Bab 125 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 125
Emily merasa tenang mendengar jika Rendra
hanya membawa pulang ke rumahnya. Mereka berdua sampai di Villa mawar kuning.
Beberapa tahun ini Keluarga Kawindra selalu menjadi perusahaan terdepan di
dunia properti. Rendra tinggal di sini setelah pindah dari kediaman Kawindra.
Rendra membawa Emily masuk ke rumahnya,
lalu membungkuk dan melepaskan sepatunya untuk ditukarnya dengan sandal rumah,
"pakai ini."
Emily mengernyitkan alisnya, lalu berkata
"Aku tidak ingin memakai sandal yang sudah pernah dipakai oleh wanita
lain."
Renda pun berjongkok dengan satu lutut,
jari-jarinya yang ramping mencengkram pergelangan kaki Emily, "Jangan cari
masalah, ini bersih, tidak pernah dipakai."
Setelah mendengar ini barulah Emily bisa
tenang. Dia memandang pria yang sedang berjongkok ini untuk mengganti
sepatunya. Rendra bangkit berdiri, dan pergi ke ruang tamu melepas jas hitamnya
dan melemparkannya ke sofa.
Rendra menatap Emily, lalu berkata
"Kamarmu diatas."
Emily segera naik ke lantai atas, masuk ke
kamar tamu. Dia membuka pintu kamar, melihat ada beberap foto Rendra yang
tergantung di dinding maka dia pun tahu jika ini adalah kamar Rendra.
Emily masuk lalu melihat-lihat, sedikit
tersihir dengan aroma maskulin yang memenuhi seluruh ruangan, dia pun segera
keluar. Teringat jika malam ini dia tidak membawa baju salin. maka dia pun
mengambil salah satu kemeja putih milik Rendra.
Rendra di bawah masih nampak sibuk sedang
membahas berkas-berkas pekerjaan melalui telponnya. pada saat ini Emily turun
dengan memakai kemeja putihnya, "Kak, aku pinjam kemejamu ya."
Rendra mengangkat matanya, dan melihat jika
Emily berdiri depannya dengan memakai kemeja putih yang hanya menutupi tubuhnya
sampai dengan batas paha, diatas lutut. Memperlihatkan kaki putihnya yang
indah.
Rendra mengernyitkan alisnya, "Jangan
pakai bajuku, aku akan meminta sekretarisku membawakan baju. kau kembali ke
kamar!" perintah Rendra.
"Benar-benar pelit!" gumam marah
Emily.
Rendra menggigit bibir bawahnya sendiri,
lalu berdiri dan melangkah ke arah Emily. Rendra menariknya lalu membawanya
masuk ke kamarnya lagi.
Rendra membuka lemarinya, mencari sebuah
celana olah raga, lalu memberikannya kepada Emily, "Pakai ini!"
"Apa-apaan ini, celana olah raga ini
terlalu panjang!" protes Emily. "Tidak! Aku tidak mau
memakainya."
Rendra maju perlahan, lalu mendorong tubuh
Emily sampai terbaring di ranjangnya.
Ketika dia sedikit linglung maka Rendra
menekan satu lututnya di tempat tidur empuk itu, mengambil celana olah raganya
dan langsung memakaikannya kepada Emily.
Emily menendang Rendra, meraskan sebuah
tendangan di perut. Rendra pun melepaskan wanita yang sedang di pegangnya itu.
Dia segera turun dari Ranjang itu dan memakai celana olahraga itu dengan
sendirinya.
"Puas!"ujar Emily kesal, sekarang
dia terlihat lucu, seperti anak kecil yang mencuri pakaian orang dewasa,
mengepel lantai dengan celana yang kepanjangan itu. Rendra pun segera masuk ke
kamar mandi, ingin segera memadamkan api yang tadi sudah dinyalakan oleh Emily.
Selesai mandi, Rendra tidak mendapati Emily
di kamarnya. Dia pun turun dan melihat bayangan cantik yang sudah dikenalnya di
dapur.
Sebelum tidur Emily terbiasa meminum susu
hangat. jadi saat ini dia sedang merebus susu sapi segar yang diambil dari
kulkas. merasa ada yang mengamati, dia menoleh dan melihat jika Rendra sedang
menatapinya.
Renda mengenakan kemeja putih juga,
sudut-sudut bajunya tidak dimasukan ke dalam celana, tetapi tergantung dengan
santai. rambut pendeknya yang basah menutupi kelopak matanya yang dingin dan
malah membuatnya lebih tampan. Mereka berdua pun pergi ke ruang tamu.
