Bab 70 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 70
Setelah khansa mengusir Susan lalu Khansa
mengunci pintu. Khansa terduduk di lantai dan memeluk kakinya sendiri. Hatinya
tiba-tiba saja membenci Leon ketika memikirkan akankah malam ini Leon akan
benar-benar menyentuh Susan.
"Dasar playboy!" gumam Khansa
merutuki suaminya itu.
Khansa kembali mengingatkan diri kalau
hubungan dengan Leon hanya sebatas kerjasama saja. Sepasang mitra kerja. Khansa
harus mengingat tujuan awal kembali ke sini.
Mencari kebenaran dibalik kematian ibunya.
Seharusnya Khansa merasa senang, karena sudah berhasil memberi pelajaran
berharga untuk Hendra dan Jihan, menggagalkan pertunangan antara keluarga
Ugraha dan Isvara. Tapi, saat ini Khansa tidak sanggup mengendalikan logika
yang ada di pikirannya, Leon memenuhi pikiran Khansa, wajah dan gerakan-gerakan
elegan Leon ketika bersikap romantis kepadanya, sungguh itu seperti sedang
menikam hatinya pelan-pelan.
Khansa memandangi jam di dindingnya,
menghitung detik dan menit waktu yang terus berdetak seperti jantungnya, hanya
saja detak irama waktu lebih lamban berdetak ketimbang detak hatinya yang sudah
tidak beraturan itu.
Khansa sedikit-sedikit berdiri sambil
bergumam, "Apakah saat ini Leon sudah bersama Susan."
Memperhatikan sepertinya di luar sangatlah
tenang, seperti sudah ada tidak kegiatan lagi, hati Khansa semakin berdesir
memikirkannya. Prasangka dikepalanya semakin menjadi-jadi, kepada Leon dan
Susan.
"Apa mungkin mereka akan melakukannya
malam ini? Hal-hal yang tadi dikatakan Susan," pikirnya lagi.
Memikirkan tentang itu sungguh gemuruh di
hati Khansa benar-benar mengalahkan kerasnya gemuruh petir ketika hujan.
Khansa semakin marah terhadap Leon, selama
ini dia sudah menjalani hidup dengan baik. Tapi, Leon malah datang dan menggoda
hidupnya, memasuki hidupnya dan masuk kedalam hatinya memorak porandakan
benteng pertahanan yang selama ini telah Khansa bangun.
"Tidak mana bisa begini, melakukan
dengan wanita lain di rumah! Benar-benar mereka mau cari mati!" rutuk
Khansa kepada keduanya.
Memikirkan ini hati Khansa sudah
meledak-ledak, sumbu yang dari tadi sudah Leon sulut, akhirnya meledak dengan
daya ledak yang dasyhat besarnya. Merasa sudah tergoda dengan pesona Leon dan
sekarang Leon malah membawa wanita lain tepat di depan matanya, jelas Khansa
tidak bisa menerimanya. Khansa memutuskan untuk membuat perhitungan.
"Mana bisa begini! Hah ... yang benar
saja," gumamnya.
Tanpa pikir panjang, Khansa lalu pergi
keluar dari kamarnya, pergi ke koridor kamar pelayan. Lalu mengetuknya beberpa
kali, pelayan tersebut terbangun dengan tergopoh, lalu membukakan pintunya.
"Nyonya!" ujarnya degan bingung.
"Ada apa! Nyonya?" tanya pelayan
itu.
"Apa kau memiliki sapu lidi
aren?" tanya Khansa.
"Sapu lidi?" tanya balik pelayan
itu.
"iya! Ada tidak?" tukas Khansa
dengan tidak sabar.
"Ada! