Bab 131 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah
dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 131
Supir itu pun mulai melajukan mobilnya,
Rendra merangkul Emily seraya mengecup puncak kepalanya. Dia membawanya pergi
ke Villa mawar kuning, di sana wali hakim dan saksi nikah yang sudah disiapkan
telah bersiap menunggu menikahkan mereka.
Di Aula masjid, yang lain tengah menunggu
kedatangan pengantin wanita. Begitu melihat Kak Wan datang, Khansa langsung
menghampiri, "Dimana Emily?"
"Apa? Dia belum sampai," tanya
heran Kak Wan.
"Harusnya sudah sampai, karena
mobilnya lebih dulu jalan," jelas Kak Wan.
Khansa langsung mencari Leon, menariknya
lalu bertanya dengan marah, "Apa kau mengetahui tentang ini?"
Leon hanya terdiam, dirinya memang
mengetahui Rendra pasti tidak akan tinggal diam. Tapi dia tidak mengetahui
rencana pastinya apa.
"A-aku .." jawab Leon terbata.
"Sekarang bawa aku kepadanya sekarang
juga!" bentak Khansa.
Kak Wan menghampiri Khansa,
"Bagaimana?"
"Kak Wan, aku akan pergi mencari
Emily. Kau urus semua yang di sini ya," jawab Khansa.
"Dan kau! antar aku kesana sekarang
juga!" ujar Khansa lagi dengan disertai tatapan marah.
Leon pun ciut hati melihat tatapan marah
landak kecilnya itu, lalu segera membukakan pintu mobilnya. Dalam mobil nampak
aura kemarahan Khansa meliputi tiap sudut mobil mewah Leon.
Rendra Sementara itu, di Villa mawar kuning,
dia telah mengucapkan ijab kabul di depan Emily yang masih terpulas. Mereka
saat ini telah sah menikah secara agama.
Selesai menikahkan, Wali Hakim pun keluar
dari kamar yang telah di dekorasi dengan warna hitam dan putih sesuai dengan
warna kesukaan Emily.
"Pengantin kecilku," ujar lembut
Rendra seraya mengusap lembut pipi Emily.
Tidak membutuhkan waktu lama, sekarang
Emily sudah menjadi istri Rendra dan tidak membutuhkan waktu lama juga Khansa
dan Leon telah sampai di Villa mawar kuning.
Bugh! tanpa banyak bicara Khansa keluar
dari mobil dan menutup pintu dengan keras.
"Astaga!" ujar Leon terkejut.
Dua pengawal yang berdiri di depan pintu
mencoba menghalangi Khansa yang ingin masuk ke dalam Villa. Namun, setelahnya
membiarkan masuk. Mereka merasa tertekan melihat Leon yang berdiri dibelakang
Khansa, memandangi mereka.
Tanpa membuang waktu Khansa pun masuk ke
Villa itu sambil berteriak, "Emily!"
Mekihat Rendra turun, Khansa langsung
menunjuk-nunjuk Rendra, "Kau, mana Emilyku. Kau sembunyikan di mana
Emilyku!" hardik marah Khansa.
Rendra melirik Leon yang hanya terdiam
membiarkan Nyonya Sebastian memarahi dirinya. seketika saja Rendra memahami
jika Leon berdiri sepenuhnya di sisi istrinya itu. Yang artinya apa pun yang
dia lakukan maka Leon akan bertanggungjawab.
Khansa melihat arah Rendra tadi turun, lalu
segera saja naik ke lantai atas. Rendra dan Leon mengikutinya. Gerakan Khansa
sangat cepat. Sedari kecil Khansa terbiasa berlari kencang menghindari kejaran
induk harimau. Jadi sudah pasti soal berlari tidak perlu diragukan lagi.
Khansa membuka pintu kamar yang dia tebak
sebagi kamar utama, melihat Emily yang terbaring di ranjang besar Rendra itu.
Khansa melangkah kearahnya, menggengam tangan Emily sambil mencoba
membangunkannya.
Melihat Emily tidak merespon, maka Khansa
berkesimpulan jika Emily telah terbius.
"Kau, apa yang telah kau
lakukan?" tanya marah Khansa sambil bertelak pinggang.
"Tidak ada, aku hanya membiusnya,
membawa ke Villa, lalu menikah. Dan saat ini aku telah sah menjadi
suaminya," jawab ringan Rendra.
"Apa!" Jawab Khansa melangkah
maju ke arah Rendra.
Leon baru saja ingin bergerak untuk
melerai. Namun Khansa langsung menoleh ke arahnya dan berkata, "Diam
ditempat!"
