Bab 121 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 121
Jika Khansa sedang sibuk memberi terapi
akupuntur pada Kakek Isvara, maka Yenny sudah sampai di tempat tujuan.
Penutup mata Yenny pun dibuka, Yenny keluar
dari mobil. Melihat ke sekeliling, dirinya seperti berada di sebuah garasi yang
luas. Hanya satu lampu kecil remang-remang yang menaungi tempat Yenny berdiri.
Hati Yenny tersentak, kakinya gemetaran.
Hatinya sedikit menciut. Terdengar suara derap langkah sepatu yang
memantul-mantul di lantai. Berdiri di kegelapan, Yenny tidak bisa memandang
jelas siapa yang berbicara di hadapannya.
"Jurnalnya?" pinta suara wanita
yang terdengar arogan.
Yenny segera mengeluarkannya dari tas
dokumennya seraya berkata, "Bayarkan dulu sisa uangnya!"
Menunggu beberapa menit, lalu seorang pria
berjas hitam maju dan memberi lihat laptop yang sedang dia pegang ke arah
Yenny.
Yenny mengambil ponselnya dan mengecek
transaksi bank dari ponselnya, melihat uang sudah masuk maka Yenny pun
memberikan jurnal medis itu kepada Professor Lexa.
Ini adalah satu jurnal dari tiga jurnal
yang dia inginkan, Professor Lexa sudah menginginkan ini sejak lama sekali.
Namun waktu itu gagal mendapatkannya. Tak pernah menyangka jika Yenny
benar-benar memiliki jurnal ini kala itu ketika Yenny menolak tawarannya dia
mengira jika Yenny tidak pernah memiliki jurnal medis ini. Jadi dia tidak
begitu mengejarnya. Tapi siapa sangka ketika dewasa anak ini malah
menghubunginya dan membuat kesepakatan dengannya.
"A-apakah aku sudah bisa pergi?"
tanya Yenny.
Suasana hening, tidak terdengar jawaban
apa-apa. Hati Yenny merasa semakin takut. Tiba-tiba sebuah tangan besar
memegangi Yenny, lalu mensuntikan sesuatu ke tubuh Yenny.
"A-apa yang kalian lakukan?"
teriak Yenny.
"Aku menginginkan dua jurnal
lainnya?" ujar Professor Lexa.
"Aku tidak mengetahuinya
keberadaannya," jawab Yenny.
Jurnal yang satunya, hanyalah sebuah
salinan yang tidak lengkap. Karena itu Yenny hanya menjual satu jurnal ini. Dan
dia benar-benar tidak tahu dimana dua jurnal yang lainnya.
"Aku telah memasukan virus ke dalam
tubuhmu, jika dalam waktu enam bulan kau tidak datang tepat waktu untuk membawa
dua jurnal itu, maka itu artinya kau memilih mati muda," ujar Professor
Lexa.
Yenny pun jatuh terduduk, tubuhnya
gemetaran hebat, apa yang baru saja di dengarnya tadi. Mati muda, apakah dia
baru saja menandatangani kontrak kematiannya seharga 40 milliar.
Di kediaman Isvara, Khansa baru saja
selesai memberi terapi kepada Kakek Isvara. Khansa melangkah menuju kamar
lamanya. Semuanya masih nampak sama, tidak ada yang berubah.
Yang berubah hanyalah statusnya yang kuat
sebagai Nyonya Sebastian. Terdengar suara ketukan di pintu Khansa. Itu adalah
pelayan yang mengantarkan makanan.
"Nona makan malam”, ujar pelayan itu.
Khansa membuka pintu, lalu melihat nampan
berisi makanan, "masuklah," ujarnya.
Pelayan itu meletakan nampan itu di atas
nakas lalu bergegas keluar, Khansa memang merasa lapar. Khansa mengeluarkan
jarum peraknya dan mengetes makanan itu satu persatu.
Melihat jarum peraknya tidak berubah
menjadi hitam, barulah Khansa bisa makan dengan tenang.
Baru saja Khansa menarik selimut, ponselnya
sudah berdering menerima panggilan video Call dari Leon, "Kau pasti
merindukanku, karena itu aku memberikan kesempatan kepadamu untuk mengatakan
langsung kepadaku."
"Rindu kepalamu ... baru saja berpisah
tidak sampai satu jam," pikir Khansa lucu.
"Apa sudah minum obatnya?" tanya
Khansa.
"Sudah, jawab Leon.
"Bagus," puji Khansa.
"Bagaimana keadaan kakek?" tanya
Leon.
"Belum ada kemajuan apa-apa,"
jawab Khansa.
