Bab 97 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 97
"K-kau sedang apa di dapur?"
tanya canggung Khansa.
"Tidak ada! Hanya penasaran saja
dengan apa yang sedang dilakukan Nyonya Sebastian," jawab Leon.
"Sebelum mencampurkan terigu penuh
cinta, jangan lupa diayak dulu. Sesuai dengan apa yang resep katakan,"
ujar Leon tertawa sembari mengkibas-kibaskan kertas di tangannya.
"Penuh cinta kepalamu," gumam Khansa
sembari melemparkan sejumput tepung terigu yang tadi sudah sempat dia buka sedikit
di kemasannya.
Jas hitam yang Leon pakai seketika saja
ternoda oleh lemparan terigu Khansa, bukannya marah tapi Leon malah tertawa, lalu
melangkah mendekati Khansa. Satu tangannya mengunci Khansa, satu tangan
menggambil tepung terigu lalu menaruhnya di pipi Khansa.
Leon mencium pipi Khansa yang telah bebedak
terigu itu, lalu berkata "Jika seperti ini, bukankah ini dinamakan tepung terigu
penuh cinta."
Mata Khansa terbelalak, karena Leon sudah
berani menggoda dengan intim di depan kepala Koki dan pelayan.
"K-kau mau apa ...? tanya Khansa
terbata. "Tentu saja menagih janji," bisik Leon.
"Janji," gumam Khansa.
Khansa mencoba mengingat janjinya, "Astaga!
Itu janji tentang melanjutkan hal manis semalam."
Khansa mengambil satu telur, lalu
memecahkannya ke pinggang kuat Leon, Khansa pun menyengir ketika telur itu
pecah dan mengotori bagian belakang jas Leon.
"He... he... sengaja?" ujar
Khansa sambil tertawa kecil.
"Kau ... ini nakal sekali! Selalu
ingin menentangku," ujar Leon merasa gemas.
Khansa dengan cepat menurunkan badannya
lalu keluar dari kungkungan lengan Leon. Tapi dengan cepat Leon menarik Khansa
dan memeluknya dari belakang.
"Katakan padaku! Hukuman apa yang
pantas untuk gadis yang nakal!?" tanya Leon dengan suara magnetisnya.
"K-kau jangan berpikir
macam-macam!" jawab Khansa.
"Bagaimana jika aku menolak?"
tanya Leon sambil tertawa menggodai Khansa.
Khansa melihat semangkuk daun bawang yang
telah di potong-potong oleh pelayan, lalu mengambilnya dengan cepat dan menumpahkan
semua di kepala Leon yang sedang bersandar di bahu Khansa.
"Hissh .... " gumam Leon yang
tidak menyukai aroma daun bawang.
Khansa segera berlari ketika Leon mengendurkan
pelukannya karena membersihkan daun bawang yang ada di kepalanya.
"Hei landak kecilku! Jangan
lari," teriak Leon sembari mengejarnya.
"Dia pasti baru salah makan,"
pikir Khansa sambil terus berlari.
Karena gugup, khansa malah lari ke area
kolam renang, tanpa sengaja kaki khansa tersandung dan malah jatuh ke kolam renang.
Melihatnya Leon segera saja terjun masuk ke
dalam kolam renang yang luas itu, Leon segera menarik tubuh Khansa, "Apa
kau baik-baik saja?" tanya Leon sembari memeluk Khansa.
"A-ku baik-baik saja," jawab
Khansa.
"Kau lepaskan aku dulu!" pinta
Khansa.
Leon mengabaikan permintaan Khansa, karena
tengah asyik mengagumi wajah Khansa yang terlihat berseri-seri, cadar Khansa
telah terlepas.
Khansa mendorong tubuh Leon, dan berenang
ke tepi kolam. Khansa naik ke atas kolam, Leon langaung dengan cepat juga ikut
naik, lalu menarik tubuh Khansa lagi.
Leon langsung memasukan Khansa ke balik
jaketnya dan memeluknya. Beberpa penjaga datang ke arah mereka, jadi mana rela
Leon melihat pria lain memandangi lekukan tubuh Khansa yang terjiplak karena
bajunya yang basah, dan lagi cadar Khansa telah terlepas.
"Tetap masukan kepalamu! Ada banyak orang
disini.
Mendengar perkataan Leon, Khansa pun
langsung merangkulkann kedua lengannya di pinggang kuat Leon, dan membenamkan
kepalanya dengan lebih dalam ke dada Leon.
