Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 84 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 84

Perayaan hari jadi pernikahan Fauzan dan Maharani dilangsungkan sesuai waktunya, seluruh pebisnis kaya dan istri di seluruh Palembang juga masih datang menghadiri.

Bagaimana pun juga ini adalah termasuk perjamuan bisnis berbalut pesta. Tempat para pebisnis handal saling bertemu, jadi mereka tetap datang memenuhi undangan Fauzan Isvara.

Maharani sengaja menggunakan riasan tipis, sehingga terlihat seperti wanita polos dan lugu, beberapa hari kemarin sebutan wanita j“laang tersemat di nama akhirnya, dan nampaknya dia ingin memperbaiki imej dirinya itu.

Maharani juga memakai gaun panjang yang tidak terbuka, sehingga memberikan kesan keibuan yang penuh dengan sifat kasih sayang.

Maharani akan membuktikan dirinya kepada khalayak umum, jika popularitasnya masih sama seperti dulu, tidak terkalahkan. Maharani berjalan dengan sepatu hak tingginya itu, lalu menyapa beberapa wanita sosialita yang sedang asyik berbincang.

"Halo! Nyonya-nyonya," sapa Maharani.

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

"Nyonya! gaun dan perhiasanmu ini sangat indah! Sangat cocok dengan apa yang dikenakan hari ini,” puji Maharani kepada salah satu sosialita yang datang hadir.

"Membuatmu jadi tampak langsing lho," puji Maharani.

Maharani pun nampak tidak mengalami kesulitan untuk berbasa basi busuk, hal yang hampir seumur hidup ini dia lakukan. Karena itu sudah tidak asing lagi dan sudah sangat lihai dan sudah mendarah daging.

Bukannya mendapatkan jawaban yang ramah dan menyenangkan. Tapi, malah mendapatkan jawaban singkat lalu para istri pengusaha kaya tersebut, meninggalkan Maharani begitu saja, menjauhi Maharani dengan acuh tak acuh dan dengan tatapan sedikit jijik sambil berbisik-bisik.

[Sebaiknya kita menjauhi wanita ini, khawatir jika aura buruknya mengenai menular kepada kita]

[Ya hati wanita ini terlalu busuk]

[Bermain dengan bangkai pasti kita akan terkena baunya, baunya akan menempel pada kita]

Para wanita sosialiya itu pun kompak menjauhi Maharani dan pergi pindah posisi ke tempat lain.

"Sial! Apa-apaan mereka ini. Apakah mereka menganggap aku ini adalah kuman yang harus dijauhi!?" pikir marah Maharani.

Hari ini Maharani ingin membuktikan pada semua orang kalau dirinya baik-baik saja. Maharani mencoba lagi mendekati beberapa istri pebisnis kaya, namun lagi-lagi diabaikan, bahkan mereka menggosipkan masalah foto tak senonoh di belakang Maharani, dan sempat mendengarnya.

Jihan berjalan ke arah Maharani.

Jihan melihat wajah ibunya itu terlihat tidak baik, lalu berkata, "Bu, apakah mereka juga mengabaikanmu?"

"Iya," jawab Maharani dengan kesal.

"Mereka itu benar-benar membuatku kesal," jelas Jihan.

"Mereka ini bahkan membicarakan kita dibelakang, mengatai kita bu," adu Jihan lagi kepada Maharani.

"Apa yang mereka katakan?" tanya Maharani.

"Mata duitan! Mereka bilang kita wanita mata duitan, pemburu harta," jawab Jihan dengan kesal.

"Bahkan teman-temanku yang biasa menjilat, mencari perhatianku malah mengabaikan aku juga!" adu kesal Jihan lagi.

"Bagaimana ini bu! Apa yang harus kita lakukan?"

Maharani membeku di tempat, hatinya menggelap kesal sendu, dirinya baru saja diabaikan dan sekarang putrinya mengadu jika diabaikan juga.

Padahal Maharani telah melakukan yang terbaik untuk menutup skandal itu. Namun, tetap saja efeknya masih terus menggema.

Berita viral tentang ibu tiri yang ingin menguasai harta warisan anak Khansa Isvara masih terus saja bergulir bagai bola panas meski sudah tidak ada lagi di pencarian topik utama di internet.

Fauzan sedikit-sedikit melirik jam tangannya, "Apakah tuan Wandana akan datang?" tanya dan pikir Fauzan.

