Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 168 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 168

"Apa kami boleh mengintip dari jendela kecil itu?" tanya Leon.

Capos terdiam, lalu Leon berkata lagi "Minta kanselor mengecek rekening, orangku pasti sudah menstransfernya," ujar Leon.

Capos itu pun menghubungi Kanselor, Leon melihat Capos itu menganggukan kepalamya sembari menatap Leon.

Capos mendekati Leon dan berkata, "Silahkan melihat-lihat," sambil tersenyum.

Mereka berdua pun mulai melihat satu persatu isi kamar tersebut. Leon ada sedikit mengenali beberapa dari mereka. Anak politikus ataupun bangsawan.

Leon menarik penutup kotak kecil di pintu, Hatinya berdegup ketika melihat seorang pria berwajah tirus pucat tengah terbaring dengan banyak mesin alat bantu kehidupan.

'Papa' panggilnya dalam hati.

Leon melangkah mundur sebanyak tiga langkah lalu menoleh kepada Capos dan berkata, "Aku sudah cukup melihat."

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

Carl juga berhenti, karena memahami jika Kakaknya ini baru saja melihat Papa mereka. Hatinya pun sama berdegup kencang dengan Leon. Berpikir sebenarnya selama ini kabut hitam apa yang telah mencerai beraikan keluarganya.

"Baiklah Tuan-tuan, apakah puas dengan tour dari kami?" tanya Capos itu.

“Ini tepat seperti yang aku inginkan," jawab Leon dengan nada puas.

Leon membawa alat pelacak mini berbentuk headset yang bisa langsung tersambung dengan ponsel. Gery sudah menandai semua pemetaan yang tadi tertangkap oleh alat pelacak tersebut.

“Ini ponsel kalian tuan-tuan," capos mengembalikan ponsel Carl dan Hansen.

Mereka mengambilnya lalu bagaikan orang asing, pergi menuju mobil mereka masing-masing yang akan membawa mereka pergi. sesampainya di tujuan Carl langsung saja menghubungi Leon, "Bagaimana dengan Papa? Apa kau benar-benar melihatnya?"

Leon terdiam sejenak menghela napas panjang lalu berkata, "Iya."

"Apa dia melihatmu?" tanya Carl lagi.

"Tidak ... dia ... dia seperti mayat hidup," jawab Leon.

"Apa maksudmu?" tanya Carl.

"Jika bukan karena bantuan alat, maka dia pasti tidak akan bertahan," jelas Leon.

"Kita harus mengeluarkan Papa dari sana,''ujar Carl dengan menggebu-gebu.

"Apa kau punya cara?" tanya Leon.

"Ada!" jawab Carl bersemangat.

"Katakan apa caramu?"

Carl akan memakai cara yang Gala Quin lakukan, membuat kekacauan untuk menarik perhatian, mereka tahu dengan cara ini tidak akan menghapus identitas kelompok serupa di muka bumi ini. Namun, setidaknya mereka bisa menyelamatkan papa mereka dan sebagian kecil rakyat.

Leon berpikir sejenak, khawatir jika cara ini malah membahayakan Carl, seperti membahayakan Gala Quin waktu itu.

"Bagaimana setuju tidak?" tanya Carl.

Leon masih menimbang-nimbang, Carl pun berkata lagi, "Demi keluarga kita."

"Apa kau tidak merindukan istrimu, kita selesaikan masalah ini dan kau bisa segera kembali pulang ke rumah. Sementara aku, biarkan aku yang merawat papa dan Mom," ujar Carl sedikir melirih.

Mendengar Carl menyebut landak kecilnya, hati Leon terserang ribuan rindu lagi, lalu tanpa ragu-ragi dia pun mengatakan, "Baiklah, ikut seperti rencanamu."

"Bravo," puji senang Carl.

Carl dan Hansen pun mulai bekerja sama dengan para ilmuwan Socra Corona. Carl akan ditempatkan bersama ilmuwan lain, sementara Hansen akan menunggu diluar, selama Carl berada di dalam.

King Arthur mengingatkan jika mereka harus bergerak cepat, sebelum mereka menyadari jika uang dua juta dollar itu adalah palsu. Leon pun mengingatkan tentang hal ini kepada Carl.

