Bab 148 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah
dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 148
Leon mengambil jurnal itu dari tangan
Khansa, melemparnya ke meja dan menarik tubuh Khansa masuk ke dalam pelukannya.
Leon memeluknya dengan erat, seakaan sedang melepaskan ribuan rindu yang selama
ini menggelayut di dalam hatinya.
"Kau adalah pengantinku, kau
pengantinku?" bisik Leon berulang di daun telinga Khansa.
"Ei ... kau ini kenapa?" tanya
Khansa heran.
Leon memegang belakang kepala Khansa, lalu
mulai menciuminya dengan serakah sambil berkata, "Meneruskan yang tadi
tertunda, jawabnya sambil merebahkan tubuh Khansa di sofa dan menekannya.
Dengan reflek Khansa langsung mengalungkan kedua tangannya ke leher Leon.
Sementara Leon sudah mengangkat Satu paha Khansa keatas.
Di Lobi Apartemen Rendra, nampak Emily
sedang memberi pesan yang banyak untuk Gerry, "Jangan lupa nanti mampir ke
apotik dulu, beli obat-obatan untuk Kak Wan, dan juga setelahnya beli roti
untuk Kak Wan sarapan pagi."
Rendra menarik lengan Emily, jika masih saja
memesan ini dan itu, maka mereka tidak akan pulang-pulang. melihat jika
istrinya ini berdiri dengan masih bertelanjang kaki, maka Rendra langsung saja
meggendong Emily ala-ala gendongan pengantin baru.
"Ei ... Ini aku belum selesai
bicara," protes Emily sembari merangkulkan lengannya ke leher Rendra.
Rendra menempelkan kartu aksesnya ke lift
yang akan langsung membawa mereka masuk ke dalam apartemen mereka, dia
mendudukan Emily di sofa, "Diam!' perintahnya.
Rendra mengambil sebaskom air hangat dan
handuk kecil. Dia bersimpuh di depan Emily dan mulai mengelap kaki istrinya
itu, "Kalian sedang bermain apa, mengapa bermain permainan yang
berbahaya?"
"A-ku ... aku hanya sedang membantu
teman baikku saja," jawab pelan Emily.
Rendra menghela napas panjang, meletakan
handuk yang sedang dia pegang lalu setengah berdiri sambil meletakan kedua
tangannya di sandaran Sofa, mengukung tubuh Emily yang sedang duduk.
Dengan suara magnetisnya Rendra berkata,
"Jika demi Khansa aku tidak berkeberatan terluka, maka demi dirimu mati
pun aku tidak berkeberatan. Kau sudah mengaku cinta, maka seumur hidup tidak
bisa kau cabut."
"Paham tidak?" bisik Rendra
seraya mengecupi daun telinga Emily lalu turun ke leher, lalu turun ke tulang
selangkanya.
Rendra bersimpuh lagi di depan Emily,
memegang kedua tangan mungil istrinya itu dan berkata lagi, "Bisa tidak
kau hanya melihat aku saja!?"
"Apa pun yang terjadi, betapa pun
besarnya masalah yang akan kita hadapi, kau cukup percaya aku saja. Tindakan
yang aku ambil itu hanya karena untuk kepentinganmu," jelas Rendra.
Emily mengigit ujung bibirnya lalu berkata,
"Sekalipun tindakan itu akan menyakitiku?"
Rendra langsung saja memeluk Emily,
"Iya sekalipun itu akan menyakitimu, dan hari ini aku meminta maaf atas
semua hal yang menyakitkan itu," jawab Rendra.
"Maukah kau memaafkanku dan mulai
menulis kisah kita yang baru!" pinta Rendra dengan mata sedikit memerah.
Emily melihat ketulusan di dua matanya yang
memerah itu. Dia menapuk wajah suaminya itu, lalu mendekat ke arahnya, dan
mulai mengecupi lembut wajah suaminya itu.
Rendra memejamkan mata, hatinya berguncang
hebat di kecup dengan penuh kelembutan yang dia telah rindukan selama ini,
"Jika begitu aku akan menghadapi ibu," ujar Emily.
Hati Rendra herdentum lebih kencang lagi,
lalu dia pun mengangguk, "Kita sama-sama menghadapi ibu," janji
Rendra.
Rendra pun tersenyum sembari merapihkan
rambut Emily, lalu dia berkata dengan suara magnetisnya itu, "Jadi apakah
sudah bisa ... itu ... kita menghabiskan malam pengantin baru kita yang
tertunda."
"Hissh ... aku terlalu lelah untuk
melakukannya malam ini," jawab Emily sembari memukul bahu Rendra.
Rendra tidak ingin memaksakan maunya, dan
malam ini dia akan membiarkan Emily untuk beristirahat lebih cepat. Sementara
Gery malam ini menjadi asisten Kak Wan sebentar. Membelikan obat, membelikan
makanan dan juga membelilan sandal.
Gery mengantarkan Kak Wan kembali ke hotel,
setelah memastikan dia sudah memasuki kamarnya, maka dirinya pun pergi
meninggalkan hotel.
