Bab 170 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah
dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 170
Hansen pun memeluk Carl, “Kau harus
selamat."
Carl memberi tatapan jika dia pasti akan
bisa menyelamatkan diri, “Cepat pergilah, selamatkan Papaku lebih dulu!"
pinta Carl.
Hansen pun segera berlari ke arah gudang,
Carl yang tidak pernah mengalami situasi seperti ini mencoba menenangkan
napasnya, lalu kembali ke dalam dan menghancurkan semua tanpa sisa. Jari-jari
tangannya bergerak dengan cepat menekan perintah untuk menghapus semua hasil
penelitian Sacra Corona.
“Data ini sama seperti malaikat maut, jadi
harus segera dihancurkan," gumam pelan Carl.
Tiba-tiba Carl merasakan ada sepucuk pistol
yang diacungkan ke kepalanya, “Apa yang sedang kau lakukan?" tanya salah
satu Capos.
“A-aku ... aku ... tidak ... Emm ...
bukankah kalian yang meminta menghancurkan semua bukti,” jawab Carl terbata.
“Bukan berarti menghapus file master
penelitian ini,” jawab pria itu.
Carl memucat, lalu menoleh, pria ini adalah
mantan asisten papa mereka, jadi sudah tentu dia mengerti tentang file apa yang
tadi baru dihapus oleh Carl.
“Kau ... kau mengerti file apa yang tadi
aku hapus?" tanya Carl dengan gugup.
“Tentu saja aku bekerja keras untuk mendapatkan
itu, rencana yang aku bangun selama puluhan tahun dan kau menghancurkannya
begitu saja,” hardik marah mantan asisten papanya itu.
“Apa maksudmu rencana puluhan tahun?” tanya
Carl.
Sebuah pukulan keras melayang di wajah
Carl, “Aku membunuh para ilmuwan itu bukan untuk mendapatkan kegagalan seperti
ini,” ujarnya marah.
“Mereka?” tanya Carl lagi.
“Aku bahkan sudah mendapatkan jurnal yang
selama ini kucari, tapi kau malah menggagalkan semuanya.”
“Apakah itu Amira Sebastian, orang yang kau
bunuh?" tanya Carl dengan berwajah dingin.
“Bukan hanya dia, termasuk teman-temannya
juga," jawab mantan asisten papanya itu dengan tertawa seperti orang yang
sudah gila.
“Jadi kau yang menghancurkan
keluargaku!" ujar dingin Carl lagi.
“Keluarga?” tanya mantan asisten papanya
itu.
“Ya Tuan Finley, Keluargaku!” ujar Carl
sambil memukulnya.
Namun, apa daya seorang ilmuwan melawan
mantan anggota militer jelas kalah telak, tubuh Carl malah terlempar sampai
mengenai meja-meja penelitian.
Carl tersungkur di lantai sambil menahan
sakit, Tuan Finley membidikan pistolnya ke arah Carl. Namun, dia tidak berkedip
sama sekali. Saat ini Hansen pasti sudah membawa papanya ke tempat yang aman.
Dia merasa setidaknya jika dia mati hari ini, maka pengorbanannya tidak
sia-sia. Keluarganya akan menjadi keluarga yang utuh meski tanpa dirinya.
Dor!
Dor!
Carl barulah memejamkan matanya ketika
suara tembakan itu terdengar dengan lantang jelas, dia membuka matanya karena
merasa masih bernapas. Dia melihat seorang wanita berjubah putih yang masih
dengan mantapnya memegang pistol itu di tangannya.
Carl terperanjat tidak bisa berkata
apa-apa, bukan karena terkejut melihat pistol yang ada di tangan wanita itu.
Namun. Karena kecantikan wanita itu.
“Aku telah mendengar semuanya?" ujar
wanita itu.
“K-kau siapa?" tanya Carl.
“Kau bisa panggil aku malaikatmu,"
jawab wanita itu.
“Ayo bangun! Ikut aku jika kau ingin
selamat," ujar wanita itu lagi.
“Apa kau juga salah satu ilmuwan di sini?”
tanya Carl penasaran.
“Ssst ..” Wanita itu memberikan tanda agar
Carl tidak berisik.
Wanita itu mulai meninggalkan lab, Carl
teringat jika tadi Tuan Finley mengatakan bahwa dia memiliki jurnal medis yang
Leon cari dan pinta.
Dia segera menggeladah saku di balik jas
Tuan Finley, “Ketemu!” ujarnya senang.
