Bab 137 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah
dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 137
Leon memiringkan tubuhnya, semalaman dia
terjaga menahan diri agar tidak melahap wanita mungil yang sedang dia peluk
sekarang. Semalam Leon sudah benar-benar menghabisi Khansa.
Leon tersenyum bahagia melihat banyak jejak
tanda merah di tubuh khansa, itu adalah hasil karya terindahnya, "Masih
belum bangun?" bisik leon di daun telinga Khansa, kemudian mengecupi
dengan lembut.
"Emm ..." jawab Khansa sedikit
malas. Tiba-tiba Khansa membuka matanya lebar-lebar Khansa langsung saja
berbalik melihat wajah suaminya itu, lalu berkata, "Aku akan mandi
dulu."
Khansa mengecup hidung mancung Leon, lalu
bangkit berdiri . Membungkus tubuhnya dengan selimut. Khansa berdiri dengan
perlahan, berjalan kearah kamar mandi.
Di dalam, Khansa membuka selimutnya lalu
memandangi jejak yang semalam Leon tinggalkan di hampir seluruh bagian tubuhnya
itu.
“Mengapa dia suka sekali mengunyahku,"
ujar Khansa sambil menghela napas.
"Mengunyahku sampai sakit,” ujar
Khansa lagi.
Leon berbaring terlentang, memandangi
langit-langit hotel tempat dia menginap ini. Leon mengambil ponsel diatas nakas
lalu mengirimkan pesan kepada Gery. Dia meminta agar Gery mengatur investasinya
terhadap kamar hotel ini, kamar malam pertama mereka. Leon berniat membeli
kamar hotel ini, Jika yang lain membeli kamar hotel untu berinvestasi dengan
tujuan disewakan kembali. Maka Leon membeli satu kamar suite ini karena tidak
ingin ada orang lain yang menyewa kamar ini setelah kepergian mereka nanti.
Saat ini, investasi dengan membeli kamar
yang ditawarkan oleh menajemen hotel cukup menarik dan diburu pengusaha yang
memiliki modal cukup besar, jika bukan karena malam pertama mereka terjadi di
kamar suite hotel ini, maka Leon tidak akan pernah tertarik untuk
menggolontorkan dana besar hanya untuk berinvestasi di sebuah hotel.
Selesai memberi instruksi, Leon pun segera
bangkit dari ranjang. Menyibak selimutnya dan terpaku sesaat ketika melihat ada
noda darah di seprei mereka. Leon tersenyum sambil menaikan satu alisnya lagi,
lalu berkata , "Aku akan menyimpan ini sebagai kenangan malam pertama
kami.”
Mendengar suara air mulai mengalir, Leon
pun segera pergi masuk ke kamar mandi. Dengan perlahan dia membuka pintu lalu
melangkah kearah Khansa. Tanpa memberikan Khansa kesempatan untuk mengelak,
langsung saja kedua lengan besar Leon telah melingkar di pinggang ramping
istrinya itu.
“Astaga,” ujar Khansa terkejut.
“Aku temani mandi, hemat air” ujar Leon.
“Hemat air apanya!” jawab Khansa sembari
menyikut perut Leon.
“Eh ini bagus untuk bumi Iho, kalu kita mau
berhemat air” jawab Leon sambil tertawa kecil.
“Haissh ..." gerutu Khansa.
“Jika diam maka ini tidak akan memakan
waktu lama, jika melawan maka ini bisa sampai dua jam,” bisik Leon menggodai
landak kecilnya itu.
“Apa dua jam ... dia mau membuatku tidak
bisa berjalankah?” pikir Khansa.
Khansa lalu membalikan tubuhnya menghadap
leon, dia merangkulkan kedua tangannya ke leher Leon. Air yang mengalir dari
shower telah membasahi tubuh keduanya, sesaat keduanya terdiam saling menatapi.
Ingatan mereka kembali melayang ke adegan
semalam, Yang satu tidak ingin behenti, yang satu mati-matian menahan sakit
tanpa bersuara.
Leon membelai lembut pipi Khansa yang mulai
merona merah, lalu menundukan wajahnya dan mulai menciumi lembut wajah Khansa
mulai dari kening, turun ke hidung lalu turun ke bibirnya dan mulai mentautkan
bibirnya dalam-dalam, dia sangat menyukai aroma wangi mulut landak kecilnya
ini.
