Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 90 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 90

Khansa pulang ke Vila Anggrek, dan segera mencari nenek Sebastian, "Nenek di mana?" tanyanya kepada Paman Indra.

"Ada di ruang tamu," jawab Paman Indra.

"Segera bagikan oleh-oleh ini kepada semuanya ya!" pinta Khansa.

Setelahnya, Khansa pun segera bergegas ke ruang tamu, dan memberikan hadiah yang dibelinya saat liburan ke Bali, kepada Nenek Sebastian.

"Nenek!" panggil Khansa.

"Khansa! Sudah pulang!" ujar Nenek Sebastian sembari memeluk Khansa karena merasa rindu.

"Nenek! Aku membawakan hadiah untukmu," ujar Khansa.

"Lihatlah! Aku harap Nenek menyukai hadiah yang sudah aku pilihkan."

“Ini banyak sekali," ujar Nenek Sebastian.

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

Selain kain songket, Khansa juga membelikan aneka kripik pisang, keripik nangka gebyar Bali dan juga dodol Bali.

Nenek Sebastian sangat senang, seperti anak kecil yang baru saja dibelikan sebuah permen terlezat. Nenek Sebastian membuka lipatan-lipatan kain songket tersebut dan mengamatinya satu persatu.

Khansa membukan satu bungkus keripik gebyar Nangka Bali, dan menyuapinya kepada Nenrk Sebatian.

Sambil memakan camilan, Nenek Sebastian juga sambil mengamati kain songket yang Khansa belikan untuknya.

"Sangat-sangat berkualitas," puji Nenek Sebastian.

"Apakah Nenek suka?" tanya Khansa.

"Tentu saja! Ini bagus sekali,” puji Nenek Sebastian.

"Bantu nenek memakainya!" ujar Nenek Sebastian yang melihat Khansa memakai gaun tipis selutut yang dikombinasikan dengan potongan kain songket di ujung bawahnya, yang dibuat berundak-undak menumpuk.

Meihat itu begitu indah, maka Nenek Sebastian juga tidak sabar ingin mencoba memakai kain songket itu di tubuhnya.

"Ayo! Bantu Nenek memakai ini!" pinta Nenek Sebastian. "Ah! Ya," ujar Khansa lalu berdiri dan membantu nenek melilitkan kain songket tersebut.

"Sudah," ujar Khansa seraya berdiri dan tersenyum gemas.

Khansa memuji Nenek Sebastian, "Wah! Benar-benar seperti ratu bangsawan."

"Cantik sekali!" puji Khansa lagi.

"Benarkah!?" tanya Nenek Sebastian.

"Tentu saja," jawab Khansa seraya mengedipkan matanya dan mengangkat dua jempol tangannya.

"Fantastis!" puji Khansa lagi.

"Jika begitu, fotokan Nenek dengan kain ini!" perintahnya seraya memberikan ponselnya kepada Khansa.

Nenek Sebastian pun segera berpose, dengan berbagai macam pose dan dengan jenis kain songket yang berbeda-beda.

"Kita coba di sisi ini!" ujar Nenek Sebastian.

Melihat hasilnya bagus, Nenek Sebastian meminta foto di sisi lain lagi, "Sekarang kita coba di sini."

Melihat hasil jepretan Khansa sangat bagus, maka Nenek Sebastian mempostingngnya di grup Chat pertemanannya.

"Ini bagus... . Ini bagus... Ini bagus!" gumam Nenek Sebastian seraya mengirimkan langsung foto-foto yang sudah dia pilih sendiri, yang menurutnya bagus.

"Terima kasih Khansa mungilku, muah!" Tulis Nenek sebastian menyematkan pesan di foto yang baru saja di kirimkan ke Grup Chatnya.

Baru saja mempostingnya, foto-foto Nenek Sebastian langsung saja mendapatkan pujian yang banyak dari para penghuni grup chat tersebut.

[Wuah tenunan kain itu indah sekali, sulaman yang sangat berseni tinggi]

[Khansa mungilmu itu, sungguh pintar memilih hadiah]

[Aku saat ini di Bali, aku akan mencari satu yang sama seperti ini, sehingga kita bisa berseragam jika nanti temu kumpul ya]

[Wuah, kain songket ini pasti mahal bukan].

[Jangan lihat harganya, tapi lihat siapa yang memberi, cucu menantu yang sangat perhatian, aku pun ingin satu yang seperti Khansa]

[Aku juga mau]

Nenek Sebastian tertawa, tersenyum senang mendapatkan pujian-pujian itu di Grup Chatnya. Nenek Sebastian pun mengusap puncak kepala Khansa. Nenek Sebastian, mengambil sesuatu dari dalam sebuah tas.

