Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 156 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 156

Carl menarik Khansa yang terlihat nampak emosi dengan ibu dan anak dari keluarga Isvara ini. Sementara itu, Yenny terdiam, adalah betul jika dia sudah muntah darah berkali-kali.

Loen dan beberapa dokter masuk ke ruangan rawat Yenny, langkahnya langsung terhenti ketika melihat carl memegang tangan Khansa. Dengan cepat Leon memutuskan genggaman tangan Carl dan berdiri di tengah di antara mereka.

Leon mengeluarkan suara magnetisnya dan berkata, "Katakan hasil pemeriksaannya!"

"Yang ada di tubuhnya bukanlah racun,"jelas salah satu dokter itu.

Carl pun bersuara, “Ini bukan racun, tapi virus.”

“Iya ... ini adalah virus,” ujar dokter itu seraya memandangi Carl.

Merasa semua tengah memandanginya maka cari berkata lagi, “Bukankah fungsi organ di tubuhnya sudah banyak yang rusak?” tanya balik Carl kepada para doker.

"Iya ..” jawab mereka dengan masih merasa terheran.

Maharani pun bertanya dengan gemetaran, “Virus ... virus apa maksud kalian!"

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

“Ini masih belum kita ketahui, yang kami tahu banyak lendir yang telah menutupi organ-organ penting seperti paru-paru, ginjal dan jantung," ujar mereka.

“Nampaknya Virus ini bisa hidup dan berkembang biak dengan cara mengkonsumsi organ-organ tersebut," jelas para dokter tersebut.

“jadi itu adalah parasit hidup yang sedang memakan semua organ-organ tubuhnya secara perlahan?" tanya dan analisa Khansa.

“Sepertinya begitu,” jawab salah satu dokter dengan tidak yakin.

Mendengar penjelasan para dokter tersebut, Carl berkata lagi, “Aku pamit lebih dulu ada hal yang harus aku urus.”

Carl langsung saja bergegas meninggalkan rumah sakit, megeluarkan ponselnya dan menekan sebuah nomor yang selama

ini tidak pernah dia hubungi, “Mom,” panggilnya.

Hati Professor Lexa berdegup kencang menerima panggilan telpon dari Carl, “Carl ... akhirnya kau mau menghubungiku.”

“Mom ... aku ingin bertemu!" pinta Carl.

“Iya ... iya tentu saja,” jawab Pofessor Lexa.

“Berikan lokasinya?" pinta Carl.

Tanpa pikir panjang, langsung saja Professor Lexa memberikan lokasinya kepada Carl, Ketika melihatnya Carl menaikan satu alisnya, mereka ada di satu kota. Carl Bersama dengan asistennya langsung saja melajukan mobilnya menuju lokasi yang baru saja di dapat.

Jika bukan karena Carl, maka Professor Lexa tidak akan pernah mau memberi tahukan lokasi dia saat ini. Carl adalah satu-satunya darah daging yang dia miliki, hubungan mereka selama ini tidak baik. Mereka tidak bertemu selama belasan tahun. Carl masih belum bisa memaafkan Professor Lexa, karena waktu itu memasukan Leon ke dalam rumah sakit jiwa.

Di kamar rawat inap Yenny, aura tegang masih terasa. Leon bersedekap sembari berkata, “Setelah ini Nyonya Sebastian tidak ada kaitannya lagi dengan keluarga Isvara.”

“Hidup dan mati keluarga kalian sudah tidak akan ada hubungannya lagi dengan istriku,” tegas Leon sembari menarik Khansa keluar dari kamar rawat inap itu.

Leon mengambil ponselnya dari saku dan membaca pesan teks dari Gery yang mengatakan jika saat ini dia sedang mengikuti kemana Carl pergi.

“berhati-hatilah,” balas isi pesan teks Leon.

Khansa menghentikan langkahnya dan berkata, “Apa kakek akan membenciku jika aku tidak menolongnya?”

Leon merangkulkan kedua tangannya di pinggung ramping Khansa lalu memeluknya dan berkata, “Kakek Isvara adalah orang yang adil, dia pasti memahami tindakanmu."

Khansa memasukan dirinya semakin dalam ke pelukan Leon, mendengarkan irama detak jantung suaminya itu terasa menenangkan hatinya. Leon mengecup puncak kepala Khansa, "Ayo, kita pulang,”.

