Bab 134 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah
dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 134
Leon juga berencana membelikan satu berlian
terbaik untuk Khansa. Leon berpiklir jika Khansanya ini layaknya seperti
berlian yang memiliki arti simbol kekuatan, kesetiaan, kemurnian, dan
keseimbangan.
Berlian terbentuk lebih dari 3 milyar juta
tahun lalu di dalam kerak Bumi. Pada lapisan tertentu, panas dan tekanan
tertentu menyebabkan atom karbon mengkristal dan membentuk berlian. Jadi bisa
dikatakan sebuah berlian itu adalah batu yang langka, Dan Leon merasa jika
landak kecilnya itu juga adalah wanita yang langka.
Berlian bisa ditemukan di kedalaman 150
sampa 200 kilometer di bawah permukaan Bumi di zona subduksi, zona wilayah
kerak bumi di mana terdapat pada batas dua lempeng tektonik.
Dua tuan muda tersebut masuk ke dalam toko
berlian yang telah mereka pilih, dan dengan cepat memutuskan membeli yang
menurut mereka cocok dengan kepribadian istri mereka masing-masing.
Leon memilih Blue Moon Diamond, Berlian
yang termasuk langka yang bisa ditemukan di masa kini. Berlian ini berwarna
biru tua dan sangat berkilau, berlian yang biasa disebut 'Blue Moon Diamond '
ini ditemukan di pertambangan Cullinan, Pretoria, Afrika Selatan.
Meski harganya selangit namun, Leon merasa
ini sangat sepadan dengan landak kecilnya. Karena batu berlian ini benar-benar
mewakili karakter Khansa. Hari ini selain berbelanja, Leon juga ada menemani
Rendra yang sedikit mengurus pekerjaan bisnisnya di Los Angeles ini.
“Berpergian bisnis bersamamu, aku jadi bisa
menghemat banyak," ujar Rendra seraya mengedipkan matanya.
“Gery akan mengirimkan tagihannya
nanti," ujar Leon.
“Tagihan apa?" tanya Rendra.
“Tentu saja, tagihan perjalanan
bisnismu," jawab ringan Leon.
“Apa?" tanya Rendra bingung.
“Aku ini sangat perhitungan, jawab santai
Leon.
“Haissh ... pelit dan perhitungan itu
sangat tipis kawan, protes Rendra.
Leon hanya memberikan wajah datar acuh tak
acuh, yang dia tahu Rendra harus menderita seperti dia saat ini, karena jadi
harus berjauhan lama dengan landak kecilnya disebabkan tindakan impulsifnya
kemarin.
Mereka Kembali ke hotel di malam hari,
setelah makan malam Leon Kembali lebih dulu ke kamar. Sementara, Rendra pegi
keluar lagi, karena masih ada sesuatu yang dibeli. Rendra pergi berdua dengan
Gery, dan dia hanya tinggal seorang diri di kamar.
Mereka berdua pergi agak lama, dan begitu
kembali mereka langsung tercengang, terkejut karena melihat kamar yang tadi
rapih tiba-tiba berantakan di sana sini. Gery langsung saja melempar tas
belanja yang sedang dia pegang, lalu berlari ke kamar Tuannya.
Dalam hati Gery menebak jika saat ini pasti
sakit tuannya itu tengah kambuh, dan kali ini nampak sangat parah karena
melihat kacaunya keadaan kamar hotel mereka. Rendra pun sama segera melempar
tas yang dia pegang, dan mengikuti langkah Gery. Baru saja masuk wajah Gery
langsung saja kena pukulan hebat yang membuatnya sampai jatuh tersungkur.
Rendra segera keluar dari kamar itu,
mengeluarkan ponselnya dan mengnhubungi Khansa. Rendra teringat tadi sebelumnya
Gery bercerita jika semenjak menikah dengan Nyonya Mudanya, maka penyakit
tuannya sudah jauh menjadi lebih baik. Di tambah jika istri kawan baiknya ini
jenius dalam dunia medis. Khansa langsung menjawab panggilan telpon dari
Rendra.
“Ada apa?"
“Suamimu ... jawab Rendra dengan panik.
“Ada apa dengannya?" tanya Khansa
sambil menaikan satu alisnya.
“ Sepertinya kambuh, apa yang harus aku
lakukan?” jawab Rendra.
“Carilah kotak kecil berwarna hitam, aku
meletakan pil obatnya di kotak itu!" perintah Khansa.
