Bab 144 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah
dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 144
Lift itu bergerak turun ke bawah tanah,
lampunya sebentar meredup sebentar menyala. Kak Wan dan Emily saling merangkul.
Hanya Khansa yang nampak tenang, tangannya sudah memegang jarum emas.
Berjaga-jaga jika keadaan berubah menjadi di luar kendalinya.
Khansa berpikir, kelompok ini menilai
segala seuatu dengan uang, jadi akan memperlakukan kliennya dengan ramah dan
baik. Bocah kecil yang mengantarkan mereka pun membukan pintu lift. lalu
membawa ketiganya melalui jalan koridor yang hanya dipasangi sedikit lampu, dan
itu pun terlihat redup tidak jelas.
"Silahkan menunggu di sini," ujar
bocah itu.
Bocah itu masuk ke dalam ruangan, Emily
langsung saja menarik Khansa untuk duduk, “Ini kau mau menemui siapa?"
"Mengapa tempat ini menyeramkan
sekali," ujar Emily ketakutan.
"Sst ... diamlah!" perintah
Khansa.
Terdengar suara pintu terbuka, bocah tadi
keluar dan berkata, "Hanya satu orang saja," ujarnya.
Mendengar itu, Khansa pun maju. Itu artinya
dia yang akan menemui King Arthur. Dia pun melangkah masuk sendiri. Di dalam,
terlihat sebuah kursi besar bergaya klasik Eropa. Dia hanya bisa melihat
setengah wajah dari pria yang sedang duduk di hadapannya itu.
"Halo Nona," sapa pria yang
dipanggil King Arthur tersebut.
Khansa mengangguk dan tersenyum, lalu King
Arthur betkata lagi, "Informasi apa yang ingin kau ketahui?"
Khansa menyebutkan tentang bubuk kristal
yang baru saja dia baca sebelumnya. Ketika mendengar pertanyaan itu, King
Arthur langsung saja berdiri.
"Nona Kecil, kau sungguh memiliki
nyali," puji King Arthur kepada Khansa.
“Informasi ini sangat mahal," jelas
King Arthur.
"Katakan berapa harganya?" jawab
Khansa. King Arthur memberikan harga nilai informasi tersebut, yang jika di
rupiahkan menjadi sebesar 5 Milyar rupiah.
"Aku akan membayarmu!" jawab
tenang Khansa sembari mengeluarkan kartu black cardnya.
Kartu mewah ini diketahui sebagai kartu
kredit tanpa limit dimana penggunanya bebas mengeluarkan biaya sebanyak apapun
dan memasukkannya ke tagihan kreditnya. Meski begitu bank yang mengeluarkan
kartu tersebut tidak akan sembarangan memilih nasabah pemegang kartu ini.
Bank akan memilih sendiri pemilik black
card tersebut. Dimana bank tersebut juga sudah memastikan bahwa orang yang
diundangnya mampu melunasi seluruh tagihan dalam waktu satu bulan saja.
King Arthur tentu sangat paham dengan
kegunaan mewah kartu yang sedang di pegang Khansa itu, dia pun berkata,
"Vika begitu Nona, silahkan gesek kartunya."
Bocah kecil tadi pun mengeluarkan mesin
edisi untuk mendebet 5 Milyar dari kartu Khansa. Transaksi pun berhasil, King
Arthur tersenyum puas. Sementara itu di Apartemen Rendra, gantian Leon yang
mengernyitkan alisnya, 'Lima Milyar' ujarnya dalam hati.
Rendra melihat wajah Leon yang tengah
keheranan, dia pun mengintip pesan teks di ponsel Leon, lalu gantian berkata,
"Sama istri sendiri jangan pelit."
Leon mengernyitkan alisnya dan melemparkan
ponselnya ke meja, sambil berkata "Bahkan jika dia mau lebih dari itu, aku
sama sekali tidak berkeberatan," ujarnya ringan dengan nada sedikit
arogan.
"Hissh ..." ujar Rendra sedikit
mentertawainya.
Di bawah tanah tempat King Arthur, khansa
semakin tidak sabaran untuk mengetahui tentang informasi yang ingin dia tahu.
"Nona, bubuk kristal itu adalah bubuk berbahaya. yang seharusnya tidak ada
di muka bumi ini," cerita King Arthur.
"Bubuk itu di ciptakan oleh salah satu
ahli virus berkebangsaan Indonesia, pada awalnya itu akan digunakan untuk
menjadi anti vaksin untuk membunuh jenis-jenis virus yang membahayakan siklus
kehidupan semua jenis mahluk hidup," cerita King Arthur.
