Bab 126 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 126
Emily sudah tidak kuat berjalan lagi,
merasa sudah berjalan jauh. Dia berhenti di hamparan bunga kecil, menekuk lutut
dan perlahan memeluk dirinya sendiri.
Sejak dia diadopsi dia selalu mendengar
pertengkaran yang tidak ada habisnya antara tuan kawindra dan Nyonya kawindra.
Mendengar Nyonya kawindra selalu merutuki ibunya, mengatai wanita murahan.
Ibu dalam ingatan Emily, begitu cantik,
pintar dan lembut. Tidak peduli seberapa telat Ayahnya pulang maka Ibu akan
selalu menyambut Ayahnya.
Rendra terus menghubungi ponsel Emily,
melihat nama yang tertera di ponselnya dia malah tersenyum karena memikirkan
jika ponselnya ini sungguh hebat. Meski sudah terkena hujan deras, masih saja
berfungsi.
Emily menekan tanda tombol di ponselnya
dengan jarinya yang ramping, lalu meletakan ponsel di telinganya. Segera suara
rendah yang lembut dan menyenangkan dari Rendra terdengar, “Di mana sekarang?
Di luar sedang hujan.”
“Aku sudah sampai di rumah,” jawab sembarang
Emily.
“Aku khawatir, aku akan pergi mencarimu,”
ujar Rendra.
“Tidak perlu mencariku lagi!” pinta Emily
sambil menangis.
“Aku mohon jangan datang!” pintanya lagi,
Rendra terdiam mendengar perkataan Emliy, dia menatapi layar ponselnya yang
menggelap.
Emily tadi mendengar percakapan antara dia
dan ibunya. Rendra jelas pria terjahat, kejam yang pernah dia temui. Di usianya
yang masih belia dan belum mengerti apa-apa, dia menggodanya perlahan dan
membuatnya untuk jatuh cinta kepadanya. Rendra adalah pemburu terbaik dan Emily
adalah mangsanya.
Dalam tahun-tahun terakhir ini, Emily
diam-diam sudah menyembuhkan lukanya. Sendirian dia merubha dirinya menjadi
landak berduri dan menolak untuk terluka lagi. Tetapi, mengapa hatinya masih
merasa sakit seperti ini. Dia memeluk dirinya sendiri dengan kuat di tengah
hujan deras dan cuaca dingin sambil menangis.
Apa yang tidak dia ketahui adalah bahwa
pada saat ini, ada sosok yang ramping berdiri di belakangnya. Rendra
menemukannya. Ponselnya saat ini adalah model yang sama dengannya, dan dia
dapat menelusuri ponsel tersebut untuk menemukan lokasinya dan memantaunya 24
jam sehari.
Pakaian Rendra juga menjadi basah, dia
melihat Emily terdiam di tengah hujan dan perlahan mengepal erat tangan
besarnya. Dia ingin maju, memeluknya dengan erat. Namun, dia tidak bisa. Hujan
lebat memutuskan dua dunia.
Rendra mengirim asistenya untuk mengantar
Emily pulang, meski tahu ini adalah pengaturan dari Rendra. Namun, dia tetap
menerimanya karena melihat Rendra sudah tidak mengejarnya lagi. Sesampainya di
rumah Emily membaringkan tubuhnya yang ringkih itu di atas ranjang besarnya,
merasa Lelah Emily pun terpulas dengan masih memakai bajunya yang basah.
Keesokan harinya Khansa melirik ponselnya,
hari sudah siang tapi, Emily mengapa belum menganggunya. Tidak seperti
kebiasaannya selama ini, “Anak ini apakah sudah menjadi putri malu.”
Khansa menghubungi Leon, ingin meminta
bantuannya untuk mencari tahu keadaan Emily. Namun, ponsel leon pun tidak
aktif. Leon hari ini terbang ke Los Angeles, untuk menyelidiki lebih jauh lagi
tentang Oracle Farmasi. Gery nampak terlelap tidur dengan nyenyaknya di pesawat
jet pribadi milik Leon. Kali ini Leon berbaik hati membiarkan Gery terpulas
nyenyak tanpa menganggunya.
Ini adalah jam-jam damai yang sulit sekali
Gery dapatkan dari Leon, ya bekerja dengan Leon itu seperti terasa bekerja di
kejar-kejar lokomotif kereta api. Kau harus berlari cepat jika tidak ingin
tergilas.
