Bab 127 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah
dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 127
Gery mengantarkan Leon Kembali ke hotel.
Sebelumnya Khansa berpesan kepadanya agar memastikan Leon meminum obatnya, dan
pastikan jika Leon memiliki tidur yang cukup.
Melihat sedari kemarin tuannya berkerja
keras turun tangan sendiri dipenyelidikan ini, maka dia segera mengirim Leon
untuk segera beristirahat, “Direktur pil ajaibnya.”
Leon mengambil obat itu dan langsung saja
menelannya tanpa air. Setelah memastikan obat telah tertelan, Gery pun
meninggalkan Leon, bukan untuk tidur. Namun, untuk kembali menyelidiki apa yang
tuannya pinta.
Gery memakai kaos putih, dan celana jeans
yang sedikit robek dibagian lututnya.
Rambutnya sedikit acak-acakan namun malah
membuatnya terlihat semakin bikin gemas hati.
Gery melajukan mobil sportnya, sumber daya
yang dimaksud oleh Leon adalah kelompok bawah tanah di Los Angeles. Tempat
spesialisasi mencari informasi-informasi kelam, gelap.
Di kediaman Isvara, Maharani nampak
tercengang ketika mendapati ada beberapa pengawal yang memasuki rumah mereka,
“K-kalian siapa?”
Di kamar Kakek Isvara, Khansa membaca pesan
di ponselnya. “Apakah paketnya sudah sampai?" isi pesan teks Leon.
“Paket?” balas pesan teks khansa.
“lihat kebawah!” isi pesan Leon lagi.
Khansa segera kebawah dan melihat beberapa
pria berjas telah berjejer, lalu menundukan kepalanya, “Nyonya Sebastian,” sapa
mereka.
“Kalian ...?” tanya Khansa bingung.
“Kami adalah pengawal yang Direktur
tempatkan untuk menjaga Kakek Isvara," jawab salah satu dari mereka.
Begitu mengetahui infomasi terbaru dari
teman sejawat ayah kandung Khansa, langsung saja Loen gerak cepat menempatkan
pengawalan untuk Kakek Isvara. Bagi Leon, dia adalah kunci penting untuk
mencari letak simpul ikatan dari semua masalah yang sedang dihadapi ini.
"Yang benar saja, paketmu ini adalah
beberapa pengawal yang sedang berdiri di depan aku," isi pesan teks Khansa
lagi.
“Suami sedang menjaga istri apa salahnya,
balas Leon.
“Hissh benar-benar deh dia ini,” ujar
Khansa sedikit berdecak.
Mengetahui jika orang-orangnya semakin
banyak di kediaman Isvara , barulah Leon bisa tertidur tenang, “baiklah saatnya
tidur.”
Yenny yang baru saja tiba, merasa terkejut
melihatnya, merasa khawatir jika ini adalah orang-orang yang Professor Lexa
kirim untuk mengawasinya, "ini ada apa?”
Maharani menarik lengan Yennny, “Ini adalah
para pengawal Khansa," jawab Maharani.
Yenny menatapi mereka dengan sinis, merasa
jika kehadiran mereka ini akan menganggu misinya untun menemukan sisa
jurnalnya. Yenny melepaskan tangan Maharani, dan dengan membawa rasa marah di
hati dia pergi masuk ke kamarnya.
“Dasar sial!” ujar marahnya sambil
melemparkan tasnya ke lantai.
Di malam hari, Khansa makan malam bersama
Kakek Isvara. Sementara para pengawal berjaga di depan pintu. Khansa menyuapi
Kakek Isvara dengan sabar dan telaten. Kakek Isvara sudah mulai mau berbicara
menjawab beberapa pertanyaan-tanyaan khansa.
“Mana yang sakit Kek?" tanya lembut
Khansa.
“Hanya terasa sedikit pegal,” jawab Kakek
Isvara.
“Aku pijit ya Kek,” ujar Khansa sembari
memijit kaki kakek Isvara.
Khansa menceritakan jika saat ini dirinya
sudah menikah dengan salah satu tuan muda Sebastian, dan menceritakan jika
suaminya itu sangat menyayangi dan menjaganya dengan baik. Mendengar apa yang
khnasa ceritakan Kakek Isvara pun menitikan air matanya.
Di Los Angeles, Gery melajukan mobilnya
dengan cepat. Merasa telah membawa informasi penting, maka Tuannya harus segera
tahu, meski itu berarti harus membangunkan Tuannya dari tidur. Begtu sampai di
hotel, Gery segera menerabas masuk ke kamar suite mereka. Suite ini memiliki
dua kamar yan terpisah, Gery langsung saja membuka pintu kamar Leon.