"Tapi dalam dunia ini ada hitam dan
putih. Dua kekuatan ini selalu saling berbenturan, bermusuhan. Dan dalam
realitanya yang hitam selalu menang," jelas King Arthur.
"Yang aku dengar penelitian itu
disalahgunakan, dan sampai saat ini mereka masih ingin menyempurnakan cara
bekerja bubuk kristal ini di tubuh manusia. Tapi untuk tujuan yang salah"
ujarnya lagi.
"Menyempurnakan, itu berarti ada uji
klinis yang sedang berjalan?" analisa Khansa.
"Ya tentu saja, penelitian itu terdiri
dari uji klinis fase pertama sampai dengan keempat," jawab King Arthur.
"Saat ini penelitian itu ada di fase
berapa?"
"Yang pasti uji klinis fase satu sudah
terlewati dengan baik waktu itu," jawab King Arthur.
Uji klinis fase satu waktu itu memakan
waktu selama dua bulan dan melibatkan sejumlah kecil peserta, biasanya 20
hingga 100 orang sehat sukarelawan atau orang-orang dengan kondisi yang dapat
diobati.
Para peneliti memberi para peserta sejumlah
dosis obat untuk membantu menentukan dosis. Para peneliti itu memantau ginjal,
hati, hormon dan fungsi jantung untuk mencari dampak buruk pada sukarelawan
manusia.
"Dalam peneltian waktu itu, Baik
subjek maupun dokter tidak tahu siapa menerima perawatan yang mana, jelas King
Arthur.
"Obat-obatan yang lolos uji coba fase
satu dapat dianggap aman, tapi apakah obat itu berfungsi atau tidak masih harus
diselidiki," cerita King Arthur lagi.
"Setelah di rasa cukup aman, mereka
pun berjalan kepada uji coba fase dua, peneliti memberikan obat pada ratusan
subjek dan mengawasi keamanan melalui pengujian rutin, jelas King Arthur.
"Untuk mengukur efektivitas, peneliti
melihat respons klinis seperti lama penyakit, tingkat keparahan penyakit atau
tingkat kelangsungan hidup, apakah seperti itu?" tanya Khansa kepada King
Arthur.
"Ya bahkan pengukuran langsung dari
suatu penyakit seperti jumlah virus dalam tubuh seseorang juga dipantau,"
jawab King Arthur.
"Tapi tiba-tiba saja penelitian itu
terhenti, Karena tima ahli yang ada di dalam team inti menghilang begitu saja ,
dan kabar yang terakhir aku dengar dua orang ahli dari tim inti itu telah
meninggal."
"Itu artinya tinggal fase ketiga dan
keempat?" tanya dan asumsi Khansa.
"Ya,” jawab jelas King Arthur.
"Dan satu lagi, Mereka mencari sebuah
jurnal medis yang sepertinya itu adalah kunci kesuksesan untuk penelitian
ini,"
"Semua ada tiga jurnal, dan itu
terpisah-pisah," jelas King Arthur lagi.
"Tiga jurnal?"
"Apa kau tahu dimana ketiga jurnal
itu?" tanya Khansa penasaran.
"Yang aku tahu, itu dibawa ke
Indonesia," jawab King Atthur.
"Indonesia” ujar Khansa dalam hati.
King Arthur bertepuk tangan sembari
berkata, "Baiklah Nona waktumu telah habis, aku harus bersiap untuk klien
selanjutnya."
Merasa jika sudah cukup mendapatkan
informasi, maka Khansa pun berdiri, teringat tentang kematian Ibu mertuanya,
dia berbalik dan berkata, "Aku masih ada satu pertanyaan.”
“Katakan?" jawab King Arthur.
"Apakah Amira Sebastian mati karena
bunuh diri?" tanya Khansa penasaran.
"Tidak, dia mati karena dibunuh,"
jawab King Arthur yakin.
"Jika begitu, terima kasih atas waktu
dan informasinya,” Khansa pun membuka gagang pintu. di luar dia mencoba
mengatur napasnya, menahan marah. Kali ini bukan musuh seperti Maharani atau
pun Yenny dan Jihan. Khansa merasa sedang melawan sebuah konspirasi besar.
Kak Wan dan Emily segera menghampiri
Khansa, "Apa yang terjadi? Apakah kita bisa pergi dari sini?"
Penutup
Bab 144 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 144 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 144 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.