Bab 87 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah
dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 87
Kaki Fauzan jadi lemas dan terduduk di atas
lantai. Semua orang yang hadir segera memfoto-foto, mereka merendahkan
Maharani. Khansa masih menyaksikan hal ini dari sofa yang terletak di pojok
ruangan.
Setelah sampai di rumah, Fauzan mendapat
informasi kalau banyak partner bisnis yang membatalkan kerja sama karena aib
Maharani.
Kepala pelayan masuk, dan mengabarkan
kepada Fauzan jika ada timbul beberapa masalah besar di perusahaannya.
"Tuan, situasinya tidak baik. Banyak
rekanan yang memutuskan kerjasamanya dengan perusahaan kita," jelas kepala
pelayan tersebut.
Fauzan sedang duduk di ruang kerjanya
sambil menghisap rokok.
Punggungnya tiba-tiba terasa lemas hanya
untuk sekedar menyangga posisi duduknya. Pada saat ini uban di kepala Fauzan
terlihat sangat jelas, seoalah-olah dirinya ini menua dengan begitu cepat.
"Tuan karena berita viral tentang
Nyonya maka bisa jadi kita akan segera mengalami kebangkrutan," ujar
kepala pelayan itu lagi.
"Mengapa mereka tiba-tiba membatalkan
kontrak?" tanya Fauzan.
Kepala pelayan itu menjelaskan kepada Fauzan.
Jika kini Fauzan dan Maharani tengah menjadi trending topik di media.
Kepala pelayan menyerahkan ponselnya dan
meminta Fauzan untuk membaca sendiri, tentang Nyonya Isvara yang sedang viral.
Satu persatu aib lama Maharani, sedang
terpampang jelas. Aib Maharani yang dikatakan telah tidur dengan banyak
sutradara dan produser di sebelum dan di sepanjang karirnya di dunia hiburan,
bahkan masih melakukannya di saat sudah menikah dengan Fauzan.
Ditambah lagi, jika semua tahu bahwa
Maharani ini juga asisten Fauzan. Terkadang ikut pergi atau pergi sendiri
menemui klien. Mereka pun membicarakan apakah Maharani juga tidur bersama
dengan klien-klien perusahaan Fauzan.
"Mungkin mereka takut terseret menjadi
Viral karena Nyonya, karena itu memutuskan kerjasama dengan kita," jelas
kepala pelayan itu lagi.
Fauzan melanjutkan membaca berita viral
tersebur, para netizen mengatai Fauzan bodoh dan memberi saran agar Fauzan
melakukan tes DNA dengan Khansa dan Jihan.
[Apakah selama ini! Si Fauzan ini bisa
tidur nyenyak dengan bergelimangan uang jual diri dari Nyonya Isvara]
[Sungguh bodoh, diselngkuhi berkali-kali,
tapi malah tetap saja membiarkan wanita seperti itu berdiam di sisinya, berbagi
satu tempat tidur dan tinggal dalam satu rumah]
[Ya, jika itu aku! Maka aku akan melakukan
tes DNA untuk Jihan dan Yeny]
"Ya itu akan terlihat konyol jika
selama ini ternyata membesarkan anak orang lain.
[Benar-benar pasangan tersuram]
Fauzan mematikan rokoknya, dan
menekan-nekan rokok itu di asbak. Lalu dengan tiba-tiba, Fauzan melemparkan
asbak itu ke lantai dengan sangat kencang hingga terpecah belah menjadi
kepingan. Fauzan Lalu berdiri dan menendang meja sampai dengan terbalik. Fauzan
melempar kursi, melampiaskan kemarahannya seperti orang yang baru saja
kerasukan.
Semua yang dia rencanakan telah hancur
begitu saja, apalagi hal yang paling dia pedulikan, perusahaannya juga akan
segera hancur, dan ini akan menjadi momen memalukan dalam kehidupannya.
"Ini semua karena wanita pe*acur itu,
Maharani!" Fauzan merutuki Maharani.
"Dia benar-benar telah
mencelakaiku!" hardik marah Fauzan lagi.
Kepala pelayan yang melaporkan berita tadi
perlahan menyingkir, karena tidak pernah melihat tuannya berlaku kasar impulsif
seperti ini.
Fauzan tidak bisa menahan emosi lagi dan
masih terus menghancurkan barang-barang yang bisa di raih cepat oleh tangannya.
Merasa lelah, Fauzan pun akhirya berhenti
dan terduduk di sofa. Fauzan menoleh kepada kepala pelayan lalu bertannya,
"Dimana Nyonya?"
"Nyonya ... Nyonya," jawab kepala
pelayan terbata.
"Katakan dengan jelas!" perintah
Fauzan.
