Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 163 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 163

Di Indonesia, Emily dan khansa sama-sama sudah merasa rindu dengan suami mereka, padahal baru saja sebentar di tinggal. Suasana hati Emily sedang bagus, karena itulah dia memutuskan untuk berkunjung sebentar sebelum pergi bekerja. Emily menjadi brand ambasador dari salah stau kosmetik luar negri yang akan memasuki pangsa pasar Indonesia.

Emily melajukan mobilnya menuju ke kediaman Kawindra. Dia masuk ke dalam, karena Rendra memberikan kunci rumahnya itu kepada Emily.

"Di mana Nyonya?" tanyanya kepada pelayan.

"Di kamar" jawab pelayan itu.

Emily melihat jam di tanganny, ini bukannya sudah jam sembilan pagi, Semenjak kecil tinggal bersama, dia memahami jika ada yang tak beres. "Sudah jam sembilan pagi mengapa belum bangun."

Emily segera menerabas masuk ke kamar, namun terkunci, "Ibu ... Ibu ..." panggil Emily berkali-kali sambil mengetuk pintu keras-keras.

Tidak ada jawaban, maka Emily pun semakin panik. Emily berlari keluar, Kamar Nyonya Kawindra menghadap taman. Dia mencoba mengintip dari jendela kamar tersebut.

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

"Ibu!" teriaknya kencang yang melihat jika Nyonya Kawindra pingsan di lantai.

Tanpa pikir panjang, Emily mencari batu paling besar yang bisa dia temukan di taman, lalu melemparkannya ke jendel besar tinggi itu. Emily memecehkan sisa-sisa kaca dengan sikunya yamg terbalut dengan jas yang sedang di pakainya.

Mengabaikan perihnya sayatan dari kaca yang tersisa menempel di pintu jendela, Emily segera mengghampiri Nyonya Kawindra.

"Ibu ... bangun," Teriak panik Emily.

Emily segera saja membuka pintu yang terkunci dari dalam, "Tolong!" teriaknya.

Mendengar teriakan histeris Emily, maka semua pun berkumpul ke kamar Nyonya Kawindra, "Cepat kita harus bawa Nyonya ke rumah sakit!"

Mereka merasa terkejut melihat kedua Nyonya mereka dalam keadaan tidak baik, satunya pingsan satunya sedikit berdarah-darah.

Emily mengabaikan pekerjaannya hari ini demi menyelamatkan ibu mertuanya ini, Emily segera melajukan mobilnya dengan cepat. Nyonya Kawindra masih tidak sadarkan diri di kursi sebelah. Melihatnya maka membuatnya semakin panik.

Emily menghentikan laju mobilnya di depan Instalsai gawat darurat. Segera keluar dari mobil untuk mencari dokter jaga. Nyonya Kawindra pun langsung tertangani.

Emily duduk sambil menahan perih di kulitnya yang terkena sayatan kaca tajam. Ketika panik sayatan itu tidak terasa perih, barulah ketika dia duduk tenang itu baru terasa perih.

Ponsel Emily berdering, itu adalah panggilan dari Kak Wan, "Kau di mana?"

"Kak Wan, maaf hari ini ada hal terjadi. Aku tidak bisa datang ke acara Grand Lounching itu," jelas Emily.

"Apa kau sudah gila?" tanya Kak Wan panik.

Baru saja Emily ingin menjawab, terdengar suara perawat memanggil, "Keluarga Ibu Kawindra."

"Kak nanti aku akan menelponmu," ujarnya sembari menutup sambungan ponselnya.

Emily mendengarkan penjelasan dokter dengan mata yang memerah, hari ini Nyonya Kawindra mengalami serangan bertubi-tubi, jantung, pendarahan otak, dan juga darah tinggi yang menyerang secara bersamaan. Beruntung Emily membawa Nyonta Kawindra tepat waktu ke rumah sakit.

Emily langsung menempatkan Nyonya Kawindra di ruang VVIP. Dia duduk di sofa sambil memejamkan matanya dan menghela napas, pagi ini bukannya pergi bekerja tapi malah pergi berpetualang.

Kak Wan kembali menghubungi Emily, "Apa kau benaran suda gila, kau akan kena denda jika hari ini tidak datang di acara pembukaan produk ini," jelas Kak wan.

