehat. Akan ada pelayan yang memastikan jadwal pemeriksaan kandungan. Dan akan ada pelayan yang mensusun menu sehat untuk ibu hamil berdasarkan panduan dari dokter kandungan. ada pelayan yang akan memperhatikan selama masa kehamilan apa yang Nyonya suka dan apa yang Nyonya tidak suka, maka harus langsung di singkirkan.

"Ganti semua meja berusudut dengan meja bundar! aku juga ingin ada lift di rumah, untuk lantai tutupi dengan permandani yang tebal!" perintah Leon.

Semua mengangguk mengerti, Leon pun merasa puas dengan pengaturan ini. Paman Indra memberi tahu Khansa jika tamu yang di tunggu sudah datang.

Khansa segera saja menyambut Professor Lexa, "Ayo masuk!" ujarnya senang.

Khansa langsung membawa Professor Lexa ke ruang makan, "Silahkan duduk, aku akan memanggil Kakek dan keluargaku yang lainnya."

Professor Lexa tersenyum sembari melihat kepergian Khansa, lalu hatinya pun berdebar karena akam bertemu dengan Leon bahkan juga Carl.

Professor Lexa menundukan wajahnya. Leon dan Carl masuk ke ruang makan dengan bersamaan, dengan sopan Leon menyapa, "Halo Nyonya."

Professor Lexa menoleh kearah suara yang menyapanya, Carl dan Leon terpaku seketika. Professor Lexa berdiri dan menatapi kedua putranya itu berdiri bersanding.

Hal yang tidak pernah dia bayangkan selama ini akan dan bisa terjadi, "Mom" panggil Carl terbata.

Kedua mata Professor Lexa pun memerah, mendengar Carl memanggilnya, lalu dia menoleh kearah Leon. Tapi bukannya memanggil Mom Leon malah membuang muka, tak ingin menyapa.

Khansa masuk dengan Bibi Fida dan Kakek Isvara, "Karena semua sudah berkumpul ayo kita mulai makan."

Professor Lexa pun langsung saja mengembalikan kesadarannya dan tersenyum lalu duduk di kursinya lagi.

Carl dan Leon juga menarik kursi dan duduk terdiam, Khansa memperhatikan hal ini tapi tidak ingin membahasnya di meja makan.

Penutup Bab 172 Novel Romantis Pengantin Pengganti                                             

Bab 172 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 172 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.