Dalam perjalanan pulang, Leon menebak jika Carl pasti pergi menemui Professor Lexa. Karena hanya Carl yang bisa membuatnya memberikan lokasinya dengan mudah. Carl pun sampai di Villa di sebuah desa yang agak jauh dari perkotaan.

Berkendara beberapa jam, membuat punggung carl sedikit kaku-kaku. Dia pun turun dan sedikit melakukan peregangan otot. Dia menoleh kepada asistenya dan berkata, “Tunggu di sini.”

Carl pun segera masuk ke dalam Villa itu, sementara Gery langsung memberikan lokasi Professor Lexa kepada tuannya. Leon membaca peta lokasi yang baru saja Gery kirimkan lalu dia meletakan ponselnya di atas meja, bersandar di kursinya dan memejamkan matanya. Saatnya menemui ibu tirinya itu, menghadapi luka lama dan yang pasti meminta kembali jurnal medis yang sudah dikuasainya.

Di Villa , Professor Lexa menunggu kedatangan Carl dengan hati cemas, begitu melihat Carl berdiri di depan pintu Villa, dengan impusifnya professor Lexa langsung saja berlari kecil dan memelukinya,.

“Carl ... Carl ..” panggilnya dengan suara haru.

Carl melepaskan rangkulan tangan professor Lexa, “Mom ... aku merasa tidak nyaman. Jangan seperti ini.”

“Ah iya, maafkan!" ujarnya.

Professor Lexa langsung saja menarik Carl ke meja makan, “Lihatlah apa yang Mom masakan untukmu".

Carl memandangi piring-piring yang berisi makanan itu, lalu Carl berkata, "Apa Mom yang membuatnya sendiri?”

“Tentu saja, ini khusus di buat untukmu," jawab Professor Lexa.

“Duduklah dulu, makan. Baru kita bicara,!” ujarnya lagi.

Carl pun dengan patuh makan masakan itu, dia terdiam sejenak dan merasa jika rasa masakan ini masih sama dengan masa waktu dia kecil dulu. Professor Lexa merasa senang karena melihat carl makan dengan begitu lahapnya.

Setelahnya Carl berkata, "Mom, tidak bisakah menghentikan apa yang sedang Mom lakukan!”

Mendengar permintaa putranya itu, Professor Lexa pun langsung berdiri. Kedua matanya memerah menatap kearah carl, terdiam sejenak lalu berkata, “Tidak bisa.”

“Mom, harus berapa banyak lagi baru bisa berhenti?” tanya Carl.

“Kau ... kau tidak mengerti ...” ujar Professor Lexa terbata.

“Ini semua demi kebaikan kalian ...” ujarnya lagi.

“Kebaikan kami? Kebaikan siapa? Apa ada yang mengancam kita?" tanya Carl dengan bertubi-tubi sambil menguncang-guncang tubuh Professor Lexa.

Dengan cepat Professor Lexa menepis tangan Carl, “Kau tidak mengerti ... Jika sudah selesai makan maka pergilah," ujarnya.

Carl tiba-tiba berlutut dan berkata, “Mom aku mohon jangan sakiti siapapun lagi!”

Professor Lexa menahan air matanya agar tidak terjatuh, mengambil napas dalam-dalam lalu berkata lagi dengan nada dingin, “Pergilah.”

Carl ditinggalkan sendiri dalam keadaan berlutut. Namun, itu tidak bisa menggoyahkan keputusan Professor Lexa. Di luar Gery masih memperhatikan, melihat Carl keluar dari rumah dengan wajah yang nampak marah, semakin membuat Gery bingung.

'Bugh' carl masuk dengan menutup pintu mobilnya dengan kencang, “Cari keberadaanku papaku!" perintahnya kepada asistennya.

Setelah hari ini, carl sangat merasa yakin jika Ibunya itu sedang berada dalam ancaman, dia berpikir jika ti'ndakannya selama ini hanya untuk melindungi dirinya dan Leon. Meski dengan cara menyakitkan, cara yang membuat dia dibenci semua orang.

Carl tidak berencana kembali ke rumah Kakak tirinya itu, agar lebih leluasa bergerak menyelidiki semuanya tanpa gangguan dan rasa sungkan jika berada di tempat orang lain,.

Penutup Bab 156 Novel Romantis Pengantin Pengganti                                             

Bab 156 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 156 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.