Bab 76 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah
dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 76
Jihan mulai membayangkan masa depannya yang
indah, mengira dengan berbuat begini Hendra pasti akan menikahinya. Jihan
merasa sudah menang karena telah berhasil merusak reputasi Khansa, melihat
trending topik para netizen yang sudah mengatai-ngatai Khansa.
[Tak disangka dibalik penampilannya yang
polos anggun, ternyata Khansa Isvara adalah wanita liar]
[Ya sungguh Liar, begitu haus akan sentuhan
pria, sampai-sampai sekali bermain tidak cukup dengan satu pria] [Merasa suami
sakit keras, lalu berpikir jika apa yang dilakukan tidak ada salahnya! Wanita
ini benar-benar sakit jiwa]
[Ada yang tahu berapa harga wanita ini? Aku
ingin membookingnya untuk menemani akhir pekan aku]
[Diberi puluhan Milyar untuk menikahinya! Aku
pun tidak akan sudi menerimanya]
Melihat media sosial begitu heboh, Jihan
pun bergumam sambil tertawa senang dan puas hati, "Kau sudah kalah Khansa,
aku akan tetap menjadi Nyonya Ugraha, dan kau akan jadi pecundang
selamanya."
"Selamanya kau akan tetap menjadi
putri yang terbuang," hina Jihan lagi.
Maharani merangkul Jihan dan akan berbuat
apa pun untuk memastikan kebahagiaan Jihan, "Selama ada Ibu, maka Ibu akan
memastikan putri-putri ibu untuk selalu menggapai kebahagian dan kemakmuran,
janji Maharani.
"Terbaik," puji Jihan seraya
mengedipkan matanya.
"Tapi Bu, jika ayah tahu bahwa ibu
yang ada dibalik semua ini! Apakah ibu tidak takut membuat ayah murka?"
tanya Jihan.
"Tenang saja, mati pun ayahmu tidak
akan peduli," jawab Maharani.
"Bukankah Ibu pernah bilang, jika ayah
sangat mencintai ibunya Khansa?" tanya Jihan.
Ketika Jihan mengatakan itu Maharani pun
mendengus seraya mengatakan, "Huush.. jangan banyak tanya lagi tentang ini
lagi,"
Mendengar ibunya memperingatkan seperti itu,
maka Jihan pun langsung menutup mulutnya dan tidak bertanya lagi, dan tak ingin
tahu lagi.
Jihan kembali ke kamar, dan kembali
mengecek sosial media yang masih saja terus menghujat Khansa. Melihat jika itu
semakin heboh, maka Jihan pun semakin berjingkrak kesenangan.
"Selamat menikmati, dasar wanita
bodoh," ejek Jihan lagi.
Tidak lama kemudian Fauzan pulang. Maharani
melihat raut wajah yang muram sekali dan jelas kalau malam ini Fauzan sudah mengetahui
aib Khansa yang tengah menjadi trending topik.
Berdasarkan tempramen Fauzan yang sangat
egois, maka adalah sebuah hal yang mudah untuk memancing kemarahan Fauzan
terkait foto skandal fulgar Khansa.
Maharani pura-pura tidak tahu dan
membakar-bakar Fauzan yang sudah jelas-jelas marah, "Mengapa wajahmu nampak
marah? Apa aku ada buat salah?"
"Khansa, anak sial itu!" jawab
Fauzan dengan geram.
"Ada apa lagi? Kali ini apa yang sudah
dia lakukan lagi?" tanya Maharani sembari membantu Fauzan melepaskan
dasinya dan jas kerjanya.
Fauzan menggulung lengan kemejanya, seraya
berkata "Foto-Foto laknat anak itu sedang viral dan telah menjadi trending
topik."
"Nah kan! Benar apa kataku. Jika anak
itu memiliki simpanan, anak itu benar-benar liar" hina Maharani.
"Lihatlah! Masalah ini sudah
benar-benar menjadi serius," tukas Maharani memanas-manasi Fauzan.
"Apa yang akan kau lakukan tentang
ini!?" tanya Maharani ingin tahu.
"Aku sangat marah kepadanya, apalagi
satu pun panggilan telpon dariku tidak dijawabnya,'' jelas Fauzan.
"Sjapa tahu di luar sana dia malah
masih bersenang-senang!" hasut Maharani kepada Fauzan.
"Apa kau memiliki cara?" tanya
Fauzan.
"Ah itu ... jika kau mau mendengarkan
aku maka itu akan sangat mudah jika kau mau menyelsaikan masalah ini tanpa
harus merusak reputasimu, dan juga reputasi keluarga Isvara," jawab
Maharani.
