Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 89 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 89

Jihan dan Maharani sedang berdiskusi apa tindakan selanjutnya, pintu kamar Maharani terbuka, Jihan menoleh menyangka jika Fauzan kembali ke kamar untuk membawa ibunya ke rumah sakit tapi malah melihat Khansa yang datang.

Saat ini Khansa masuk ke dalam kamar Maharani untuk menyindir Maharani, dengan tatapan ingin membunuh Maharani berkata kepada Khansa, "Mau apa kau datang!?"

Khansa dengan tenang berjalan ke arah mereka berdua, berdiri di samping nakas yang ada di dekat ranjang maharani, lalu malah memandangi bunga mawar yang ada di dalam Vas.

Khansa mengambil satu tangkai mawar tersebut, lalu menjawab, "Tentu saja ingin mentertawakanmu," jawab Khansa seraya mematahkan tangkai bunga mawar tersebut.

"Dasar anak sial!" hardik Maharani.

Maharani ingin bangun, mau menampar Khansa, tapi Jihan melarangnya karena itu malah akan membuat luka ibunya semakin robek jika bergerak sembarangan.

"Bu! Ingat Ibu masih sakit! Jangan terpancing olehnya," nasehat Jihan.

"Sungguh memalukan!" hina Khansa kepada Maharani.

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

Dengan masih tertawa mengejek, Khansa berkata lagi, "Sekarang kau sudah tidak ada manfaatnya lagi, kau sudah hancur! Reputasi dan koneksimu telah hancur.

Sedangkan di perusahaan, kau telah menjadi aib. Begitu juga di dalam keluarga Isvara, kau adalah aib."

"Aku adalah bawang yang telah mengubahmu dari beharga menjadi tidak berharga. Saran aku menangislah sepuasnya agar hati kalian tidak terlalu menjadi sesak!" tukas Khansa.

Maharani sangat marah, tapi tidak berdaya bertindak pada Khansa karena kondisi badan yang masih lemah.

Khansa memberitahu Maharani tentang tujuan kepulangannya dari desa, "Selama aku di desa aku telah menunggu saat-saat seperti ini, berpikir jika suatu hari aku harus bisa membuatmu merasakan rasa sakit yang aku rasakan, selama belasan tahun."

"Bagaimana? Suka tidak dengan hadiahku?" tanya sarkas Khansa.

"Kehilangan cinta dan ditinggalkan oleh dunia, tukas khansa seraya bertepuk tangan.

Maharani sangat menyesal kenapa dulu tidak membunuh Khansa saja, Maharani telah menilai rendah Khansa. Hanya dengan tangan kosong anak bawang ini malah berhasil memorak porandakan dirinya dan kedudukannya di keluarga Isvara.

"Aku seharusnya membunuhmu waktu itu!" hardik marah Maharani.

Khansa membuanng bunga mawar yang sedari tadi dia pegang, Khansa melemparkan bunga tersebut kepada Maharani, "Anggap saja aku sedang menabur bunga di kuburanmu!"

Lalu Khansa pun pergi, "Tidak ada gunanya lagi menyia-nyiakan waktuku, sampah hanya pantas di datangi oleh lalat, bukan oleh wanita luar biasa seperti aku!" ujar Khansa sedikit menghina Maharani lagi.

Dengan masih nada penuh kemarahan, Maharani lalu memberitahu Khansa kalau Yenny Isvara sudah kembali.

"Apa kau pikir ayahmu akan menceraikan aku! Yenny Isvara telah kembali," ujarnya.

Yenny Isvara!

Yenny Isvara, kebanggaan dari keluarga Isvara, putri kesayangan Fauzan yang paling terkenal di Palembang, sampai Jihan yang sudah putus asa barusan langsung kembali semangat, memamerkan kakaknya dengan bangga.

"Kakak sudah kembali, dari dulu kau bukan tandingannya apalagi sekarang!" cibir Jihan kepada Khansa.

Khansa menoleh, lalu Khansa mengernyitkan alisnya, binar matanya terlihat sangat cerah berkilau ketika melihat kedua ibu dan anak tersebut.

Khansa berkata dengan tenang, “Sungguh kebetulan sekali, aku sudah lama menanti hari ini!"

"Jika begini sungguh tepat waktu sekali! Anggap saja aku menghadiahkan kalian kepadanya!" tukas Khansa sambil tertawa lalu beranjak pergi dari kamar.