"Apakah ada yang membulli di
sana?" tanya Leon lagi.
"Aku bisa mengatasinya," jawab
Khansa dengan tinggi hati.
Leon pun merasa lega mendengarnya. Namun,
tetap waspada. Bagaimana pun landak kecilnya ini pasti selalu panjang akal.
"Jika begitu tidurlah, hari sudah
malam," ujar Leon.
Khansa pun memutuskan panggilan telponnya,
baru ingin memejamkan mata.
Khansa mendengar suara deru mobil tiba di
pelataran rumah. Khansa menyibak selimutnya lalu membuka tirai jendela untuk
mengintip.
Itu adalah Yenny, diantar oleh sebuah mobil
yang tidak dia kenal. Yenny berdiri menatapi mobil itu sampai menghilang, lalu
tiba-tiba dirinya terlihat terserang batuk dengan hebatnya.
Yenny membekap mulutnya, lalu melihat di
tangannya ada darah, ya dia baru saja muntah darah. Yenny langsung saja
mengeluarkan sesuatu dari tasnya, lalu meminumnya. Setelah meminumnya barulah
dia terlihat lebih baik.
Khansa memperhatikan hal aneh ini,
"Ada apa dengannya?"
Yenny belum tahu jika Khansa akan menginap
beberapa hari di sini, jadi ketika pagi ini Khansa sedang melihat menatapi
Yenny. Terang saja Yenny merasa bingung,
"Sedang apa kau di sini?"
"Menjenguk kakek," jawab dingin
Khansa.
Maharani mendekati mereka berdua, melihat
ada putrinya di sini maka Maharani berani memprovokasi Khansa lagi.
"Kehadiranmu tidak diterima di sini,
keluar !" hardik Maharani.
Yenny juga sama tidak menginginkan
kehadiran Khansa di rumahnya. Namun teringat professor Lexa, Yenny memiliki
pendapat lain.
"Apa kau sedang merawat kakek?"
tanya Yenny.
"Iya," jawan Khansa.
Yenny terdiam beberapa saat, lalu berkata
"Jika begitu tinggalah,”
Maharani yang mendengarnya sungguh merasa
terkejut, "Apa ... apa aku tidak salah dengar?"
"Yenny!" pangil Maharani dengan
marah ketika melihatnya malah berlalu dengan cueknya.
Khansa menaikan satu alisnya, merasa aneh
karena sepertinya Yenny terlihat sehat, tidak sakit seperti tadi malam yang dia
lihat.
Yenny berpikir jika kakek Isvara mungkin
mengetahui di mana jurnal itu di simpan, karena itu membiarkan Khansa
mengobati.
Khansa kembali masuk ke dalam kamar Kakek
Isvara, lalu memulai terapinya lagi. Selain melakukan teknin akupuntur, Khansa
juga melakukan terapi membuang darah kotor kakek Isvara.
Terapi yang Khansa gunakan adalah
pengobatan yang dilakukan dengan cara mengeluarkan darah dari pembuluh darah
vena (pembuluh darah besar) yang didalamnya terdapat sumbatan-sumbatan yang
merugikan tubuh, dengan cara pengikatan, dan pembukaan kecil pada kulit
sehingga darah dalam pembuluh darah vena dapat terdorong keluar.
Yang dimaksud darah kotor mengacu pada
darah yang kekurangan oksigen. Apabila darah mengandung kadar oksigen yang
rendah, maka paru-paru pun kekurangan oksigen untuk dialirkan ke jantung dan
seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan kondisi yang disebut hipoksemia. Kondisi
hipoksemia akan mengganggu fungsi normal tubuh, seperti fungsi otak, hati,
jantung, dan organ lainnya.
Khansa mengkombinasikan dua teknik
pengobatan ini untuk Kakek Isvara, selain itu juga Khansa suka mengajak Kakek
Isvara untuk berbincang-bincang. Khansa percaya jika Kakek Isvara bisa
mendengarkan ocehannya.
"Kakek, kau dulu sangat menyayangiku.
Apa sekarang sudah tidak mau menyayangiku lagi. Mengapa Kakek sepanjang hari
hanya tertidur," ujar Khansa manja.
"Aku sekarang sudah besar, jika Kakek
bangun maka Kakek sudah tidak bisa menggendongku lagi di pundak seperti dulu,”
sambung Khansa lagi.
Khansa menghela napas, "Kakek
..."
Di kantor Leon, Gery masuk lalu meletakan
berkas laporan yang dipinta. Leon memandang Gery, menaikan satu alisnya karena
melihat ada lingkaran hitam di bawah mata Gery.
Penutup
Bab 121 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 121 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 121 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.