"Katakan idemu!" pinta Fauzan.
Maharani pun mengatakan idenya, Maharani
meminta Fauzan mengadakan konferensi pers besok untuk mengumumkan putus
hubungan keluarga dengan Khansa.
Fauzan berpikir sejenak, lalu setuju dan berkata,
"Kau saja yang mengaturnya!"
Mendengarnya jelas telah membuat hati
Maharani membuncah, dengan dibuangnya Khansa dari silsilah keluarga Isvara, ini
jelas akan membuat kedudukan kedua putrinya akan menempati nomor satu dan nomor
dua, nona muda yang paling sangat diinginkan tanpa saingan yang sepadanDi
perusahaan.
Hansen datang bertamu ke ruangan Leon,
Hansen penasaran Leon sedikit pun tidak peduli dengan berita mengenai Khansa yang
menggemparkan itu.
"Hei! Mengapa kak Leon bisa setenang
ini?" tanya Hansen penasaran.
Leon hanya bisa tersenyum datar pada
Hansen, "Dia tidak suka jika aku mencampuri urusannya, dia bisa menindas
Siapa pun yang dia mau, jika ada yang ingin perhitungan dengannya, maka aku
yang akan menghadapi mereka.
"Hah! Sejak kapan kak Leon, berubah
menjadi lebih manis daripada gula," gumam Hansen sambil mengusap
tengkuknya karena merasa merinding. Meski diledek oleh Hansen, Leon tidak
peduli karena Khansa pernah berkata agar Leon jangan mencampuri urusan pribadinya.
Saat ini Khansa sedang bersama Emily,
"Hei putri tidur bangunlah! Lihat ini kacau sekali. Kau telah menjadi
trending sensasi skandal No.1 di Kota Palembang ini.
"Emily ini masih pagi lho,"
ujarnya.
"Kau ini! Ingin bersaing dengan aku
kah? Atau ingin mengambil pekerjaan aku?"
Gumam Emiliy yang merasa belakangan ini
betapa Khansa sering sekali menjadi trending topik.
"Ih ... ada apa? Kau ini sedari dulu
suka sekali begaduh dengan aku!" Protes Khansa kepada Emily.
"Hei! Ini Iho, kau masuk dalam
pencariaan trending topik No.1 sejagat Palembang ini.
"Apa sih!?" tukas Khansa lagi.
Emily memaksa Khansa untuk melihat ponsel
di tangannya. Khansa mengambilnya dengan rasa malas, lalu hanya tertawa saja
dan melemparkan ponsel Emily ke samping ranjangnya.
"Di mana-mana, pemenang itu tertawa paling
akhir," ujar Khansa.
Emily pun membiarkan teman baiknya itu
melanjutkan tidurnya, "Terserah kau saja ... aku pergi sebentar, ada
sedikit pekerjaan yang harus aku selesaikan."
Setelah Emily pergi, Khansa pun mengibaskan
selimutnya, lalu mengambil ponselnya dan menekan satu nomor.
Di ruang kerja Leon, nampak sedang serius
menatapi berkas-berkasnya. Mendengar dering panggilan masuk di ponselnya, Leon
pun meletakan penanya dan langsung saja memjawab panggilan itu. Ponsel yang
Khansa hubungi adalah ponsel yang memang hanya menyimpan nomor Khansa saja.
"Halo!" jawab Leon.
"Ah ternyata kau tidak pingsan, jawab Khansa.
"Pingsan?" tanya Leon.
"Ya pingsan! Karena diselingkuhi! Seperti
apa yang dikatakan di berita-berita itu," sambung jawab Khansa.
"Bukankah aku sedang menjawab
panggilan telponmu!" tukas Leon.
"Ah ya! jika begitu tak akan ganggu
lagi, kau pasti sedang sibuk," ujar Khansa.
"Aku akan bersibuk juga," ujarnya
lagi.
"Sibuk apa?" tanya Leon.
"Tentu saja bermain, aku masih muda,
tentu hal paling menyenangkan adalah bermain, jawab Khansa dengan sedikit
tertawa.
"Masih muda," pikir Leon.
Tiba-tiba saja Leon memikirkan tentang
perbedaan usia mereka, Leon menghela napas memikirkan istrinya itu memang masih
sangat muda.
Khansa sedikit merasa lega, karena mengetahui
jika Leon tidak terpengaruh oleh berita-berita miring tentangnya.
Khansa meletakan ponselnya diatas nakas
sambil berkata "baiklah, saatnya menunggu pertunjukan besar."
Penutup
Bab 76 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 76 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 76 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.