Bab 96 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah
dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 96
Untuk membuat rencananya berjalan lancar
maka, Yenny berpikir akan mengirim Jihan belajar di luar Negri. Mengetahui
adiknya ini suka dengan uang dan kemewahan sehingga terkadang membuat dirinya
sendiri menjadi bodoh dan ceroboh.
Dengan wajah penuh kelembutan, Yenny
mencoba membujuk Jihan, "Aku telah mengatur agar kau bisa berkuliah di
luar Negeri,"
"Urusan tentang keluarga kita,
serahkan semua kepada kakak," ujar Yenny lagi.
Jihan sangat terkejut mendengarnya, karena
Fauzan dan Maharani tidak pernah membahas tentang ini, "Kak mengapa aku
harus belajar di luar Negeri?" tanya Jihan. Yenny pun berkata dengan
lembut lagi, "Ayah dan Ibu sedang dalam permasalahan yang pelik, mana
sempat membahas ini denganmu. Maka aku sebagai Kakak yang akan mengambil alih
untuk menjagamu," jelas Yenny.
"Ditambah dengan kepulangan Khansa,
semakin membuat keluarga kita berada dalam kerumitan, karena itu kau masih
terlalu muda untuk menanggung beban ini. Akan sangat baik jika kau bersekolah
di luar Negeri, jauh dari sekala konflik ini,"
"Nanti kakak akan mengirimkan biaya
hidup bulananmu dan juga uang saku," janji Yenny.
Mendengar jika Yenny menjamin uang saku dan
semuanya maka dengan cepat Jihan langsung menyetujui saran Kakaknya itu,
"Berapa pun yang aku pinta?" tanya Jihan.
"Ya tentu saja," janji Yenny
sambil mengacak-acak rambut Jihan.
"Jika begitu aku akan pulang dan
segera berkemas," ujar Jihan bersemangat sambil berlalu pergi.
Ketika Jihan pergi, senyuman diwajah Yenny
menghilang dan berganti dengan pandangan jijik.
Baru saja pintu tertutup, Yenny menoleh
karena mendengar suara pintu terbuka. Fauzan memasuki kamar rawat inap
Maharani, "Yenny," panggilnya.
Melihat Fauzan yang datang, maka wajah
Yenny langsung berubah menjadi lembut kembali, "Ayah! Apakah kau akan
menjaga ibujuga?"
Fauzan tersenyum melihat putrinya ini,
Fauzan selalu merasa puas dengan yenny, putri yang baik, sopan juga cerdas dan
dikagumi banyak orang.
Yenny adalah harapan satu-satunya bagi
Fauzan untuk bisa meneruskan perusahaan Isvara.
Fauzan duduk di sofa, menyilangkan kakinya
lalu bertanya kepada Yenny, "Ayah tadi bertemu Jihan di koridor, apakah
kau akan mengirim Jihan sekolah di luar Negeri?"
Yenny menggangguk, lalu menjelaskan
maksudnya, "Jihan sudah bukan anak kecil lagi, dia harus belajar bagaimana
menjadi tumbuh dewasa, menjadi seorang yang lebih cerdas untuk keluarga Isvara
nanti,"
"Ibu terlalu memanjakannya, karena itu
aku mengirimnya untuk belajar di luar Negri?"
"Di sana juga banyak anak-anak kaya
raya, kedepannya kemungkinan besar Jihan bisa menemukan jodoh di sana,"
jelas Jihan lagi.
Mendengar analisa Yenny, maka Fauzan pun
semakin merasa puas dengan putrinya ini, "Baiklah urusan Jihan Ayah
serahkan kepadamu saja yang mengaturnya."
Fauzan menghela bapas panjang ketika
mengingat keadaan perusahaan, "Yenny! Kau pasti tahu jika perusahaan kita
diambang kebangkrutan.
Yenny berdiri lalu duduk di sebelah Fauzan,
"Ayah jangan khawatirkan tentang ini, aku memiliki cara."
Fauzan selalu tahu jika putrinya ini memamg
pintar, tapi berpikir jika masalah kebangkrutan ini saja dia tidak bisa
menanganinya, apalagi putrinya yang baru saja lulus kuliah ini, darimana akan
mendapatkan uang.
Yenny menatapi Fauzan lalu berkata, "Ayah
aku akan memberikan bantuan, tapi Ayah harus berjanji kepadaku!" pinta
Yenny.
"Katakan persayaratanmu,' jawab
Fauzan.
"Ayah tidak boleh menceraikan
ibu," ujar Yenny.
Mendengar Yenny mengungkit ini wajah Fauzan
langsung terlihat menjadi dingin. Dalam hati Fauzan sudah sangat merasa muak
dengan Maharani, apalagi ketika dia mengingat video-video itu. Kemuakannya pun
semakin bertambah, karena itu telah membulatkan tekad untuk menceraikan
Maharani.
"Ayah! Silahkan dipikirkan dulu,"
Yenny mengatakan hal itu dengan penuh diplomasi kepada Fauzan.
