Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 80 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 80

Para awak media langsung menunjuk-nunjuk Jihan. Ibu dan anak itu meringkuk seperti tikus jalanan yang dimarahi dan dipukul semua orang. Ketika Jihan berteriak agar menjauhi mereka, para awak media malah balik mengatai-ngatai ibu dan anak itu.

[Jihan ini, juga sama jahat dan liciknya dengan ibunya, buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya]

[Yang aku dengar ibu dan anak ini juga pernah menjual Khansa kepada Tuan Arman, hanya demi sebuah investasi untuk perusahaan Isvara]

[Mereka berdua ini memiliki hati seperti hati penyihir jahat]

[Berhati hitam dan busuk]

Dengan cepat sekelompok security muncul dan memaksa untuk menyelamatkan ibu dan anak yang sudah terluka dengan menyedihkan itu. Setelah dengan susah payah menyelamatkan ibu dan anak tersebut, para petugas itu meminta Jihan dan Maharani agar segera pergi meninggalkan tempat konfrensi itu.

Para petugas itu juga memiliki beberapa bekas cakar di wajahnya karena mencoba menahan serangan untuk Jihan dan Maharani.

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

Mereka segera menuju ke mobil mereka, dan segera melajukan mobilnya pergi meninggalkan tempat yang kacau itu.

Maharani dan Jihan sampai di rumah, Jihan takut Fauzan marah dan akan mengusir mereka keluar dari rumah, “Bu Ayah benar-benar marah kali ini! Apakah ayah akan mengusir kita?”

“Bagaimana ini! Bagaimana jika Ayah akan mengusir kita?” ujar Jihan lagi dengan nada Khawatir.

“Kemana kita akan pergi nanti?" tanya Jihan sambil menggigit-gigit bibirnya.

Maharani pun tidak pernah menyangka jika dia akan berakahir seperti ini, Maharani merasa sudah mengorbankan seluruh masa mudanya demi Fauzan dan demi keluarga Isvara. Karena itum Maharani tidak bisa dan tidak rela kalah dari Khansa, dan Maharani juga enggan mengaku kalah dari Khansa, anak yang dianggapnya kampungan itu.

Maharani tidak menyangka jika Khansa malah akan balik menipunya dengan membuat adegan dramatis seperti itu, lalu membuatnya menerima konsekuensinya. Berita tentang dirinya semakin Viral, Ibu dan anak itu tidak berani pergi keluar rumah, dan Maharani jelas tidak ingin meningalkan kediaman Isvara, karena status Nyonya Isvara yang sah adalah miliknya jadi untuk apa dia pergi.Khansa yang seharusnya pergi dari keluarga Isvara, bukan dirinya.

Maharani mengambil tangan Jihan, lalu menepuk-nepuknya, “Sudah tak usah kahawatir lagi, Ibu pasti akan menyelesaikan masalah ini !" ujarnya menghibur Jihan.

Belakangan ini Fauzan sering tidak pulang, akhir-akhir ini Fauzan lebih memilih tidur di luar. Maharani menelepon Fauzan berkali-kali, tapi Fauzan tidak menjawbanya.

Maharani menutup teleponnya, dia sangat marah, sampai-sampai ingin melempar ponselnya.

“Semua ini karena anak sial itu,” hardik marah Maharani.

“Tunggu saja! Aku akan segera menghancurkanmu. Aku adalah Maharani, apa yang aku inginkan harus bisa dan selalu akan aku dapatkan. Bukankah aku sudah berhasil merebut status posisi ibumu itu Hah!” gumam kesal Maharani, meracau sendiri.

Saat ini Khansa sedang berlibur ke Bali, menikmati hari yang menyenangkan bersama Emily. Mereka berbincang sembar becanda, berjalan santai, “Tuan Isvara benaran nampak marah kali ini, ini pertama kalinya aku melihat dia sekasar itu kepada Maharani,” ujar Emily.

"Apa kau lihat, Tuan Isvara menampar Maharani?" ujar Emily dengan nada senang.

“Ya dia menamparnya, namun satu tamparan itu tidak cukup menggantikan penderitaan yang telah aku tanggung selama ini.” ujar Khansa melirih.

“Apa menurutmu dia akan menceraikan Maharani?” tanya Emily seraya menghentikan langkahnya.