Carl pun segera mengejar langkah
malaikatnya tadi. Sementara itu Hansen telah membawa Tuan besar Sebastian di
dalam ambulan yang dikendari oleh ilmuwan yang telah membantu pelarian mereka
ini.
Hansen mengambil ponselnya, “Kita bisa
pergi sekarang," lapornya.
“Carl ?" tanya Leon.
Hansen terdiam sesaat, lalu Leon bertanya
lagi, “Carl ... apa dia bersamamu?"
Hansen menghela napas, “Maafkan aku, dia
tidak bersamaku.”
Mendengarnya hati Leon terasa seperti
tertimpa batu, meski saudara tiri tapi belakangan ini mereka sudah menjadi
dekat. Rendra melihat wajah Leon yang berubah, lalu segera mengambil ponsel
Leon dari tangannya.
Hansen mengatakan tentang Cari, lalu Rendra
berkata “Segera pergi ke tempat yang kemarin kita sepakati!” perintah Rendra.
“Aku akan membawa Tuan Sebastian ke
sana," ujar Rendra lagi.
Tiba-tiba saja Leon memukul Rendra,
mengetahui jika emosional Leon tidak stabil Rendra pun langsung memeluk Leon
sambil berkata, “Tenanglah ... kita akan menemukan adikmu,'' janji Rendra.
“Dia ... dia masih terlalu muda bukan untuk
mati?" tanya Leon tergugup.
“Sadarlah ..." ujar Rendra sembari
menapuk wajah kawan baiknya itu.
“Hansen hanya bilang Carl tidak bersamanya,
bukan berarti dia mati,” jelas Rendra.
Mendengar perkataan Rendra, mengembalikan
kesadaran Leon, “Ayo kita pergi ke tempat Papaku," ujarnya.
Kedua tuan muda itu pun bergegas pergi ke
tempat yang telah mereka sepakati untuk menjadi titik pertemuan rahasia mereka,
Gery telah mengatur mereka kembali malam nanti. Pesawat jet mereka telah siap
berikut dengan peralatan medis. Karena akan membawa Tuan besar Sebatian Bersama
mereka.
Sesampainya di sana, Leon melihat papanya
sedang di periksa oleh ilmuwan yang ikut bersama Hansen. Leon berkata “Tuan
terima kasih, mengenai kepulangannmu, akan ada orangku yang mengurusnya
untukmu."
“Apakah dia akan selamat ?" tanya
ilmuwan itu mengenai Carl.
“Pasti," jawab Leon.
Di dalam sebuah mobil hitam, wanita yang
menyelamatkan Carl mengeluarkan sebuah bedak padat, lalu memutar bagian
bedanya. Dan menekan tombol yang ada di bawahnya.
Carl memperhatikan lalu bertanya, “Itu
untuk apa?”
“Menghapus jejak kita,” jwabnya dengan
tenang.
Wanita itu telah mensabotase kontrol CCTV
merusak semua data penyimpanan satu bulan terakhir. Carl memperhatikan design
interior mobil yang sedang dia tumpangi ini. Melihat sepertinya mobil ini di
tunjang dengan sarana dan fasiltas khusus, fitur canggih dan mewah maka carl
langsung berkata. "Apa kau agen rahasia?”
Wanita itu hanya terdiam tidak menjawab, tetap
Fokus melajukan mobilnya, lalu bertanya “Katakan tujuanmu, aku akan
mengantarmu, setelah ini kita tidak terkait satu sama lain."
Carl menyebutkan tujuannya, lalu wanita itu
langsung mengantarkan Carl ke sana, “turunlah!" perintah wanita itu.
Carl pun patuh turun tanpa berkata-kata,
hanya bisa terus menatapai malaikatnya yang baru saja menyelamatkan nyawanya
tadi. Ketika mobil itu melaju pergi, dia melihat tiba-tiba plat nomor mobil itu
membalik, berhanti dengan plat yang berbeda.
“Dia benar-benar agen rahasia,” gumam Carl.
Teringat papanya, Carl langsung saja masuk,
dia menekan kata sandi pintu masuk. Semua yang duduk di sofa merasa terkejut
melihat Carl berdiri terdiam.
Leon segera saja berdiri dan memeluk
adiknya itu, “Kau berhasil selamat,”.
Rendra dan Hansen juga melalukan hal yang
sama, "Hei kalian pelan sedikit," ujarnya sambil menahan sakit karena
pergulatannya dengan tuan Finley tadi.
Penutup
Bab 170 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 170 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 170 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.