Bab 133 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah
dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 133
Dalam pesawat Jet, Leon bertanya meski sambil
serius membolak-balik berkas pekerjaannya, "Darimana kau tahu jika Emily
akan bersedia menikah denganmu?"
"Karena dia mencintaiku, karena itu
aku sangat yakin hati kecilnya tidak akan menolak aku. jika dia menolak maka di
hari kemarin pasti dia akan menyangkal pernikahan ini dan lebih memilih pergi
bersama Abraham, jelas Rendra.
"Bahkan alam bawah sadarnya pun tidak
akan bisa menolak aku," ujar Rendra dengan penuh percaya diri. "Ciih
... dasar narsis," ujar nyinyir Leon.
Rendra menarik berkas di tangan Leon lalu
bertanya, "Katakan ada apa di Los Angeles?"
Leon menatapi Rendra, lalu melirik kepada
Gery. memahami tatapan Tuannya, dia segera memberikan berkas yang dipegangnya.
Rendra membacanya, menatap kearah Leon lalu
kembali membacanya, lalu menatap Leon kembali dan berkata, "Apa ini
benar-benar terjadi?"
"Yap," jawab Leon yang hampir
sama tidak percayanya.
"Pantas saja dia dengan mudah
membuatku KO," pikir Rendra lagi.
"Kejeniusan macam apa yang diwariskan
oleh kedua orang tuanya itu," pikir Rendra dengan bergidik.
"Lalu apa rencanamu?" tanya
Rendra.
"Jelas saja mendatangi Oracle,"
jawab ringan Leon.
"Lalu apa kaitannya dengan aku ?
Mengapa kau membawaku?" tanya Heran Rendra.
"Jaminan, agar landak kecilku tidak
memperpanjang kemarahannya,' jawab ringan Leon lagi.
"Astaga Tuan Muda Sebastian, kau
sengaja membawaku hanya karena takut istrimu terus menerus marah
kepadamu," ujar Rendra meledek.
"Apa kau mau aku lempar keluar dari
pesawat jet ini, ancam Leon.
"Tidak ... tidak berani melawan Tuan
Muda kejam sepertimu," jawab Rendra yang langsung diam menutup mulutnya.
Mereka berdua pun sampai di Los Angeles.
Namun malah sudah merindukan istri masing-masing. Rendra mendekati Leon, lalu
membujuknya "Hei apa tidak merindukan istrimu?"
"Apa urusanmu?" jawab sarkas
Leon.
"Mengapa kau tidak melakukan
Video.Call dengannya," usul Rendra.
Leon mengetahui jika Rendra pasti rindu
dengan Emily, hanya saja panggilan telponnya pasti selalu ditolaknya karena
masih marah kepadanya.
Leon mengeluarkan ponselnya, lalu memulai
panggilan Video Call. Saat ini Khansa sedang memasak di dapur, dan tangannya
sedang penuh dengan tepung terigu, "Emily kau jawab saja," ujarnya.
Emily pun langsung saja menjawab panggilan
dari Leon itu, melihat wajah wanita lain yang menjawab panggilan ponselnya,
Leon langsung berkata, "Astaga."
"Hei, ini aku Iho. kenapa
terkejut," ujar Emily.
Mendengar jika itu adalah suara Emily maka
Rendra langsung saja mengambil ponsel Leon dari tangannya. Rendra langsung
tersenyum melihat wajah Emily. Sementara, ketika melihat wajah Rendra senyum di
wajah Emily langsung menghilang.
"Aku tutup ya," ujar Emily.
Rendra terdiam melihat layar ponsel Leon
yang menggelap. Melihat itu Leon langsung mengambil ponselnya.
"Rasakan," ujar Leon.
"Hish ...'' gumam Rendra.
Leon masuk ke dalam mobil yang akan
mengantar mereka ke hotel. Esok pagi Leon berencana akan pergi ke Oracle.
Leon memegang kartu akses yang tidak akan
pernah bisa dihilangkan pemakaiannya. kartu ini secara khusus memang dirancang
untuk bisa masuk kemana saja di dalam area Oracle Farmasi, dan berlaku
selamanya. sebagai putra dari pendiri Oracle Farmasi maka Leon sangat bisa dan
sangat berhak masuk semaunya.
Di Pagi hari Leon sudah rapih dengan
setelan jasnya yang terlihat sangat rapih, Rendra juga tidak ketinggalan. Leon
memandanginya lalu berkata, "Mau apa?"
"Tentu saja ikut denganmu," jawab
Rendra.
"Sudah membawaku ke sini, lalu mau
meninggalkan aku sendiri di hotel. Hah! yang benar saja," ujarnya.
Leon pun hanya bisa mengusap-usap tengkuk
kepalanya, lalu beranjak meninggalkan hotel. Oracle Farmasi termasuk perusahaan
Farmasi yang berteknologi tinggi.