Kaki Leon pun seketika seperti terpaku di
bumi. Dia langsung tidak bergerak, terpaku. Khansa kembali mengarahkan
pandangannya ke arah Rendra.
"Kau! Coba katakan sekali lagi,"
ujar Khansa dengan nada yang sedikit menakutkan.
"Saat ini aku adalah suami
sahnya," jawab tegas Rendra.
"Hah! Suami kepalamu!" ujar marah
Khansa dan dengan cepat Khansa menusukan jarum peraknya.
Rendra dibuat pingsan hanya dalam satu
tusukan saja. Leon menaikan satu alisnya melihat kawan baiknya tengah terkapar
di lantai kamar.
Baru saja Leon ingin memapah tubuh Rendra,
Khansa langsung saja mengeluarkan peringatannya, "Membantunya maka itu
artinya kau juga ingin merasakan pingsan sepertinya."
Leon segera berdiri dan melepaskan
tangannya dari tubuh Rendra, "Ya sudah kita biarkan saja dia tertidur di
lantai," ujar Leon samil tersenyum gugup.
Tadi dia melihat Khansa begitu cepat
membuat Rendra pingsan, jadi agak merasa ngeri, Leon berkata lagi, "Lalu
apalagi setelah ini."
"Pindahkan Emilyku ... dan kunci dia
di sini!" perintah Khansa sambil menunjuk ke arah Rendra.
"Siap ... siap," ujar Leon patuh.
Mereka membawa Emily ke rumah. Paman Indra
segera merapihkan kamar tamu. Emily masih tidak sadarkan diri. Sementara itu
Abraham nampak shock karena mempelai wanita menghilang.
Kak Wan mendengar kabar jika Emily tengah
bersama Khansa, langsung saja membawa Abraham pergi ke sana.
Leon tidak berani menyinggung nama Rendra
di depan bom kecilnya ini yang bisa saja sewaktu-waktu akan meledak.
Kak Wan dan Abraham pun tiba, Paman Indra
membawanya menemui Khansa dan Leon. Wajah Abraham terlihat cemas, "Mana
Emily?"
Khansa memandang sendu kepada Abraham, pria
setampan dia harus mengalami kisah cinta tragis seperti ini. Khansa pun maju
dan menarik lengan Abraham. Membawanya untuk bicara empat mata.
Leon tidak berani mendekat, membiarkan
Khansa dengan Abraham saat ini adalah tindakan paling aman agar tidak memicu
gunung meletus. Bahkan Leon tidak berani melarang ketika landak kecilnya itu
membawa Abraham ke ruang kerjanya.
Khansa mempersilahkan Abraham duduk, lalu
mulai menjelaskan situasi yang sebenarnya. Mengatakan jika Rendra adalah cinta
pertama Emily, dan juga tentang Rendra yang tidak ingin melepaskan Emily.
Dan juga kisah tentang cinta segitiga
antara Ibu Emily dan orang tua Emily.
"Ibunya tidak pernah menjalin hubungan
apa pun dengan Tuan Kawindra ketika mereka sudah sama-sama menikah. Itu
hanyalah kebaikan Tuan Kawindra yang mengadopsinya ketika kedua orang tua Emily
meninggal," jelas Khansa.
"Tapi bukan berarti dia harus
menggagalkan pernikahan kami kan?" ujar Abraham menahan marah.
"Aku akan membawa Emily ke Milan, dan
kami akan menikah di sana," ujar Abraham seraya ingin bangkit berdiri.
Khansa menahan Abraham, lalu berkata
"Tidak bisa."
"Kenapa?" tanya Abraham
mengernyitkan alisnya.
"Saat ini dia sudah memiliki
suami," jelas Khansa.
"Apa? Suami ... maksudmu ..."
ujar Abraham terbata.
"Ya, Rendra adalah suami Emily saat
ini," jawab Khansa sedih.
Abraham pun terjatuh duduk kembali di sofa,
"Emily," lirihnya.
Di Villa mawar kuning, Rendra terbangun
sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing. Rendra bangun dari lantai,
lalu hatinya merasa panik melihat Emily tidak ada di ranjangnya.
Rendra segera bergegas ingin keluar kamar.
Namun, malah mendapati dirinya terkunci, "Sial," gumamnya.
Rendra pergi ke arah balkon kamarnya, lalu
langsung molompat. Rendra mengambil kunci mobil dari sakunya lalu segera
melajukan mobilnya ke arah rumah Leon.
Penutup
Bab 131 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 131 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 131 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.