Dengan gagah dan kuat, Leon menggendong
Khansa lagi ke lantai atas, menuju ke kamar mereka.
Sesampainya di kamar, Khansa segera meminta
Leon menurunkannya, "Aku mandi dulu," Khansa pun segera masuk ke
kamar mandi dan mengunci pintunya, Di rumah sakit, dalam ruang pasien, Yenny memandangi
Maharani yang belum siuman, kondisi Maharani sangat lemah dan hampir meninggal.
Yenny mengeluarkan sebuah giok dan menelepon
Leon. Selama ini Yenny menyukai Leon.
Ponsel yang merdu berdering sekali,
kemudian langsung terhubung, dan suara dengan nada rendah magnetis terdengar, "Halo"
"Tuan Sebastian sudah lama kita tidak bertemu?"
sapa Yenny isvara.
Gerakan tangan Leon yang sedang membuka
kancing kemejanya pun terhenti, sambil tetap memegangi ponsel di telinganya.
Mendengar suara indah Yenny, wajah tampah
Leon tetap terlihat datar. Leon hanya sedikit mengangkat bibir tipisnya, "Ada
apa mencariku?"
"Tuan Sebastian apakah kau masih ingat
jika kau ada menjanjikan aku tiga permintaan pada waktu itu?" jawab Yenny.
Leon tidak berbicara dan Yenny yang selalu
percaya diri tanpa sadar menggenggam erat ponselnya. Dia sangat mengagumi tuan
muda yang angkuh ini. Namun, hatinya juga sedikit takut.
Setiap kali melihatnya maka jantung Yenny
akan berdetak dengan kencang. Terutama ketika Leon diam seribu bahasa seperti
sekarang, tidak bisa menduga apa yang sedang Leon pikirkan.
"Tuan Sebastian, permintaan pertamaku
telah kau penuhi. Saat ini aku akan mengatakan permintaan keduaku," ujar Yenny.
Permintaan Yenny yang pertama adalah, Leon
mensponsori kepergian Yenny bersekolah di luar Negeri, di Universitas yang
paling sulit dimasuki.
"Katakan!" jawab Leon.
"Perusahaan keluarga aku membutuhkan
suntikan dana, aku berharap tuan muda Sebastian bisa dengan murah hati untuk
memberikannya," jelas Yenny.
"Berapa?" tanya Leon.
"20 Miliar" jawa ringan Yenny.
"Baik! Assistenku akan segera mengurusnya,''
janji Leon lalu segera menutup sambungan telpon dari Yenny.
Beberapa tahun lalu, Leon pernah berjanji
beberapa hal pada Yenny. Sekarang Yenny meminta uang dalam jumlah besar pada
Leon, Leon pun langsung menyetujuinya, Karena Leon bukanlah pria yang suka
ingkar janji.
Leon merasa berhutang nyawa pada Yenny
karena beberapa tahun lalu Yenny mengaku telah menolongnya dalam kejadian itu.
Waktu itu sakit Leon kambuh, dan kehilangan
kesadarannya. Dalam samar Leon merasakan ada yang merawatnya dengan penuh
kelembutan. Saat itu Leon juga mencium aroma tubuh yang bisa menenangkannya.
Bahkan Leon sampai memeluknya, karena itu bisa membantunya menjadi lebih tenang
meski dalam keadaan setengah sadar.
Keesoakan paginya, Leon memberikan gioknya,
namun wajah gadis itu tidak terlihat jelas karena ditutupi. Tak berapa lama,
Yenny datang menemui Leon dan mengatakan jika hari itu, dirinyalah yang telah
menyelamatkan Leon. Untuk membuat Leon percaya, Yenny bahkan mengeluarkan giok
pemberian Leon yang diberikan kepada Khansa.
Leon mengirimkan pesan kepada Gerry untuk
mengurus pentransferan 20 Milliar permintaan Yenny.
Gerry juga mengenal Yenny Isvara, gadis
cerdas luar biasa. Namun, setelah dirinya mengenal Khansa Isvara, Gerry merasa
jika Khansa Isvara lebih unggul dari pada Yenny Isvara.
Leon terduduk di sofa dengan masih memakai
pakaian basahnya, dia tahu bahwa sekali menyuntikan dana 20 Milliar ini maka
berita ini akan cepat viral dan akan sampai ke telinga istrinya. Tapi karena
Leon merasa berhutang nyawa kepada yenny, dan juga Leon adalah orang yang tepat
janji di sepanjang hidupnya ini.
Penutup
Bab 97 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 97 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 97 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.