Sedang cemas hati, Leon tersentak oleh bunyi dering ponselnya, itu adalah panggilan dari nomor Indonesia, nomor tak dikenal. Leon sedikit meragu menjawabnya.

"Halo Tuan Sebastian," sapa wanita di panggilan ponsel tersebut.

"Iya dengan saya," jawab Leon dengan suara magentisnya.

"Saya salah satu perawat di rumah sakit, Istri anda memeriksa kandungannya beberapa hari yang lalu dan saat ini hasilnya sudah ada," jelasnya.

"Saya mencoba menghubungi istri Tuan, Namun, tidak terjawab," jelas perawat itu lagi.

"Untuk hasil sudah bisa diambil, dan selamat kalian akan menjadi Papa dan Mama," jelas perawat itu lagi.

Ketika mengisi formulir identitas, Khansa menuliskan nomor Leon juga sebagai orang yang bisa dihubungi.

Leon terduduk di sofa, hatinya langsung terbentur rasa senang dan rasa terkejut. setelah sambungan ponsel terputus, Leon pun menangis.

Di Indonesia, Khansa tengah menemani Emily yang dengan telaten sedang merawat Nyonya Kawindra. perawat pribadi akan memandikan Nyonya Kawindra dan membantunya berpakaian, karena Emily khawatir akan mengenai Kateter yang tengah di pasang di Nyonya Kawindra lebih memilih memakai perawat pribadi.

Untuk urusan yang lain maka Emily yang akan melakukannya. Emily duduk di sofa, "Apa sudah ada kabar tentang kehamilanmu?"

"Belum," jawab Khansa.

"Mengapa tidak melakukan test pack saja, lebih mudah dan lebih murah?" ujar Emily sembari tertawa.

"Ish kau ini ... test pack hanya berfungsi jika kandunganmu berusia 3-4 minggu," jelas Khansa.

"Sedangkan usia kehamilan dibawah itu jika memakai test pack jelas tidak akurat. hamil 1 minggu sebenarnya belum terdapat janin di perut. Karena saat hamil 1 minggu merupakan tahapan pertama sebelum fertilisasi terjadi dan membuahkan janin," jelas Khansa lagi.

"Karena itu kau melakuan tes USG dan juga Tes darah, agar lebih akurat?" tanya Emily.

"Iya ... aku ingin benar-benar memastikan, karena Nenek sangat mengharapkan aku hamil, jadi tidak ingin memberi kabar berita bahagia di awal ternyata mengecewakan," jelas Khansa.

Khansa berasmusi jika memang hamil itu pasti baru dalam hitungan minggu, karena sebelum Leon berangkat ke italia dia menggaulinya ketika sedang dalam periode masa subur.

Seingat Khansa Leon menggauli dirinya di hari ke 8 setelah masa haid berakhir. Selama masa subur ini, wanita akan melepaskan sel telur matang dari ovarium ke rahim atau yang disebut masa ovulasi.

Peluang Kehamilan paling tinggi berada pada masa subur terutama saat hari ovulasi, yakni proses ketika sel telur yang sudah matang dikeluarkan menuju tuba falopi dan siap untuk dibuahi oleh sel ******.

Tuba falopi adalah saluran dengan panjang sekitar 10-13 cm dan diameter sekitar 1 cm yang menghubungkan antara indung telur atau ovarium dan rahim.

Saluran ini berfungsi sebagai tempat berjalannya sel telur dari ovarium menuju rahim saat ovulasi dan sebagai tempat pertemuan sel telur dengan ****** saat proses pembuahan.

Pada hari sebelum Leon pergi ke Italia, dia berkali-kali memakan tubuh Khansa sampai merasa puas.

"Hisssh ..." Khansa memukul-mukul pelan kepalanya memikirkan kira-kira di permainan yang keberapa, yang berhasil membuahi sel telurnya.

"Kau kenapa?" tanya Emily.

"Tidak ... tidak apa ..." jawab sembarang Khansa.

"Coba kau hubungi saja rumah sakit, untuk bertanya?" usul Emily.

"Ok" jawab Khansa.

Khansa mengambil ponselnya dan melihat ada beberapa kali panggilam tidak terjawab, dan juga ada pesan teks yang menginfokan jika hasil tesnya sudah bisa diambil.

Penutup Bab 168 Novel Romantis Pengantin Pengganti                                             

Bab 168 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 168 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.