"Nyonya dipukuli habis-habisan oleh
Nyonya Wandana dengan sangat parah dan sekarang tidak bisa turun dari
ranjang," jelas kepala pelayan tersebut.
"Segera minta pengacara mengurus akta
perceraian!" perintah Fauzan kepada kepala pelayan.
Saat ini Fauzan memasuki kamar dan mau
bercerai dengan Maharani. Di dalam kamar terlihat jika tampang Maharani sudah
sangat menggenaskan, bajunya yang masih bersimbah darah itu belum digantinya.
"Fauzan ... cepat selamatkan aku! Bawa
aku ke rumah sakit!" pinta Maharani.
"Aku tidak tahan lagi! Ini sakit
sekali!" Jelas Maharani.
"Rasanya aku akan mati, tolong aku!
Bawa aku ke rumah sakit!" pinta Maharani lagi dengan suara yang melemah.
Bukannya mendapatkan pertolongan dan kasih
sayang dari suami, tapi Maharani malah mendapatkan pemberitahuan yang
mengejutkan hati.
"Aku telah menggugat cerai
kepadamu!" jelas Fauzan.
"Aku akan menceraikanmu!"
jelasnya lagi.
"A-apa ... maksudmu ..." Maharani
merasa salah dengar.
"Kau akan segera mendapatkan akta
cerai kita!" tukas Fauzan.
Wajah Maharani semakin jadi buruk, ketika
mendengar perkataan Fauzan tadi. Bercerai, setelah pengorbanan yang dia lakukan
selama ini, jelas saja Maharani tidak akan pernah bisa untuk menerimanya.
Khansa menunggu Emily mengirimkan supirnya
untuk menjemput dirinya. Namun, Khansa tidak langsung pulang, masih ada sesuatu
yang harus dia selesaikan di kediaman Isvara. Leon dengan mobil sedan biasa,
mengikuti mobil yang membawa Khansa.
Leon sengaja memakai mobil biasa agar tidak
kentara jika dirinya sedang mengikuti Khansa, "Menikah denganmu! Mengapa
itu terasa menjadi sedang naik wahana roller Coaster dengan puncak
tertinggi," pikir Leon sambil terus melajukan mobilnya, mengikuti Khansa.
Di dalam mobil yang Emily aturkan untuk
Khansa, terlihat Khansa sedang bersandar sambil memejamkan sebentar kedua
matanya. Lalu tiba-tiba terbayang wajah Leon.
"Astaga..." gumam Khansa.
"Mengapa jadi terbayang wajahnya,
gumam khansa lagi.
Khansa mengambil ponselnya, dan melihat
tidak ada telpon atau pun pesan dari Leon, lalu menghela napas panjang dan
segera memasukan ponselnya ke dalam tasnya.
Terdengar bunyi pesan masuk, Khansa segera
saja mengeluarkan ponselnya lagi, namun sedikit kecewa ketika melihat itu
hanyalah pesan dari Emily.
"Bagaimana rasanya jadi
pemenang?" isi pesannya.
"Biasa saja," jawab sombong
Khansa.
"Hissh, kau ini! Terkadang lebih
narsis daripada aku. Sangat tinggi sekali percaya dirimu itu," balas pesan
Emily.
"Aku kasih tau ya, dengan bakat akting
dan percaya diri tinggi yang kau miliki, kau pasti akan berhasil di dunia
hiburan. Mau jadi artis tidak," jelas Emily panjang lebar di pesannya.
"Tidak perlu! Tanpa menjadi artis aku
selalu viral dan menjadi trending topik," jawab singkat Khansa.
"Benaran deh! Narsismu itu benar-benar
tidak ada obatnya," ujar Emily dalam pesannya lagi.
"Sudahlah, aku akan kembali sibuk
bekerja. Ingat makan! Jangan bermain terus," pesan singkat Emily lagi
untuk sahabatnya itu.
"Ya, ya aku akan ingat makan, dan kau!
Bekerja dengan baik, jangan ingat aku terus," Khansa membalas pesan Emily
dengan banyak gambar wajah tersenyum.
Hansen ikut dengan Leon di dalam mobil,
lalu bertanya, "Kak! Bukannya tadi kau bilang banyak pekerjaan yang harus
kau Urus?"
"Apakah mengintai istri termasuk
pekerjaan yang digeluti akhir-akhir ini?" tanya Hansen sedikit meledek
Leon.
"Diam! Apa kau tahu cabang perusahaan
aku yang di Afrika sedang membutuhkan Direktur baru. Sepertinya ide yang bagus
jika aku menelpon ayahmu, dan mengatakan membutuhkan bantuanmu, ancam Leon.
Penutup
Bab 87 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 87 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 87 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.