Khansa menghela napas Panjang, lalu berkata
kepada dirinya sendiri, “Mengapa hari ini semua sulit dihubungi.”
Khansa pun melirik kepada Kakek Isvara,
Khansa tersenyum seraya berkata, “Baiklah Kek, hari ini aku sepenuhnya adalah
milik Kakek.”
“Hari in aku akan membacakan cerita kancil
melawan buaya kakek pasti akan suka,” ujar Khansa.
Khansa pun mulai membacakan cerita, baru
setengah bercerita jari-jari tangan Kakek Isvara mulai bergerak. Khansa
meletakan buku ceritanya dan mempertegas penglihatannya, “Kakek ... kau
bergerak.”
“Kakek apa kau senang dengan cerita ini?”
ujar Khansa dengan nada senang.
“Jika begitu setiap hari aku akan
membacakan cerita tentang petualangan kancil ini, janji Khansa.
Di kediaman Emily nampak sepertinya dia
terkena demam tinggi, tidak bisa beranjak dari ranjang hanya bisa memejamkan
mata menahan rasa sakit di tubuh dan di hati. Khansa sedang merasa senang
karena Kakek Isvara mengalami kemajuan.
Khansa mengambil ponselnya dan menghubungi
Emily lagi, kali ini dijawab olehnya dengan suara sengau. “Halo.”
“Apa kau sakit?" mendengar suara Emily
yang terdengar berbeda.
“A-aku sepertinya demam, badanku panas
sekali," jawab Emily.
“Kau di mana? tanya Khansa.
“Rumah”, jawab Emily sembari melirih.
“Aku akan kesana, tukas Khansa sembari
bergegas pergi menuju ke rumah Emily.
Pintu rumah Emily memakai sandi, tentu saja
Khansa mengetahuinya karena itu dia bisa masuk ke dalam dengan mudah. Khansa
menyalakan beberapa lampu, lalu segera berlari ke kamar Emily.
Khansa menyalakan lampu kamar, dan melihat
Emily terkapar tak sadarkan diri.
Khansa mengecek denyut nadi Emily, “Astaga
demammu terlalu tinggi.”
Merasa jika dirinya tidak akan sanggup
membawa Emily sendirian dari lantai atas sampai ke bawah maka dia memutuskan
untuk menelpon seseorang. Khansa mengambil ponsel Emily, melihat ada sebuah
panggilan tidak terjawab dari Abraham, maka tanpa pikir Panjang Khansa segera
menghubunginya.
Mendengar jika Emily demam tinggi, Abraham
langsung saja pergi melajukan mobilnya untuk menjemput dan membawanya ke rumah
sakit untuk segera mendapatkan perawatan.
Khansa dan Abraham berdiri di sisi ranjang
Emily. Wajahnya terlihat pucat, Abraham melihat kaki Emily yang terluka,
“Sebenarnya apa yang terjadi?" ujarnya.
Khansa menjawab, “Kita biarkan dia
beristirahat dulu, hal lain tidak penting, yang penting dalah memulihkan
kesehatannya.”
“Kau bisa pulang, aku akan menjaganya,"
ujar Abraham.
Merasa jika dia masih harus merawat kakek
Isvara maka Khansa pun memutuskan untuk pulang, dan menyerahkan perawatan Emily
kepada Abraham. Tak berapa lama setelah Khansa pulang, Rendra datang. Baru saja
ingin masuk tapi malah melihat pemandangan yang menusuk matanya.
Emily terduduk di ranjang, sedang menerima
suapan bubur dari Abraham. Rendra menyeringai, Selama ini dia menjaganya dari
jauh bukan untuk diberikan kepada pria lain. Dan setelah kejadian itu, Emily
telah menjadi satu-satunya wanita yang dekat dengannya.
Brak! Suara pintu kamar rawat inap Emily
terbuka, Rendra masuk dengan membawa aura dingin dan kemarahan. Melihat ada
pria tampan yang berlemah lembut dengan Emily, mana bisa dia diam dan menahan
diri.
Abraham melihat Rendra dan masih
mengenalinya, lalu dia pun menyapa, "Kak.”
Rendra menaikan alisnya dan berpikir apakah
pria yang di depannya ini sudah menganggap dirinya sebagai kakak iparnya,
Rendra tidak menjawab sapaan Abraham. Seluruh pandangannya ditumpahkan semua
kepada Emily yang sedang memandang benci kepadanya.
Penutup
Bab 126 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 126 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 126 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.