Emily melihat ke arah Nyonya Kawindra yang terlihat lemas pucat lalu menjawab, "Tidak apa aku akan membayar dendanya, meski itu harus menghabiskan seluruh tabunganku."

"Kau benaran sudah gila," ujar marah Kak Wan, sambil menutup sambungan telponnya.

Emily teringat jika Khansa pintar dalam hal akupuntur, maka dia segera menghubungi kawan baiknya itu.

Khansa segera bergegas ke rumah sakit ketika mengetahui Nyonya Kawindra telah mengalami serangan bertubi-tubi. Begitu dia sampai di sana, kedua mata Emily sedikit membengkak dan memerah.

Khansa langaung saja memeluknya, kawan baiknya ini pada dasarnya berhati lembut, Khansa berkata "Aku akan memeriksa keadaannya."

Khansa mulai memeriksa denyut nadi Nyonya Kawindra, mendengarkan hasil laporan kesehatan yang dokter jelaskan kepada Emily.

Khansa mengangguk mengerti, lalu mulai mengeluarkan kotak yang berisi jarum emasnya. Dia mulai menusukan ke titik-titik yang bisa membantu pemulihan Nyonya Kawindra dengan lebih maksimal cepat.

Emily menaikan alisnya begitu melihat jarum-jarum emas itu sudah berdiri tertancap di kepala dan juga di beberapa titik wajah dan juga titik lengan dan tapak tangan, tak lupa juga tapak kaki Nyonta Kawindra.

Khansa sedang berusaha menstabilkan semua fungsi organ tubuh Nyonya Kawindra, "Selesai," ujar nya melega.

Khansa menoleh kepada Emily, "Duduklah, lukamu juga harus di obati."

Khansa mengambil sebuah pil anti infeksi, dan juga salep untuk mengobati luka sayatan Emily, "Mengapa kau ceroboh sekali, kau ini kan artis. Mana boleh ada cacat luka seperti ini. Memberi bekas luka pada kulitmu sama saja menurunkan hargamu."

"Issh kau ini mengapa bertambah cerewat semenjak menikah dengan Tuan Sebastian?" jawab Emily.

"Menikah dengan pria seperti Tuan Muda Sebastian, jika tidam cerewet maka dia akan membuli aku seumur hidup, jadi cerewet adalah senajata andalanku," jawab sembarang khansa.

Kedua kawan baik itu pun saling melempar tawa. mengenang kembali masa-masa kedekatan mereka sedari kecil. Jika tidak ada satu sama lain, atau saling berjauhan itu terasa seperti mati lampu, tidak mengenakan sama sekali.

Merasa jika teman baiknya ini sudah sangat baik merawat dirinya dan ibu mertuanya, maka tiba-tiba saja Emily bersenandung, "Cintaku tanpamu ya sayang, seperti mati lampu."

"Haissh ...” gumam Khansa sambil memutar kedua bola matanya yang indah itu.

"Apa kau tidak akan mengatakan tentang hal ini kepada Rendra?" tanya Khansa.

"Tidak, saat ini pasti dia akan sangat sibuk.

Jadi biar aku saja yang akan menjaga Nyonya Kawindra," jawab Emily.

Khansa tidak bisa memaksakan ingin kawan baiknya ini lalu berkata, "Jika begitu aku akan mendukungmu, aku akan memberikan terapi akupuntur terbaiku untuk ibu mertuamu itu."

"Terbaik," ujar Emily seraya memeluk erat Khansa.

Di Italia, setelah menempuh perjalanan beberapa jam dengan pesawat jet mereka, maka kelima pria tersebut pun sampai.

Gery sudah menyiapkan mobil terpisah untuk membawa masing-masing Tuannya itu menuju ke tempat yang berbeda. Sementara dia menaiki mobil yang berbeda.

Leon telah memberi akses penuh dalam hal keuangan, jadi dia ingin sedikit memnajakan kedua tuan mudanya itu dengan pelayanan terbaik. Sudah bekerja begitu keras, maka ganjaran kenyamanan adalah hal yang paling layak di dapat.

Mengikuti tuan muda Sebastian dalam waktu tidak sebentar, membuat dia melihat sisi lain Leon di saat sedang bekerja keras menjaga kerajaan bisnisnya. Bahkan ada beberapa orang yang sengaja mentargetkan tuannya itu.

Penutup Bab 163 Novel Romantis Pengantin Pengganti                                             

Bab 163 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 163 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.