Fauzan tidak langsung mengiyakan, setelah
selesai bicara dengan Yenny Isvara, Fauzan pun bergegas meninggalkan rumah
sakit.
Yenny berjalan ke ranjang Maharani,
memikirkan jika yelat sedikit saja membawa ibunya ini ke rumah sakit, maka lula-luka
ini akan membusuk dan akan mengeluarkan amis yang berbau busuk.
Yenny Merasa meski Khansa sudah diasingkan
ke kampung namun, ternyata dia adalah lawan yanv tangguh.
Namun, itu tidak membuat Yenny menciut
karena Yenny memiliki kartu penting di tangannya.
Di hotel, Leon rasanya ingin segera
menyudahi pertemuan ini, hati,raga,pikirannya sudah jalan pulang lebih dulu ke
Villa Anggrek.
Landak kecilnya itu selalu saja menggoda
dirinya sehingga selalu saja membuat dirinya seperti kehilangan kontrol diri.
Leon sedikit menarik kursinya, dan memajukan badannya kepada asistennya,
"Ini sampai jam berapa?"
"Masih ada beberapa perwakilan lagi
yang akan membacakan materinya," jawab Gerry.
"Berapa?" tanya Leon.
"Tiga," jawab Gerry.
"Apa! Tiga .." gumam dalam hati
Leon yang merasa sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
"Kau gantikan aku disini! Dan, aku
ingin laporan tentang ini semua besok pagi Kunci Mobilnya!" perintah Leon
seraya mengambil kunci mobil dari tangan Gery lalu bergegas berdiri
meninggalkan aula pertemuan.
Melihat landak kecilnya begitu imut
diantara bunga-bunga mawar yang dia kirim, jadi mana tahan jika Leon diminta
untuk menunggu tiga orang selesai presentasi barulah dia bisa kembali pulang ke
Villa Anggrek.
Leon melajukan mobilnya dengan cepat,
segera ingin merasakan tajam landak kecilnya itu, "Bugh" Leon menutup
pintu mobilnya dengan keras, seraya berlari kecil masuk ke Villa Anggrek.
"Di mana Nyonya?" tanya Leon
kepada salah satu pelayan.
"Di dapur" jawab pelayan itu.
Leon segera melangkah ke dapur, dan sedang
melihat landak kecilnya itu seperti sedang mengikuti sebuah kursus memasak.
Sore ini Khansa sedang mencoba membuat
takoyaki aneka isi. Leon bersandar di pintu dapur, sembari menguping materi
kelas memasak ini.
"Nah dengarkan resep ini
baik-baik," ujar kepala koki dapur Villa Anggrek
"Berikut adalah bahan-bahan yang harus
disiapkan! Silahkan siapkan katsuboshi,gurita, jahe merah untuk acarnya, daun
bawang dan remaham tempura, rumput laut kering, mayonaise dan juga tepung serbaguna,
telur, garam," jelas kepala Koki itu.
"Ada semua," jawab Khansa
bersemangat.
"Jika begitu kita mulai dengan
menumbuk katsuboshi hingga halus!" perintah kepala koki.
"Baik ... katsuboshi ... katsuboshi
... nah yang ini,” gumam Khansa seraya mengambil sebungkus katsuboshi yang
masih kasar itu.
"Kau! Potong halus daun bawang dan
juga cincang jahe merah ini!" perintah kepala koki kepada pelayan.
"Dan kau rebus gurita ini! Cukup
sebentar saja, jangan terlalu lama, merebusnya terlalu lama akan membuatnya
terasa alot seperti karet," jelas kepala koki itu.
“Ini! Sudah halus," lapor Khansa
kepada kepala koki.
"Bagus saatnya kita membuat adonan
kulit," ujar kepala koki tersebut.
"Siap!" jawab Khansa bersemangat.
Leon sudah tidak tahan lagi, dan memutuskan
untuk ikut bergabung, dengan berjalan perlahan Leon menghampiri kepala Koki,
lalu mengambil kertas resep dari tangan kepala koki.
Leon mulai membacakan langkah-langkah resep
berikutnya, "Untuk membuat adonan kulit takoyaki, campurkan baking powder,
garam dan tepung terigu penuh cinta hingga rata."
Khansa mulai mencari bahan-bahan yang Leon
sebutkan tadi, Khansa mulai mengambil bahan-bahannya, " Ini garam ... ini
baking powder ... lalu tepung terigu penuh cinta."
"Tepung terigu penuh cinta?"
gumam Khansa dengan aneh sambil meletakan tepung terigu serbaguna yang tadi dia
pegang.
"Ih... mana ada tepung terigu penuh
cinta," gumam Khansa lagi sembari menoleh ke belakang.
Kepala koki dan pelayan hanya bisa berdiri
diam dibelakang Leon, memperhatikan jika Tuan mereka baru saja menggagalkan
acara memasak Nyonya Muda mereka.
Penutup
Bab 96 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 96 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 96 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.