Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 158 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 158

"Ikut aku pulang!" perintah Leon.

"Apa?" tanya Carl.

"Khansa ingin agar kau tetap menginap di rumah," jawab sembarang Leon seraya berlalu.

Carl menatapi kepergian Kakak tirinya itu, lalu segera meminta asistennya untuk berkemas. Leon sampai lebih dulu di rumah, Khansa sudah menyiapkan sarapan pagi, termasuk sarapan untuk Carl.

"Mana Carl?" tanya Khansa yang melihat hanya ada suaminya saja.

"Sebentar lagi akan sampai," jawab Leon.

Benar saja, Leon selesai bicara penampakan Carl dengan wajah bantalnya sudah terlihat memasuki ruang makan.

"Nah, yang di tunggu-tunggu sudah datang," ujar Khansa.

"Ayo! coba sarapan ala indonesia," ujar Khansa seraya menarik lengan Carl.

“Ini ... apakah nasi goreng?" tanya Carl.

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

"Yapz, nasi goreng nanas," jawab Khansa.

"Buah di goreng? Ah yang benar saja?" ujar Carl sedikit mengeryitkan alisnya.

"Makan saja dulu, baru beri komentar" ujar Khansa sembari memberikan satu porsi hasi goreng nanas.

"Uhuk ... Uhuk ..." Leon terbatuk dengan suara keras.

Khansa pun menoleh, lalu melangkah kearah Leon, "Duduklah ... aku menyiapkan sesuatu yang spesial untukmu," ujar Khansa.

Khansa meletakan sepiring besar nasi goreng petai ikan teri, "Ini kesukaanmu bukan?"

Melihat jika yang lain memakan nasi goreng nanas, dan hanya nasi gorengnya saja yang berbeda maka Leon pun merasa puas, lalu segera melahapnya.

Khansa mengalihkan pandangannya kepada carl yang juga sudah mulai melahap nasinya, "Emm ... ini mengapa bisa jadi begitu enak, menggoreng buah mencampurnya dengan nasi juga bawang putih dan garam," ujar Carl.

Khansa teringat jika dia ada janji dengan Emily hari ini tapi belum mengatakannya kepada Leon, "Aku hari ini ada janji dengan Emily, sedikit pulang malam nanti".

"Emm ..." Leon mengangguk memberikan ijin.

Setelah Khansa pergi, maka Leon dan Carl terlibat diskusi yang lebih seirus lagi. Leon tanpa berbasa-basi langsung saja berkata, "Jurnal medis orang tua Khansa ada ditangan Lexa."

"Aku ingin kau memintanya untuk mengembalikan kepadaku!" ujar Leon lagi.

"Jurnal medis?" tanya Carl.

"Iya," jawab Leon.

"Jurnal medis Gala Quin?" tanyanya lagi.

"Iya," jawab Leon dengan sedikit kesal, dia bertanya malah di jawab dengan pertanyaan balik.

Otak Carl segera bergerak cepat menganalisa, 'Ini semua pasti bermula dari jurnal itu, jurnal yang banyak di buru orang'.

"Gunakan sumber dayamu untuk menemukan Papa!" pinta Carl.

"Apa kau sedang menyembunyikan sesuatu?" tanya Leon.

"Berdasarkan sumber yang ada di sekelilingku, banyak ilmuwan menginginkan jurnal itu," jelas Carl.

"Tidak ada waktu untuk berdebat, kerahkan semua sumber dayamu, termasuk kelompok bawah tanah yang menjadi temanmu itu," ujar Carl lagi.

"Tentang jurnal yang ada di Mom, aku akan mengambilkannya untukmu jika kau dapat menemukan Papa!" janji Carl.

Leon berpikir sejenak, lalu mengambil ponselnya dan segera menghubungi King Arthur. Sementara itu Emily dan Khansa tengah pergi ke Mall, hari ini Nyonya Kawindra berulang tahun. karena itu Emily ingin membeli hadiah ulang tahun untuknya.

Di dalam butik, terdengar suara manja yang familiar. Itu adalah suara Jane yang sedang bertanya ini dan itu tentang koleksi perhiasan di toko itu.

Khansa hanya menggelengkan kepala, lalu mengajak Emily pergi. Jane yang melihatnya langsung menghentikan langkah mereka berdua.

"Kalian ada di sini juga?" tanyanya.

"Kami baru saja akan pergi, karena tiba-tiba saja tercium bau busuk," jawab Emily. "Kau ..." jawab marah Jane kepada Emily. "Mau beli apa?" tanya Khansa.

