Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 165 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 165

Nyonya Kawindra tidak bisa mejawab apa-apa, karena sedang tidak berdaya. Dan hal ini Emily pergunakan untuk dijadikan kesempatan mendekatkan diri dengan ibu mertuanya itu.

Hari ini Khansa datang lagi, untuk memberi terapi kepada Nyonya Kawindra. Khansa membuka kotak jarum akupunturnya lalu menoleh kepada Emily dan berkata, "Aku ingin makan takoyaki, bisakah kau membelikannya untukku!"

"Ok," jawab Emily.

Khansa masih memasang wajah tersenyum, ketika Emily sudah keluar dari kamar VVIP itu, dia pun mulai memasang wajah serius. Sambil mengakupuntur, dan berkata, "Jika bukan karena Emily, maka Nyonya sudah berakhir terbaring di tanah berukuran 2.5 x 1.5 meter."

"Apa Nyonya tahu, dia rela jika kulit putih mulusnya itu harus tergores kaca ketika Emily mencoba menyelamatkan Nyonya."

"Mengabaikan seluruh pekerjaannya demi menjaga Nyonya, sampai-sampai dia bangkrut menjadi miskin," cerita Khansa dengan nada serius sambil menancapkam jarum emasnya di titik-titik tertentu di bagian tubuh Nyonya Kawindra.

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

"Hmm ... bagaimana ini, karena sudah bangkrut aku pun tidak akan bisa meminta dia untuk mentraktirku lagi," ujar Khansa dengan setengah tertawa.

"Jika bukan karena Emily, aku belum tentu ada waktu untuk seperti ini," ujar Khansa.

"Namun, aku tidak selamanya akan mendukung keputusannya. Jika nanti aku melihat dia akan sering menangis karena putramu, maka sudah dipastikan akulah orang pertama yang akan membawanya pergi dari sisi Rendra Kawindra."

"Nyonya sudah melihat kemampuanku untuk menangani fungsi organ-organ tubuh Nyonya bukan?"

"Jadi jika hanya mengambil Emily dari tuan Kawindra, aku akan sangat-sangat mampu," jelas Khansa yang tidak ingin melihat perjuangan kawan baiknya itu sia-sia, jika Nyonya Kawindra masih juga belum mau membuka hati untuk Emily.

"Sedari kecil, ibu yang dia tahu hanyalah Nyonya. Tak peduli seburuk apa pun perlakuan Nyonya Kepadanya. Dia tetap menganggap Nyonya adalah ibunya," jelas Khansa.

Nyonya Kawindra menatapi Khansa dengan binar mata yang sedikit aneh, Begitu jarum terkahir di tancapkan, Emily pun masuk ke ruang VVIP itu.

Emily meletakan takoyaki milik Khansa, lalu berdiri di sisi ranjang Nyonya Kawindra, "Bu ... ada ubi madu kesukaan ibu, kebetulan tadi lihat ada yang menjual ini."

"Aku suapi ibu ..." ujar Emily lagi dengan tersenyum.

Setelah selesai memberikan terapi, maka Khansa pun pamit. Khansa mengambil takoyaki yang Emily letakan diatas meja, "Aku akan memakan ini di rumah, aku harus segera kembali. Harus memeriksa Bibi Fida juga," jelas Khansa.

"Hati-hati ya ..." ujar Emily.

Khansa tersenyum kepada kawan baiknya itu, seakaan-akan tadi tidak pernah mengancam ibu mertua Emily.

Khansa berjalan di koridor sambil berdoa kebahagian untuk temannya itu, tiba-tiba ada wanita yang tidak sengaja menyenggolnya dan menumpahkan kopi ke baju Khansa.

"Aduh ..." ujar Khansa.

"Ah maaf ..." ujar wanita itu.

"Aku bantu membersihkan ..." ujarnya lagi.

Khansa langsung mengambil sapu tangan wanita itu, "Terima kasih aku bisa membersihkannya sendiri."

Khansa melihat kepada wanita yang sedang memandanginya itu, sedikit merasa aneh, wanita itu berkata, "Sebagai permintaan maaf, maka aku akan mentraktirmu, bagaimana ? Mau tidak?" tanya wanita itu dengan bahasa indonesia berlogat bahasa asing.

"Terima kasih Nyonya, tapi ini tidak apa-apa, hanya sedikit bernoda bisa di cuci," jawab sopan Khansa.

Melihat Khansa menolak, wanita itu terus memaksa. Ketika sedang sibuk menolak ajakan wanita yang baru saja dikenalnya ini. Tanpa sengaja dia juga berpapasan dengan Maharani. Dia terlihat sangat kacau. Kerutan di wajahnya nampak jelas membuatnya terlihat tua.

Melihat ada Khansa di depannya, langsung saja Maharani menghardiknya, "Dasar anak sial, harusnya aku tidak membawamu kembali. Lihatlah karena kesialanmu itu, menghancurkan keluarga Isvara."