Untuk masuk kau harus meregistrasi retina
matamu terlebih dahulu sebagai kode sandi untuk membuka pintu, itu artinya
setiap ruangan hanya menyimpan data mata retina yang didaftarkan. dan Hanya
pemilik retina yang terdaftar yang bisa masuk ke ruangan, alias tidak semua
pegawai bisa masuk seenaknya ke ruangan lain. Tapi ini jelas tidak beraku bagi
Leon yang memiliki kartu akses dengan chip Khusus yang bisa mengakses seluruh
Oracle Farmasi.
"Kita sudah sampai Tuan," ujar
Gery.
Rendra merasa terkagum melihat Oracle
Farmasi ini, Leon mengeluarkan kartu aksesnya dan meminta Gery untuk menscannya
di gerbang pintu masuk.
Begitu kartu akses itu ditempelkan, maka
semua Oracle Farmasi beberapa detik semua lampunya berubah menjadi cahaya lampu
hijau. Ketika pintu terbuka maka Gery segera masuk melajukan mobilnya. ketika
pintu gerbang tertutp maka lampulampu di Oracle Farmasi berubah kembali menjadi
normal.
Seketika saja terjadi kehebohan di Oracle
Farmasi karena mereka memahami akan tanda ini, pemilik asli Oracle Farmasi
telah datang. Mereka semua keluar dari ruangan masing-masing untuk melihat si
pemilik asli.
Leon berjalan dengan elegannya, semua
nampak terkejut. ini adalah pertama kalinya lagi lampu di Oracle Farmasi
berubah jadi berwarna hijau setelah kepergian ibu kandungnya Leon.
"Tuan, sapa para jajaran tinggi Oracle
Farmasi seraya menundukan kepala mereka memberi hormat.
"Hemm ...." jawab Leon.
Rendra merasa kagum sekaligus heran,
identitas Leon yang ini benar-benar baru dia ketahui sekarang. Tiba-tiba saja
Rendra merasa menjadi lebih keren, kekeranan yang naik satu tingkat lebih
tinggi karena bisa berteman baik dengan orang sekeren Leon.
"Antar aku ke pimpinan!" perintah
Leon.
Jajaran Staff itu langsung saja berjalan di
depan dan mengantar Leon ke sana. Dirketur Oracle sudah mengira orang yang
memegang kartu akses itu pasti akan datang ke ruangannya. Dia pun telah bersiap
menyambut.
"Tuah Smith," ujar salah satu
staff itu sambil memperkenalkan tamu yang datang.
Tuan Smith menyambut Leon dengan tersenyum,
"Halo Tuan Sebastian," sapa Direktur itu.
Leon langsung saja duduk di sofa, dan tidak
ingin berbasa-basi. Leon langsung mengatakan tujuannya. Leon meminta data-data
yang ingin dia ketahui.
"Tapi Tuan, itu data berpuluh-puluh
tahun lalu" jawab Tuan Smith.
"Aku menginginkannya," jawab Leon
dengan mengeluarkan aura dinginnya.
"Jika begitu akan segera kami
lakukan!" janji Tuan Smith.
"Jika begitu terima kasih," ujar
Leon.
"Serahkan segera kepadaku!"
perintah Leon.
"Baik Tuan," jawab Tuan Smith.
Leon pun segera beranjak pergi, dia ketahui
sekarang. Tiba-tiba saja Rendra merasa menjadi lebih keren, kekeranan yang naik
satu tingkat lebih tinggi karena bisa berteman baik dengan orang sekeren Leon.
"Antar aku ke pimpinan!" perintah
Leon.
Jajaran Staff itu langsung saja berjalan di
depan dan mengantar Leon ke sana. Dirketur Oracle sudah mengira orang yang
memegang kartu akses itu pasti akan datang ke ruangannya. Dia pun telah bersiap
menyambut.
"Tuah Smith," ujar salah satu
staff itu sambil memperkenalkan tamu yang datang.
Tuan Smith menyambut Leon dengan tersenyum,
"Halo Tuan Sebastian," sapa Direktur itu.
Leon langsung saja duduk di sofa, dan tidak
ingin berbasa-basi. Leon langsung mengatakan tujuannya. Leon meminta data-data
yang ingin dia ketahui.
"Tapi Tuan, itu data berpuluh-puluh
tahun lalu" jawab Tuan Smith.
"Aku menginginkannya," jawab Leon
dengan mengeluarkan aura dinginnya.
"Jika begitu akan segera kami
lakukan!" janji Tuan Smith.
"Jika begitu terima kasih," ujar Leon.
"Serahkan segera kepadaku!"
perintah Leon.
"Baik Tuan," jawab Tuan Smith.
Leon pun segera beranjak pergi,
berlama-lama di sini telah memicu kenangan tentang kematian ibunya, karena itu
Leon enggan berlama-lama di Oracle Farmasi.
Di dalam mobil Rendra kembali bertanya,
"Ini benar-benar milikmu?"
Leon hanya memutar kedua bola matanya,
jelas-jelas dia sudah menyaksikan sendiri bagaimana para staf menundukan kepala
kepadanya, melihat sendiri kartu sakti yang ada ditanggannya.
"Tadi kau bilang mau pergi ke
mana?" tanya Leon.
"Toko berlian, aku ingin memberikan
cincin pernikahan untuk Emily" jawab Rendra.
Penutup
Bab 133 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 133 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 133 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.