Mata Emily menerawang beberapa saat, dan
pada saat ini terdengar bunyi bel pintu Villa. Emily sedikit mengintip dari
balik tirai, wajah Emily memucat.
"Ada apa?" tanya Rendra.
"Ibumu datang," jawab Emily.
Mata hitam dingin Rendra langsung tenggelam
tapi tidak ada ekspresi apa-apa pada wajah tampannya, "Naik keatas dan
tutup pintunya."
"oh" Emily naik ke atas.
Rendra membuka pintu, asisten Nyonya Kawnidra
mendorongnya masuk. Kaki Nyonya Kawindra sudah lama lumpuh dan harus duduk di
kursi roda.
Tanpa basa-basi Nyonya Kawindra langsung
mengutatakan pemikirannya, "Aku dengar Emily telah kembali."
Nyonya Kawindra sangat membenci Emily. Dulu
ibunya mebuat suaminya jatuh cinta sampai tidak bisa melupakan, sekarang
putrinya ingin menjerat putranya. Karena itulah dia sangat membenci Emily.
“Ibu datang hanya ingin mengingatkanmu, dia
bukanlah wanita yang bisa kau pilih."
Nyonya Kawindra memiliki persyaratan yang
ketat untuk calon menantunya, dia haruslah dari latar belakang keluarga yang
sama, berasal dari keluarga yang terpandang.
Rendra mengatupkan dua bibirnya, lalu
berkata "Bu bukankah sudah kukatakan kepadamu. Jika aku mencintai orang
lain."
"kalau kau tidak menyukainya, lalu
mengapa kau memanjakannya dan menjaganya selama ini?" tanya Nyonya
Kawindra.
Rendra memandang kepada ibunya, lalu
berkata "Bukankah cara terbaik untuk menghancurkan seseorang adalah
mengangkatnya ke langit lalu menjatuhkannya ke tanah. Selama ini aku berusaha
membuat dia jatuh cinta kepadaku. Ketika dia menyerahkan dirinya sepenuhnya
kepadaku, aku memberitahu jika dia bukan apa-apa. Aku menyukai orang lain,
apakah ini bagi ibu belum cukup?"
Nyonya Kawindra tentu merasa puas mendengar
penjelasan dari putranya itu. Dia lalu berkata "Ibumu telah mengalami
kegagalan, karena ayahmu sangat mencintai ibu dari Emily J*lang itu."
“Ini menjadi siksaan seumur hidup bagi
ibu." Jelas Nyonya Kawindra.
"Kau adalah satu-satunya harapan ibu,
jadi jangan mengecewakan ibu, Jika kau sampai begitu maka ibu benar-benar tidak
mau hidup lagi" ujar Nyonya Kawindra.
Rendra berlutut di depan kursi Roda Nyonya
Kawindra, berkata sambil membenarkan selimut yang sedang dipakai ibunya itu,
"Bu, aku mengerti. Aku tidak mencintainya, dan tidak akan
mencintainya."
Nyonya Kawindra pun membelai kepala Rendra,
"Kalau begitu ibu pulang dulu."
Asistennya masuk lalu mendorong kursi
rodanya menuju ke mobil, dan beranjak pergi. Rendra berdiri sebentar lalu
melihat ke lantai atas.
Rendra pergi ke atas. Namun malah tidak
melihat siapa-siapa di kamar itu, "Kemana dia pergi?"
Mata Rendra melihat pintu bakon yang
terbuka dan melihat ada beberapa pot bunga berantakan, "Dia melompat dari
balkon lantai dua."
Rendra mengambil ponselnya, mencoba
menghubungi Emily namun tidak dijawabnya. Rendra segera menyambar kunci
mobilnya.
Sudut mata Rendra menjadi merah padam,
beberapa tahun ini Emily sudah benar-benar berubah. Dari wanita yang patuh dan
takut akan rasa sakit sekarang bisa melompat dari balkon setinggi itu.
Rendra melihat ke tangannya, beberapa
rintik hujan membasahi tangannya, hujan pun telah turun. Hujan pun turun sangat
deras, Emily berjalan dengan terpincang-pincang di jalan. Kakinya mengeluarkan
darah segar yang mengalir dari kulit putihnya. Pakaian ditubuhnya basah kuyup,
kesakitan dan kedinginan.
Penutup
Bab 125 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 125 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 125 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.