Tidak puas hanya dengan mencium, leon
menarik pinggul ramping istrinya itu agar lebih mendekat ketubuhnya. Dia pun
membawa Khansa masuk ke dalam Bath up, tangan satu memegang tubuh Khansa
satunya lagi membuka kran air.
“pelan-pelan!” pinta Khansa yang sudah
kehabisan tenaga dari semalam.
Leon mengangguk, air mulai memenuhi Bath
up. Air di dalam Bath up menjadi bergelombang seiring dengan gerakan naik turun
dari Leon, sekali lagi Leon menguasai tubuh Khansa dengan indah dan gagah,
Sementara Khansa hanya bisa merangkulkan kedua tangannya di leher Leon.
Sambil menciumi bahu lembut khansa, Leon
pun sekali lagi merasakan puncak nikmat yang sudah membuat dia mencandu pada
landak kecilnya ini.
Setelah selesai bercinta, Leon berdiri
mengambil handuk dan melilitkan di pinggang kuatnya, lalu mengambil handurk
besar, mengangkat tubuh Khansa dan membawanya duduk di sofa besar di kamar
mereka.
Khansa duduk di pangkuan Loen, dengan
lembut leon mengeringkan rambut Khansa, “Apa kau tidak bekerja?" tanya
istrinya itu.
“Menemani istri bukannya terhitung kerja
juga bukan?"jawab ringan Leon.
“Ish ...” ujar Khansa memukul bahu Leon.
“Akan berapa lama di sini?” tanya Khansa.
“Akan aku usahakan cepat,” jawab Leon.
Mengingat misinya, maka Khansa mulai
berlaku manja lagi kepada Leon, “Tuan Sebastian,” panggilnya dengan suara
lembut menggoda.
“kenapa? Apa ada sesutu yang kau inginkan?”
tanya Leon.
“tentu saja ada,” jawab luga Khansa.
"Apakah aku boleh mengajukan sebuah
permintaan!"
“Apa itu?" tanya Leon.
"Janji kau akan mengabulkan,"
jawab Khansa.
Merasa sedang senang, Leon pun menjawab,
Apapun yang kau pinta, maka aku akan mengabulkan."
"Nah, kau sendiri yang bilang
ya," ujar Khansa senang.
"Katakanlah!" ujar Leon.
“Aku ingin masuk di Oracle!” pinta Khansa
lagi.
Khansa sedikit mengecupi dada Leon, lalu
bersuara manja, "Ijinkan aku ke Oracle Farmasi ya!"
Leon langsung saja menaikan satu alisnya,
karena kenikmatan semalam dan yang baru saja terjadi tadi, dia sampai melupakan
perdebatan tentang hal yang ini. Leon menapuk dagu Khansa agar menatap ke
wajahnya, lalu berkata” Mengapa kau keras kepala sekali.”
"Tapi suka kan?" jawab khansa
dengan nada manja menggoda lagi.
“Oh Ya Tuhan ...” pikir Leon yang merasa
jika wanita yang sedang dipelukannya ini benar-benar sudah membuatnya meleleh.
“Oh Ayolah, kau baru saja berjanji akan
mengabulkan apa pun yang kupinta," Khansa mengingatkan Leon.
“Baik, tapi jika aku melihat akan ada
sesuatu yang membahayakanmu maka aku akan segera menarikmu keluar, janji Leon.
Masuk ke Oracle farmasi bukan hanya sekedar
berkunjung saja. Tapi, Khansa ingin masuk ke Oracle dengan identitas sebagai
pekerja baru. Hanya dengan satu panggilan telpon dari Leon, maka Tuan Smith
menyiapkan semuanya untuk Khansa agar bisa segera masuk menjadi pegawai di
Oracle Farmasi.
Hari ini Leon dan lainnya akan sarapan
bersama di Restoran hotel, Rendra melihat jejak wajah yang tak biasanya yang
bergelayut di wajah Leon, “ Kau nampak terlihat senang?" tanyanya
menyelidik.
“Biasa saja, hanya saja cuaca hari ini
terlihat sangat cerah,” jawab sembarang Leon.
Rendra langsung melirik ke jendela
Restoran, “Apanya yang cerah, diluar sana jelas-jelas sedang hujan,” pikir
Rendra.
Khansa memakai kerah tinggi untuk menutupi
jejak-jejak merah yang telah dibuat oleh Leon. Sementara itu Emily menggodai
Khansa dalam samar.
Penutup
Bab 137 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 137 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 137 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.