“Emm, sepertinya belum akan! Aku sangat mengenal Fauzan Isvara ini. Selama kau masih berguna untuknya maka dia tidak akan membuangmu. Lihat saja aku!

Diasingkan bertahun-tahun. Namun, hanya karena aku berguna untuknya maka dia memanggilku kembali," jelas Khansa.

"Ya analisamu itu ada betulnya juga,” ujar Emily.

“Lalu apakah kau sudah bersiap akan untuk peperangan selanjutnya?" tanya Emily.

“Tentu saja, bukankah aku sudah mengatakan aku kembali karena ingin mengetahui tentang kematian ibuku waktu itu, jadi tentu saja aku sudah siap dengan segala konsekuensinya?" jawab lugas Khansa. "Termasuk jika kau harus kehilangan suamimu pada akhirnya nanti?" tanya Emily dengan nada Khawatir.

Mendengar pertanyaan Emily, bibir Khansa yang sedari tadi lugas menjelaskan ini dan itu, tiba-tiba langsung saja terkatup. Enggan untuk menjawab, tak mau menjawab.

Khansa bersedia menikah dengan tuan muda Sebastian karena memang ingin meminjam status keluarga Sebastian untuk mencapai tujuannya.

"Aku bukan wanita yang hanya mengandalkan perlindungan pria untuk hidup,” jawab Khansa dengan yakin.

“Bagus jika begitu,” ujar Emily yang berpikir jika akan terjadi perpisahan antara Khansa dan Leon, maka itu tidak akan membawa kepedihan yang mendalam bagi sahabat baiknya ini.

"Tapi! Apa kau akan benar-benar menyerah jika keadaan membuatmu harus berpisah dengan suamimu?" tanya Emily lagi penasaran.

Khasa terdiam lagi, Lalu Emily mengemukakan pendapatnya lagi. “Jika ada Cinta, maka pertahankan! Jika bersamanya kau malah mendapatkan sakit hati maka tinggalkan!" nasehat bijak Emily.

"Hei sejak kapan kau jadi selembut ini, bijak sekali hari ini!” gumam Khansa sambil tertawa.

Emliy yang dia kenal tidak akan segan membalas yang mencubitnya lebih dulu, bahkan bisa membalas dengan daya dua kali lipat. Tapi hari ini malah bisa mendengarkan nasehat manis yang keluar dari mulutnya.

“Pikirkanlah apa yang aku katakan ini, jika cinta jangan menyiksa diri sendiri, jika cinta itu menyakitimu maka pergilah. Cinta tidak akan membuatmu menangis perih! Ingat itu, jika seperti itu namanya bukan cinta, tapi cinta bertepuk sebelah tangan!" nasehat Emily lagi.

“Emm ... apa itu adalah naskah skenario drama terbarumu?" tanya Khansa sedikit mencandai Emily.

“Ihh kau ini .... Mengapa sering kali tak mau dengar apa kataku!" gumam Emily menggemas dengan teman baiknya ini.

“Padahal akan menjadi lebih mudah jika kau langsung saja meminta bantuan tuan muda Sebastianmu!"

“Sudah aku katakan, aku tidak ingin mellibatkan tuan muda Sebastian terlalu dalam ke permasalahan aku!" jelas Khansa lagi.

“Yaya baiklah, berdebat denganmu maka aku akan selalu kalah,” tukas Emiliy.

Mereka tiba di Vila, Khansa langsung saja berbaring di ayunan rotan. Khansa hari ini memakai gaun berwarna merah, ini semakin menonjolkan kulit putihnya, wajah kecilnya yang begitu menawan, terlihat acuh tak acuh dengan daya pikat yang riang.

Jika Khansa tidak pernah di asingkan ke desa, maka bisa jadi saat ini Khansa akan menjadi pesaing Emily di dunia entertainment, sebagai primadona yang sangat diingini.

Emily langsung melihat ke arah Khansa, hatinya terasa meleleh melihat kecantikan kawan baiknya ini, sambil berpikir apakah tuan muda Sebastian akan berhasil menawan teman baiknya ini untuk selalu berada di sisi tuan muda Sebastian, jika tidak maka pria seperti apa yang bisa menahannya?

Penutup Bab 80 Novel Romantis Pengantin Pengganti                                               

Bab 80 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 80 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.