Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 129 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 129

Khansa melihat dari balik jendela kamar Kakek Isvara, sambil mengernyitkan alisnya lalu berkata, “Apa kau ingin membuka warung makan?”

“Kenapa?” jawab Leon.

"Yang benar saja, membawa bahan makanan sebanyak satu mobil box," ujar Khansa dengan heran.

“Banyak mulut yang harus di tutup oleh makanan di rumah ini, jadi sebanyak itu aku rasa akan cukup," jawab ringan Leon.

Khansa hanya menggelengkan kepala mendengar jawaban konyol suaminya itu. Khansa berdiri di depan leon dan berkata, “Aku akan ke dapur untuk mengaturnya, titip Kakek ya.”

“Emm ...” Leon Mengangguk.

Ketika Khansa sudah turun, Leon sudah tidak mengeluarkan aura bercanda lagi seperti tadi dengan Khansa. Melihat kakek Isvara, meski sudah tua jika dia ada kaitannya dengan kematian ibunya Khansa maka dia juga tidak akan melepaskan.

Leon menarik kursi kayu yang ada di sudut, meletakannya di sisi ranjang Kakek isvara lalu mulai mengeluarkan suara magnetisnya untuk menginterogasi Kakek Isvara.

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

“Kakek, apakah sudah merasa lebih baik?”

Kakek Isvara memandangi Leon yang berbalut dengan Aura menakutkan di sekujur tubuhnya. Bulu matanya berkedip-kedip sembari menelan air salivanya.

“Sudah jauh lebih baik, karena perawatan baik dari Khansa,'' jawab kakek Isvara.

“Jika begitu apakah ingatan Kakek juga sudah membaik?" tanya Leon.

“Ingatan tentang Nyonya Stephanie, jelas Leon.

“Stphanie ...” ujar Kakek Isvara dengan suara terbata.

“iya, tentang ibu mertuaku," ujar Leon lagi.

“Katakan semua yang Kakek tahu!" perintah Leon.

Kakek Isvara terdiam, dari binar matanya terlihat antara takut dan bimbang tergabung menjadi satu. Rahasia yang dia bawa selama dirinya koma, hari ini sepertinya sudah tidak bisa disembunyikan lagi. Dia pun menghela napas panjang.

“Apa yang ingin kau ketahui?" tanya kakek Isvara.

“Bagaimana Nyonya Stephanie bisa menikah dengan putramu?" tanya Leon langsung tanpa berbasa-basi.

Sekali lagi kakek Isvara menghela napas panjang, lalu mulai menceritakan kisah bagaimana Fauzan dan Stephanie bisa menikah pada akhirnya. Leon mengertnyitkan alisnya ketika mendengar jika Kakek Isvara sebenaranya adalah hanya seorang kepala pelayan.

Pernikahan ini terjadi, tepat di saat Gala Quin suami Stephanie meninggal karena insiden kecalakaan yang kejadiannya tidak begitu jelas, karena sepertinya ada yang sengaja melakukan lalu menutupi dengan rapat-rapat.

Saat itu Stephanie tengah mengandung, usia kandungannya baru satu bulan. Tak ingin bayi yang di dalam kandungannya tidak memiliki seorang ayah. Maka Stephanie meminta kepada Kakek Isvara agar menikahkannya dengan Fauzan, dan membawanya pergi dari tempat tinggalnya sekarang untuk bersembunyi. Namun, selama menikah mereka tidur di kamar yang terpisah. Fauzan tidak pernah menyentuh Stephanie.

Stephanie menjanjikan, akan memberikan sebuah perusahaan yang bisa dijadikan untuk sumber penghidupan mereka. Dengan kecerdasaan Stephanie dalam hal farmasi, maka hanya dalam waktu beberapa tahun saja Keluarga Isvara sudah bisa membuat pabrik obat. Fauzan mendapatkan banyak Investor dari hasil presentasi Stpehanie yang dibawakan oleh Fauzan.

Stphenie hanya baru mengeluarkan beberapa hal yang dia tulis di jurnal medisnya. Namun sudah bisa membuat Keluarga Isvara memiliki bisnis yang stabil.