Fauzan pun melangkah ke arah Maharani dan bertanya pada Maharani kenapa Arief Wandana masih belum datang. Fauzan sedang perlu investasi dana yang mendesak, tentu saja kehadiran Tuan Wandana adalah hal yang paling di tunggunya.

Fauzan tidak peduli dengan urusan Maharani dan Jihan. Karena tujuan membuat pesta ini adalah karena Fauzan ingin bertemu dengan tuan Wandana dan berharap Tuan Wandana mau menginvestasikan dana segar ke perusahaannya. Sehingga operasional perusahaan dapat berjalan dengan mulus lagi.

"Jangan lupa jika ayah angkatmu sudah datang, tawari dia untuk berinvestasi dalam proyek kita!" perintah Fauzan.

Mendengar perkataan Fauzan tentang pendanaan proyek medis terbaru di perusahaannya, maka hati Maharani langsung saja meradang marah. Maharani merasa jika proyek lebih penting dibandingkan perayaan hari jadi pernikahan mereka. Suasana hati Maharani semakin memburuk, lalu berkata, "jadi ini semua karena kucuran dana?" tanya Maharani dengan marah.

"Tentu saja! Setelah tuan muda ugraha batal berinvestasi, tentu saja perusahaan membutuhkan investor baru," jawab Fauzan.

"Kau bahkan tidak mempedulikan aku dan Jihan!" ujar Maharani dengan tatapan marah.

"Kalian berdua tidak berguna!" balas hardi Fauzan.

"Jika tidak bisa membawa keuntungan, maka jangan terlalu banyak mengeluh!" sindir Fauzan kepada Maharani.

"Banyak mengeluh katamu!" hardik tanya Maharani.

Melihat Maharani dan Fauzan bertengkar, Khansa sedikit tersenyum. Khansa pun mendekati mereka untuk melihat pertunjukan yang baru saja akan dimulai, sebuah pemanasan kecil untuk pertunjukan besar.

"Ayah apakah sedang bertengkar?" tanya Khansa.

Maharani bertambah kesal melihat Khansa, sejak kejadian foto skandal waktu itu, Khansa tidak pernah muncul di hadapan mereka, dan sekarang Khansa memperlihatkan diri, jelas saja ini menjadi perhatian besar orang-orang yang hadir.

"Tidak kami tidak sedang bertengkar," jawab Maharani.

"Ayah jangan bertengkar lagi, sungguh aku tidak apa-apa," jelas Khansa memberi kesan menjadi putri yang baik.

Ketika para tamu melihat Khansa yang seperti ini, Sungguh itu seperti sedang tidak memberikan muka kepada Fauzan dan Maharani. Membuat kesan jika pasangan suami dan istri itu memiliki hati yang kejam.

Anak yang begitu patuh dan baik hati meski Ayahnya telah memutuskan hubungan dengannya. Para tamu yang hadir pun berbisik-bisik.

[Khansa adalah anak yang penurut, mengapa Fauzan ini begitu kejam]

[Lihatlah betapa besar hati Khansa Isvara ini.Ibu tiri menjebak, ayah malah memutuskan hubungan keluarga, tapi masih baik kepada keduanya]

[Bukankah ini seperti sebuah kesialan bagi Khansa, karena memiliki orang tua yang seperti itu]

[Sungguh tak patut untuk dijadikan panutan, mereka bahkan tak pantas untuk menjadi orang tua]

Fauzan yang mendengar bisik-bisik ini segera saja berkata kepada Khansa dengan suara sedikit keras," Khansa anakku, kau pasti merasa sedih. Kembalilah ke rumah kapan saja kau mau. Jika ada yang menindasmu maka aku akan memberikan pelajaran yang baik untuknya."

Fauzan menatapi Maharani, seakaan sedang memberi tahu jika Fauzan sedang memberi pelajaran kepada Maharani dengan membela Khansa. Seketika saja, darah di tubuh Maharani terasa mendidih dengan uap penuh kebencian.

Tidak lama kemudian, Arief Wandana datang, "Tuan Wandana," sapa salah satu tamu.

Tatapan kebencian Maharani langsung saja berubah menjadi tatapan yang meneduhkan ketika melihat Tuan Wandana datang.

Maharani berjalan ke depan dengan ekspresi bangga dan merangkul lengan Arief sambil menyapa dengan manja, “Papa angkat.”

Penutup Bab 84 Novel Romantis Pengantin Pengganti                                               

Bab 84 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 84 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.