Keeoskan paginya dua Tuan Muda masih
tertidur dengan memeluk istri mereka masing-masing. Dan mereka terbangun karena
bunyi ponsel mereka, itu adalah panggilan dari asisten pribadi mereka yang
mengatakan tentang laporan yang Tuannya pinta.
Mereka langsung saja membuka e-mail, untuk
membaca laporan yang baru saja di kirimkan. Di kamar Leon, dengan perlahan dia
beranjak turun dari ranjang, sedikit mencium bahu Khansa dan menyelimuti tubuh
polosnya itu.
Leon memakai kimono piyamanya, lalu mulai
membaca laporan yang Gery berikan yang didapatkan dari jaringan king Arthur,
tentang penyerangan semalam.
Itu adalah kumpulan para ilmuwan yang ingin
menemukan sisipan virus yang tercatat di dalan jurnal medis itu. Kumpulan para
ilmuwan yang dinaungi oleh kalangan hitam itu telah lama mengetahui jika salah
satu jurnal medis Gala Quin ada padanya. Namun, tidak bisa berkutik karena
jaringan yang dia miliki.
King Arthur pernah mengirimkan sebuah virus
zombie yang memorak porandakan server penyimpanan semua hasil penelitian salah
satu kelompok yang memaksa dia memberikan jurnal medis itu.
Semenjak itu, tidak ada satu pun yang
berani menyentuh King Arthur.
Dalam laporan itu, tertulis jelas jika
mereka sedang mengembangkan jenis Virus baru, yang dirancang dan disintesis
secara artifisial.
Pada penelitian mereka, para ilmuwan itu
menyuntikan virus jenis baru yang telah diekstrak dan di kembangkan ke tubuh
pasien uji coba untuk melihat siklus evolusinya selama lebih dari setengah
tahun atau enam bulan lamanya.
"Laboratorium Biokimia P2 di Fort
Detrick," gumam Leon ketika membaca berkas itu.
"Virus mahkota baru," bacanya
lagi.
Leon teringat, “bukankah Gala Quin pernah
bekerja juga untuk Laboratoriun Biokimoa P2 di Fort Detrick."
Di sana Gala Guin adalah kepala ahli
virologi yang memodifikasi virus baru melalui pengeditan gen dan juga pemimpin
dalam pengembangan virus.
Yang lebih mengejutkan lagi di dalam
catatan berkas ini bahwa Gala Quin juga adalah kepala pengembangan klinis dari
obat ajaib yang membuat bubuk ajaib yang didalam satu bahan bisa memiliki
kandungan 40 zat yang bisa mematikan sel-sel kanker dalam tubuh.
Zat-zat itu memiliki fungsi bagi kesehatan,
antara lain sebagai antioksidan, memaksimalkan kerja sistem imun, dan kaya
vitamin A. Zat-zat itu juga disebutkan bisa mematikan sel kanker, memperbaiki
struktur DNA yang rusak, dan mendetoksifikasi senyawa karsinogen yang bisa
membuat gen kanker bermutasi.
"Apakah ini jenis legenda bahwa
peracun akan menyiapkan penawarnya terlebih dahulu ?"
Gala Guin sudah menyiapkan penawarnya dari
pengembangan virus yang dia kembangkan dan malah telah disalahgunakan, dan
kelompok hitam itu tidak menginginkan penawar itu ada. Atau setidaknya penawar
itu seharusnya ada di tangan mereka.
Agar ketika mereka menjual Virus itu, maka
mereka bisa lebih untung besar jika menjual virus berikut penawarnya.
Leon menatap ke jurnal medis yang ada di
atas meja kerjanya itu," Apakah semua penawar virus itu ada di jurnal
medis?'
"Apakah ini pertanda akan dimulainya
perang bakteriologis atau perang kuman. Perang Bilogis semacam ini telah hadir
dalam budaya populer selama lebih dari 100 tahun. Terutama tahun 1960-an dan
70-an, dan terus berlanjut.
Perang biologis, adalah penggunaan racun
biologis atau infeksi seperti bakteri, virus, serangga, dan jamur dengan maksud
untuk membunuh, melukai, atau melumpuhkan manusia, hewan, atau tumbuhan sebagai
tindakan perang.
Senjata biologis dapat digunakan dalam
berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan strategis atau taktis atas musuh,
baik dengan ancaman atau dengan penyebaran yang sebenarnya. Dan mungkin
ditargetkan terhadap satu individu, sekelompok orang, atau bahkan seluruh
populasi.
Mereka dapat dikembangkan, diperoleh,
ditimbun atau disebarkan oleh negara-negara bangsa atau oleh kelompok-kelompok
non-nasional. Atau juga ada beberapa negara-bangsa yang menggunakannya secara
sembunyi-sembunyi, jika seperti ini maka itu dapat dianggap sebagai
biot*rorisme.
Leon menutup file yang dia baca seraya
merinding memikirkan, kejeniusan Ayah Mertuanya itu, "Pantas saja
pengantin kecilku ini begitu pintar, Gen Papa mertuaku yang hebat itu mengalir
di setiap aliran darahnya." puji Leon kepada Khansa.
Penutup
Bab 148 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 148 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 148 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.