“Tuan ...” panggil Gery.
Baru saja membangunkan, tiba-tiba tangan
Gery langsung saja di tarik oleh Leon dan segera menelungkupkannya di lantai.
Respon kewaspadaan Leon sangat tinggi. Begitu menyadari jika itu adalah Gery,
dia segera seja melepaskan kungkungannya.
“Ada apa?" tanya dingin Leon.
“Tuan ..” jawab Gery sembari bangun dari
lantai.
“Aku membawa informasi terbaru,” jawab
Gery.
Loen membacanya, Menaikan satu alisnya,
"Kita pulang!" perintahnya.
Gerry pun segera dengan cepat mengurus
kepulangan mereka. Dalam hati juga merasa cemas dengan Nyonya mudanya di sana.
Latar belakang pria yang diselidiki ternyata sangat berat, berpikir jika saja
pria yang bernama Gala Quin masih hidup, maka bisa jadi apotik-apotik obat akan
sepi karena adanya racikan obat dari Gala Quin ini.
Di kediaman Isvara, fauzan sedikit tidak
setuju dengan adanya pengaturan dari Leon ini, menempatkan beberapa pengawal di
rumahnya untuk menjaga Kakek Isvara. Fauzan mendatangi Khansa dan segera
meminta agar Khansa membawa pergi para pengawal itu.
“Jika merasa berkeberatan, maka silahkan
telpon Direktur Sebastian, dan katakan padanya bahwa Ayah tidak mengijinkan
para pengawal ini menjaga Kakek.”
“K-kau ..” ujar Fauzan sembari mengepalkan
tangannya.
Sekarang yenny dan fauzan sama kesalnya,
karena kehadiran Khansa di rumah ini malah akan membuat semua rencana mereka
gagal. Melihat Fauzan sepertinya amat merasa terganggu, ini malah menimbulkan
kecurigaan dalam pikiran Khansa.
Selama dia tinggal di sini dan memperhatikan
betul-betul, sepertinya tiap orang memiliki rahasia masing-masing.
Khansa memandang kepada Kakek Isvara yang
sedang terlelap. Dan berpikir apakah Ayahnya itu ada kaitannya dengan sakit
Kakek Isvara selama ini.
Jika dalam otak Khansa memikirkan teka-teki
yang sedang dia selidiki, maka di rumah sakit Emily nampak sedang sibuk
membahas pekerjaan di ponsel bersama manajernya. Dalam sambungan telpon itu dia
diberitahu jika pekerjaan-pekerjaannya semua ditunda. Itu artinya Emily
sekarang resmi menjadi pengangguran.
Emily menarik napas panjang lalu berkata,
“Tidak apa, sepertinya ini adalah waktu yang tepat. Jadi aku bisa
berkonsentrasi mengurus pernikahanku dengan Abraham.”
“Apa menikah ? dengan Abraham ?" tanya
Manajer Emily.
“Iya.” Jawab mantap Emily.
“Bagaimana dengan karirmu?" tanya
manajer Emily lagi.
“Huffh ... sepertinya menjadi ibu rumah
tangga saja terlihat asyik juga," jawab Emily yang melihat betapa Leon
memanjakan Khansa, jadi dia pikir menikah muda sepertinya tidak ada salahnya.
“Kau boleh menikah, tapi jangan berhenti
menjadi artis. Kalau kau berhenti lalu aku harus bekerja apa?" rengek
manajer Emily.
“haissh Kak Wan ...” ujar Emily sambil
tertawa.
Hari ini Emily kembali dari rumah sakit,
Abraham menjemputnya. Dari salah satu sudut nampak pria tinggi tegap sedang
mengamati gerak-gerik mereka. Rendra segera menuju ke Rumah Sakit begitu
mendengar kabar jika Emily akan menikah dengan Abraham.
"Sampai mati, aku tidak akan
melepaskanmu. Priamu hanya aku dan hanya boleh aku,” ujar Rendra sembari
menatap sinis ke arah Emily dan Abraham.
Dalam mobil, Emily duduk sembari
mengetatkan pasminah yang menutupi tubuhnya. Menoleh ke arah Abraham, tersenyum
manis kepadanya sambil meyakinkan hatinya jika suatu saat pasti bisa jatuh
cinta kepada pria yang duduk di sampingnya ini.
Penutup
Bab 127 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 127 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 127 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.