Rendra segera melempar ponselnya di sofa,
lalu kembali masuk ke kamar Leon. Melihat Gery yang sedang kesusahan menangani
amukan Tuannya, Maka Rendra segera mengambil alih, “Kau cari kotak kecil
berwarna hitam, pil obatnya ada di sana!"
Rendra dan Leon bergumul, Leon melayangkan
pukulan ke perut Rendra. Sedikit membuat Rendra tersungkur. Rendra melawan,
namun terkena pukulan lagi di wajahnya. Tak ingin menjadi karung beras yang
terus di pukuli maka Rendra pun berteriak kepada Gerry.
“Hei! Cepat,” pekiknya.
“ketemu!” ujar Gery lalu segera
melemparkannya kearah Rendra.
Dengan lihainya Rendra menangkap kotak obat
yang terbuat dari kayu itu, Rendra membukanya lalu segera saja menerjang
kembali ke arah Leon. Mereka berdua saling pukul lagi. Namun, kekuatan leon
sangat besar sehingga membuat Rendra kepayahan. Wajah Rendra nampak sudah
menjadi babak belur.
Rendra tidak menyerah, dan berhasil
menjatuhkan tubuh Leon, lalu menindihnya dan menarik rahang leon. Dengan cepat
Rendra memasukan pil buatan Khansa ke mulut kaswan baiknya itu.
“Telan!” perintah Rendra sembari tetap
mepiting tubuh Leon.
Obat pun berhasil tertelan, dan Leon pun
mulai tenang. Rendra barulah bisa melepaskan tubuh Leon. Dia berbaring di
lantai sambil menahan sakit di wajahnya. Gery pun sama duduk bersandar sambil
mengelap darah yang keluar dari ujung bibirnya.
Ingatan kelam yang ada pada diri Leon,
telah memicu sakitnya untuk kambuh menjadi dua kali lipat dasyhatnya. Kematian
ibunya terjadi di gedung Oracle Farmasi.
Namun, karena area Oracle terbilang
ekslusif, kasus tentang ibunya itu menguap begitu saja.
Di Oracle bahkan tidak di perbolehkan
mengambil foto, meksi itu jika hanya ingin mengambil foto tulisan Oracle yang
menempel di dinding. Setelah merasa lebih baik dan melihat Leon tertidur dengan
nyenyaknya di lantai, Rendra pun bangkit berdiri.
Rendra mencari kotak P3k, lalu melihat
ponselnya di sofa berdering, melihat nama khansa yang ada di layar ponsel
dengan segera Rendra menjawab sambungan viceo call itu, “Halo,” jawabnya dengan
suara merintih menahan sakit di seluruh tubuh dan wajah.
“Astaga!” ujar Khansa yang terkejut melihat
wajah Rendra yang berdarah-darah.
“K-kau kenapa?" tanya Khansa.
“Ah
ini ... ini adalah hasil kerajinan tangan dari Direktur Sebastian,” jawab
Rendra sembari tersenyum tapi, sambil menahan sakit dengan satu tangannya.
Emily sedang ada di samping Khansa,
mendengar itu dia ikut merasa khawatir. Khansa kembali bertanya, “Lalu
bagaimana dengan Leon?”
Rendra kembali masuk ke kamar Leon, lalu
memperlihatkan Leon yang sedang tertidur di lantai. Hati Khansa merasa berdesir
melihatnya. Merasa bersalah, karena sedang menjaga Kakek Isvara lalu menangani
masalah Emily, dia jadi melupakam terapi akupuntur suaminya itu.
“Aku akan segera menyusul kalian,” ujarnya
lalu segera memutuskan sambungan telponnya.
“Emily apa kau bisa meminta Kak Wan
mengatur kepergian kita secepatnya ke Los Angeles!" pinta Khansa.
“Kita ...?" Tanya Emily, “Tapi aku
...” ujar Emily lagi.
“Suamiku sedang sakit, dan suamimu sedang
terluka jadi kita harus pergi ke sana, jelas Khansa.
“Cepat hubungi Kak Wan!" pinta Khansa
lagi.
Melihat luka-luka lebam di wajah Rendra,
maka Khansa sudah tidak akan berhitung-hitung lagi dengan Rendra. Dirinya yang
paling paham bagaimana kebrutalan suaminya itu ketika sakitnya kambuh. Karena
itu dalam hati Khansa berterima kasih kepada Rendra.
Penutup
Bab 134 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 134 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 134 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.