"Oh ... aku merasa bosan di rumah, jadi Tuan Isvara memberikanku ini untuk berbelanja," jawab Jane seraya menunjukan kartu emas yang dia ambil dari dalam tas.

Jika Jane sudah merasa bangga, maka Khansa biasa saja, "Jika begitu selamat berbelanja," ujarnya.

Jane tidak suka sudah akan menjadi Nyonya kedua Isvara, malah masih di remehkan dengan impulsifnya dia menunjuk kepada kalung yang paling mahal. lalu dengan wajah sombongnya dia menuju ke kasir untuk membayar, kartu pun di gesek.

Senyuman di wajah Jane seketika berubah, ketika berkali-kali menggesek dan memasukan PIN. Tapi, mesin edisi kartu itu nampaknya selalu menolak kartu Jane.

Emily pun tertawa melihat ini, "Kita pergi nanti saja, kita lihat sinetron ikan terbang ini dulu sebentar," ujarnya kepada Khansa.

"Nona kartu ini tidak bisa dipakai," ujar petugas toko.

"Apa maksudmu?" tanya Jane.

"Kemungkinan kartu ini telah diblokir," jelas petugas toko.

“Diblokir ... tidak mungkin," gumam pelan Jane.

Segera saja Jane menghubungi Fauzan. Di perusahaan obat Isvara, dia nampak sedang panik karena tiba-tiba saja vendor rekanan baik supplier bahan baku ataupun pembeli semuanya mengundurkan diri.

Perusahaan sebagian besar sahamnya sudah dikuasai oleh Leon, jadi dia sangat bisa jika ingin membangkrutkan dan akan memulai lagi dari awal nanti.

Setelah semua menyatakan mundur, maka Fauzan langsung saja membekukan semua kartu-kartu kreditnya.

Sambungan ponsel Jane pun terjawab, tapi langsung saja mendapatkan hardik marah dari Fauzan, "Jangan ganggu aku ketika di hari kerja!"

"Mengapa kartunya diblokir?" tanya Jane.

Fauzan enggan menjawab, dan malah mematikan sambungan ponsel Jane lalu memblockir nomor Jane.

"Halo ... halo ..." panggil Jane di ponselnya. Emily pun maju ke kasir, "Aku menginginkan yang ini, dan langsung saja dibungkus dengan kertas kado."

Emily mengeluarkan kartunya, lalu menggeseknya. mengambil kalung yang telah dibungkus indah, lalu pergi dengan senyum kemenangan.

"ha ha ha, dia pantas mendapatkan malu seperti itu," ujar Emily.

Di kediaman Kawindra, tidak banyak lampu yang menyala meski hari sudah sore menjelang malam, "Mama mertuamu ini sungguh antik," ujar Khansa.

"Hush ... pelankan suaramu," ujar Emily.

Mereka berdua duduk menunggu di ruang tamu, menunggu agak lama barulah Nyonya Kawindra keluar dengan wajah arogan sombong yang diliputi oleh kemarahan.

Emily langsung saja berdiri, "Ibu selamat ulang tahun," ujarnya seraya memberikan kado yang tadi baru saja dia beli.

"Aku tidak membutuhkan kado darimu!" ujarnya sembari menepis kado itu hingga terjatuh ke lantai.

Emily terkejut, dia menahan air matanya agar tidak terjatuh dari matanya. Khansa pun maju melindungi sahabatnya ini, "Nyonya bisa tidak agar sedikit tidak keterlaluan!"

"Aku tidak menerima kau di sini, silahkan pergi!" ujar Nyonya Kawindra.

Khansa tidak terima jika Emily direndahkan seperti itu, lalu dengan impulsifnya menarik lengan Emily. baru melangkah, tapi Emliy melepaskan genggaman tangan Khansa.

Emily mendekati Nyonya Kawindra lalu berkata, "Bu cuaca hari ini sedang dingin, jangan lupa memakai pasminah, ujarnya sembari membetulkan selimut di paha Nyonya Kawindra.

"Dan sekali lagi, selamat ulang tahun," ujar Emily dengan suara tercekat.

Begitu keluar, bertepatan dengan kedatangan Rendra, "Ada apa?" tanyanya ketika melihat Emily yang menangis.

"Kau tenangkan saja ibumu, Emily biar ikut aku dulu," jawab Khansa seraya membawanya pergi.

Penutup Bab 158 Novel Romantis Pengantin Pengganti                                             

Bab 158 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 158 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.