"Dasar pembawa sial," hardik Maharani.

Khansa hanya tertawa saja ketika mendengarnya, "Keburukan yang kalian terima, itu akibat perbuatan kalian sendiri. sikap kalian sendirilah yang mengundang kesialan itu datang kepada kalian."

"Mengapa jadi menyalahkanku?" tanya heran Khansa.

Maharani dengan impulsifnya mendorong tubuh Khansa, "Dasar sial, Yennyku terbaring sakit karena kesialanmu itu mendatanginya."

Wanita yang berdiri di samping Khansa langsung saja memegangi tubuh Khansa yang hampir terjatuh.

"Mereka bilang bahkan tidak ada obatnya!" ujar Maharani menggila setengah menangis.

"Tidak ada obatnya?" tanya wanita yang sedang merangkul Khansa.

"Anakku mengalami sakit yang aneh, dokter bilang di dalam tubuhnya ada virus yang sedang mengerogoti organ-organ tubuhnya," jelas Maharani.

"Ini pasti semua karena kesialan yang dia bawa ke dalam keluarga kami," ujar Maharani lagi sembari menunjuk kepada Khansa.

"Nyonya tenangkan dirimu, aku sedikit mengetahui ilmu medis, jika berkenan bisakah aku melihat anak Nyonya?" ujar wanita yang masih merangkul Khansa itu.

Merasa jika kesehatan Yenny tidak mengalami perkembangan, maka Maharani berpikir tidak ada salahnya jika mengizinkan wanita yang baru dia kenal ini untuk memeriksa keadaan Yenny Isvara.

Maharani pun bersedia, wanita asing itu menoleh ke arah Khansa, "Apa mau menemaniku?"

Khansa juga tertarik dengan wanita ini, karena sudah pernah memeriksa Yenny jadinya dia ingin tahu apa diagnosa dari wanita yang baru dikenalnya ini.

"Boleh ..." jawab Khansa.

Mereka bertiga pun pergi ke ruang rawat inap Yenny. Terlihat di ranjang, Yenny terkulai lemas. Betapa virus itu benar-benar terlihat sedang memakannya dari dalam tubuhnya. Karena penampilan Yenny sekarang yang terlihat sangat kurus.

Kebanggaan Maharani, Yenny Isvara saat ini seperti mayat hidup, "Ini adalah Yenny, Nyonya ..." ujar Maharani.

"Nyonya siapa ...?" Maharani menanyakan nama.

"Lexi panggil saja Lexi," jawab wanita yang baru saja mereka kenal itu.

"Hmm ... Yenny Isvara," gumam pelan Lexi sembari menatapinya.

Lexi mengambil tangan Yenny, melihatnya beberapa kali. Memandangi urat-urat yang menghitam, menjalar bagai cacing-cacing kecil yang tengah berjejer, berbaris.

"Jadi bagaimana?" tanya Maharani.

"Ini memang sedikit berbeda," jawab Lexi dengan logat kentalnya itu.

"Jadi harus apa?" tanya Maharani panik.

Lexi terdiam sejenak, lalu berkata, "Apa kalian tahu daun Meniran?"

"Meniran?" tanya Maharani.

Khansa mengetahui daun ini, Indonesia merupakan negara megabiodiversitas dengan keanekaragaman tumbuhan dan hewan terbesar kedua di dunia. Hutan tropis Indonesia dengan luas ratusan juta hektar yang terdiri dari berbagai tipe ekosistem merupakan gudang keanekaragaman hayati, yang memiliki puluhan ribu spesies flora dan fauna. Meniran termasuk yang mudah ditemukan karena ini adalah tanaman liar.

"Ya, coba beri dia itu," jawab Lexi.

"Manfaat daun meniran untuk mencegah pertumbuhan sel kanker baru. Daun ini bertindak sebagai sel mati yang menyerupai kanker" jelas Lexi.

Khansa menyimak penjelasan Lexi, lalu berkata, "Dengan begitu, sel kanker baru tidak akan terpicu untuk muncul dan menggantikannya karena sel kanker yang sudah ada akan bersifat abadi."

"Mereka akan berhenti bermutasi karena menganggap penyusup itu adalah teman mereka, jadi tidak akan memicu penyebaran, karena sel kanker yang lain akan menilai jika masih ada temannya yang menjalankam tugas menggerogoti organ-organ tubuh," jelas Khansa.

"Betul sekali, senyawa meniren adalah peniru yang baik, mereka menyerupai seperti sel kanker namun tidak aktif alias sel mati, Tapi kawan-kawannya yang lain akan mengira itu adalah sel yang aktif," jelas Lexi.

Maharani menoleh kepada Khansa, "Apa kau tahu di mana tanaman itu?"

Penutup Bab 165 Novel Romantis Pengantin Pengganti                                             

Bab 165 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 165 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.