Sampai suatu hari Fauzan menjadi serakah dan meminta agar Stephanie menjual jurnal-jurnalnya, dan mengatakan sudah menemukan peminat yang ingin membeli jurnal tersebut. Namun, Stphanie menolak karena ingin mewariskan jurnal itu kepada putrinya.

“Apakah kematiannya ada kaitannya dengan putramu?" tanya Leon dengan serius.

“Ini aku tidak begitu jelas, pada saat itu kami hanya menerima kabar dari rumah sakit jika Stephanie sudah meninggal," jelas Kakek Isvara.

“Apa diagnosanya?" tanya Leon lagi.

“Serangan jantung,” jawab Kakek Isvara.

Dari yang Leon baca di hasil penyelidikan Gery, jika di tubuh Stephanie ditemuikan ada luka tembak namun dari hasil otopsi tidak ditemukan selongsong peluru. Dalam laporan otopsi dilaporkan jika terjadi kerusakan dari otot jantung.

Leon tetap berpendirian jika penyebab kematiannya bukanlah karena serangan jantung, melinkan karena ditembak. Leon mengambil ponselnya dan langsung menghubungi Claude, kawannya di Los Angeles. Leon bangkit berdiri dari kursinya dan meminta agar Claude mencari tahu tentang senjata khusus yang ada di benaknya.

Mendengar suara pintu dibuka, Leon menoleh. Melihat yang masuk adalah landak kecilnya maka Leon segera memasang wajah senyuman yang meneduhkan, “Apakah ada yang tidak kau suka?"

"Apa?" tanya Khansa bingung. .

“Bahan makanan yang aku pilihkan lho, bahkan aku tidak lupa memesan tepung terigu penuh cinta,” jawab Leon sedikit menggodai Khansa.

Khansa meletakan tangannya di kening Leon, “tidak demam,” gumamnya. .

“Ihh ..” ujar Leon, “Aku tidak sakit lho.”

“Tidak sakit apanya, aku lihat-lihat semenjak pulang dari Los Angeles kau semakin berubah menjadi manis,” ujar Khansa sembari memukul lengan Leon.

“Jelas aku manis, bukankah aku sugar babymu, bayi gulamu," jawab Leon sembari tertawa.

“Astaga pria ini menterjemahkan semaunya saja,” pikir Khansa sembari mentertawai Leon.

Karena ada Leon maka Kakek Isvara ikut makan malam di ruang makan. Semua keluarga Isavara hadir kecuali Jihan yang sedang bersekolah di luar negri. Khansa menyuapi Kakek Isvara dengan lembut. Leon membiarkan tidak melarang, karena tadi baru saja mengetahui cerita tentang bagaiaman Kakek Isvara terluka hingga mengalami koma.

Pada saat itu, Kakek Isvara ingin mempertahankan jurnal medis Stephanie, karena diminta untuk memberikannya kepada Khansa jika terjadi sesuatu padanya. Namun, pada akhirnya bertengkar dan kakek Isvara pun terjatuh terguling-guling. Fauzan yang merasa panik lalu meninggalkan Kakek Isvara yang telah bersimbah darah. Sementara itu Yenny Isvara yang diam-diam sudah merasa sangat iri dengan Khansa waktu itu diam-diam malah mengerjai Khansa dan tiba-tiba saja Khansa di tuduh sebagai penyebab celakanya Kakek Isvara dan Maharani pun memainkan triknya memanggil dukun untuk mengatakan bahwa Khansa adalah anak pembawa sial.

Leon menggenggam tangan Khansa dan berkata, “kau juga harus makan.”

Khansa pun mulai mengisi piringnya dengan nasi dan lauk-pauk kesukaannya. Yenny yang ada di depan mereka memandang dengan tatapan sinis, ditambah melihat jika Fauzan ayahnya memperlakukan Khansa dengan sangat manis.