"Jika begitu aku pulang, sampaikan pesan kepada Yenny! Apakah menyukaibhadiah dariku?" tukas Khansa lagi.

Maharani, semakin geram ketika mendengar Khansa berbicara seperti itu. Karena memahami maksud sarkas Khansa. Hadiah yang Khansa maksud adalah keadaanya dan keadaan Jihan yang saat ini sangat kacau, dan perlakuan Fauzan yang telah menggugat cerai kepadanya.

Di luar kediaman Isvara, mobil yang Emily siapkan masih setia menunggui Khansa, begitu juga dengan Leon dan Hansen. Khansa tidak langsung pergi masuk kedalam mobil, Khansa mendengadahkan kepalanya, membiarkan rintik hujan menyapa wajahnya. Khansa juga merentangkan tangannya seakaan mempersilahkan air hujan jatuh bebas di tubuhnya.

Leon yang memperhatikan ini, tiba-tiba saja merasa iri dengan air hujan gerimis itu, saat ini Leon merasa ingin menjadi air hujan yang terjatuh di tubuh Khansa.

"Kak! Malam hari bermain hujan, apakah tidak akan sakit?" ujar Hansen.

"Tutup matamu!" perintah Leon.

"Issh mengapa sedikit-sedikit memintaku menutup mata!" protes Hansen.

Khansa merasa sudah cukup, mengambil napas panjang, tak ingin menjadi sakit, Khansa pun segera masuk ke dalam mobil.

"Mbak, kita ke Villa Anggrek!" perintah Khansa kepada supir yang Emily siapkan.

Leon pun mulai melajukan mobilnya setelah melihat mobil yang membawa Khansa pergi. Namun, tidak mengarah ke Villa Anggrek.

"Kak! Ini kita mau kemana?" tanya Hansen yang melihat arah yang mereka ambil bukan ke arah Villa Anggrek.

"Temani aku minum teh!" Jawab Leon.

Tak ingin Khansa curiga jika dirinya mengikutinya sedari tadi, maka Leon akan memberi jeda waktu sebentar, membiarkan Khansa yang lebih dulu sampai di Villa Anggrek, barulah nanti dirinya.

Leon membawa Hansen ke kedai teh, asistenya pernah mengatakan jika Khansa pernah terlihat beberapa kali minum teh di sini.

Kedai teh ini bernuansa tahun 90an. Rimbun dan segar, begitulah kesan pertama ketika memasuki kedai teh di Palembang ini. Dengan menghadirkan tanaman-tanaman hias yang berjajar di muka da di sekelilingnya, kedai teh ini memang menghadirkan udara yang asri. Ditambah dengan anek teh yang bisa mendetoksifikasi tubuh, maka jelas Khansa semakin menyukai kedai teh ini.

Leon pun memahami mengapa kedai ini menjadi kedai teh kesukaan Khansa. Leon melirik jam tangannya, "Harusnya dia saat ini sudah sampai di rumah," pikir Leon.

Di halaman Villa Anggrek, nampak supir dan Khansa bersibuk mengeluarkan barang-barang dan oleh-oleh untuk nenek Sebastian dan juga untuk beberapa pelayan wanita di Villa Anggrek.

Paman Indra membantu Khansa membawa barang-barang tersebut. Khansa juga membawa camilan keripik pisang asin bali.

"Kotak berisi tas-tas itu adalah untuk pelayan wanita, dan kotak keripik ini adalah untuk kalian para pria!" Jelas Khansa.

"Dan ini! untuk Nenek dan Leon," jelas Khansa.

Mendengar jika Nyonya mudanya menyebut membawa hadiah untuk tuan mudanya maka Paman Indra pun tersenyum senang. Karena sepertinya doa Nenek Sebastian akan terkabul.

Merasa jika Khansa sudah sampai di rumah, maka Leon segera beranjak pergi, “Ini! Kau pulang saja dengan ini," ujar Leon menyerahkan kunci mobil kepada Hansen.

"Lalu! Kakak pulang naik apa?" tanya Hansen.

Leon berjalan dengan santainya ke mobil mewah yang telah terpakir menunggunya, Hansen pun memanyunkan bibirnya, tanda sedang protes kepada Leon.

"Kak! Mana bisa begini," teriak Hansen.

Leon mengabaikan teriakan Hansen, dengan tenangnya membuka pintu mobil dan masuk, segera pulang ke Villa Anggrek.

Penutup Bab 89 Novel Romantis Pengantin Pengganti                                               

Bab 89 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 89 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.