"Khansa! Nenek juga punya sesuatu untukmu," ujar Nenek Sebastian.

Nenek Sebastian pulang dari kegiatan berdoa dan memberikan sebuah jimat pelindung pada Khansa serta berpesan agar Khansa tidak menghilangkan jimat itu.

“Ini simpan! Simpan baik-baik," ujar Nenek Sebastian sambil memberikan sebuah dompet kecil terbuat dari Sutra ke tangan Khansa.

Khansa memperhatikan ada tulisan nama dalam sulaman benang emas, di satu sisi tertera nama Khansa, satu sisinya lagi tertera nama Leon.

"Nenek apa ini?" tanya Khansa.

"Dalam dompet ini ada jimat yang aku pinta dari kuil, kau jangan sampe menghilangkannya!" pesan Nenek Sebastian.

Wajah Khansa memerah, dengan pikiran cerdasnya, khansa langsung memuji Nenek, dalam hati berkata jika Nenek Sebastian ini sangat pintar sekali untuk mengingatkan lagi tentang keinginannya menimang cicit melalui jimat ini.

"Nenek ..." ujar Khansa terbata.

"Simpan baik-baik, jangan sampai menghilangkanny!" Nenek Sebastian mengulangi perintagnya lagi.

Khansa menggigit ujung bibirnya, lalu berkata "Baik Nenek! Aku akan menyimpan ini baik-baik dan tidak akan menghilangkannya," janji Khansa.

"Apa kau membawa hadiah untuk Leon?" tanya Nenek Sebastian.

"Tentu saja, bagaimana mungkin lupa dengan suami sendiri," jawab Khansa dengan memaksakan senyuman di wajahnya.

Dirinya masih tidak mengira, bagaimana bisa membelikan ikat pinggang untuk Leon hanya karena teringat pinggang kuatnya. Membayangkannya lagi, tiba-tiba saja telinga Khansa nampak terlihat perlahan berubah menjadi merah.

Ketika mereka sedang mengagumi hadiah masing-masing, dua cahaya lampu berjalan menyinari jendela ruang tamu tersebut.

Khansa menoleh dan melihat itu adalah Leon yang baru saja tiba. Nenek Sebastian segera melipat-lipat kain songket yang tadi Khansa berikan.

"Leon telah datang! Kau sambutlah!" perintah Nenek Sebastian.

"Cepat!" pinta Nenek Sebastian lagi.

Khansa terdiam, lalu memasukan dompet jimat tersebut kedalam tas slempangnya.

"Ya Nek!" jawab Khansa lalu berdiri.

Beberap hari tidak bertemu, sehingga Khansa merasa canggung. Khansa segera berdiri dan berjalan ke samping pintu Villa untuk menyambut Leon. Khansa melihat mobil sport kesayangan Leon sudah terparkir di Villa Anggrek.

Pintu mobil terbuka, dan tubuh tinggi yang tinggi dan tegap keluar dari mobil. Hari ini Leon memakai jas jahitan tangan dengan dasi di lehernya, memperkuat guratan ketampanannya, gerak gerik Leon sangat elegan menawan.

Leon berjalan masuk ke rumah, dengan langkahnya yang tegap, dalam setiap langkahnya celana panjang hitamnya yang dirancang dengan potongan yang tajam rapih itu mengeluarkan aura dingin dan menawan, serta memancarkan aura bangsawan kerajaan yang alami.

Khansa ingin berlari menyambut. Namun, jantungnya malah berdetak kencang, sampai-sampai menghentikan langkahnya.

Khansa menepuk-nepuk dadanya, sambil berkata, "Sst tenanglah, tenanglah hatiku."

Khansa mengambil napas panjang-panjang, untuk menenangkan hatinya. Tapi, semakin mengetahui Leon sedang melangkah tegap ke arahnya, semakin menjadi tidak karuan hati Khansa dibuatnya.

"Ah! Ya ampun." gumamnya lagi.

Khansa malah memutuskan bersembunyi di balik pintu Kusen, dan berniat ingin mengangetkan Leon.

Khansa merasa sangat tegang karena akan bertemu dengan Leon, seminggu tidak bertemu. Namun, bukannya menutup rindu dengan langsung menghampiri Leon. Tapi, malah Khansa langsung merubah niatnya dan bersembunyi, berpikir akan memberi kejutan pada Leon.

Khansa bersembunyi, hatinya sudah berdetak-detak tak karuan. Menunggu lama sekali, tapi kenapa Leon masih belum sampai ke depan pintu?

Penutup Bab 90 Novel Romantis Pengantin Pengganti                                               

Bab 90 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 90 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.