Di saat-saat seperti ini, sifat serakah fauzan muncul Kembali, dengan tidak tahu malunya meminta agar Leon mau berinvestasi di pabrik obatnya. Leon meletakan sendoknya, terdiam beberapa saat lalu tanpa disangka-sangka menyetujui permintaan fauzan.

Semua yang hadir di sana merasa terkejut, lebih-lebih lagi Khansa. Leon tetap menggenggam tangan Khansa meski terlihat dia ingin melepasakan tangan yang menggenggamnya. Leon berpikir jika pabrik obat itu adalah peninggalan Stephanie untuk Khansa, jadi layak dipertahankan. Namun, Leon tidak ingin menceritakan tentang hal ini, karena khawatir akan menjadi beban pikiran landak kecilnya ini.

“Aku sudah kenyang!" ujar Khansa lalu berdiri dan meninggalkan ruang makan.

Leon tidak mengejarnya, melihat hal ini Yennny pun merasa senang. Berpikir jika Leon sebenarnya memiliki sedikit rasa kepada dirinya maka dari itu baru mau membantu perusahaan obat milik keluarganya. Leon meneruskan makannya dalam diam. Setelahnya barulah Leon Kembali ke kamar mereka. Namun Khansa malah mengunci kamarnya.

“Haissh, landak kecil ini marah lagi,” pikirnya.

Yenny mendekati Leon, “Direktur Sebastian ada apa?"

Leon menghela napas seraya berpikir nampaknya malam ini dia akan tidur sendirian, Leon menoleh ke arah yenny lalu berkata, “Adakah kamar tamu yang bisa aku pakai untuk beristirahat?”

Merasa jika Leon dan Khansa sedang bertengkar hati Yenny jelas merasa Bahagia, Dengan senyum sumringahnya lalu membawa Loen ke kamar tamu, “Silahkan Direktur.”

Leon menatapi kamar tamu ini, meski tidak besar namun masih terbilang nyaman. Yenny masih berada di dalam kamar itu. Leon menoleh dan berkata, “Terima kasih, aku ingin segera beristirahat.”

“Ah ya, selamat beristirahat,” ujar Yenny lalu beranjak pergi.

Yenny menutup pintu dan memegangi dadanya yang sedang berdegup kencang, dalam hati ingin mengambil kesempatan ini untuk bisa dekat dengan Leon.

Tengah malam ponsel Leon berdering, itu adalah panggilan masuk dari Claude, dalam panggilan ponsel itu Claude menjelaskan dengan panjang kali lebar tentang senjata api yang Leon ketahui.

Heart Attack Gun, ini adalah senjata rahasia para agen federal yang disebut-sebut bisa membunuh target secara senyap tanpa jejak. Pistol khusus yang mampu memicu serangan jantung bagi sasaran yang tertembak.

Cara kerjanya yang halus dan seolah tak terlihat membuat senjata tersebut sangat menakutkan. Benar-benar berupa formula racun yang mematikan.

Nantinya, racun tersebut akan ditransmisikan lewat tembakan dari pistol yang dirancang secara khusus sesuai kebutuhan. Target yang menjadi sasaran diasumsikan akan roboh dalam beberapa saat ketika racun bereaksi. Mereka ingin agar hal tersebut murni sebagai serangan jantung secara alami.

Senjata berisikan peluru berupa jarum itu nantinya akan hancur dan racun beku di dalamnya akan mulai mencair. Pada fase inilah, racun akan memasuki aliran darah yang kemudian menyebabkan gagal jantung pada target yang dituju.

Racun pembunuh dengan cepat menyebar melalui pembuluh darah dan menimbulkan serangan jantung hebat. Dan saat kerusakan terjadi, racun tersebut dengan cepat terurai dengan sendirinya sehingga otopsi yang dilakukan hanya menemukan adanya serangan jantung biasa.

Mendengar ini, Leon pun langsung saja merasa cemas hati. Ayah dan Ibu kandung Khansa dilenyapkan dengan keji, itu artinya lawan kali ini bukanlah sembarang lawan.

Penutup Bab 129 Novel Romantis Pengantin Pengganti                                             

Bab 129 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 129 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.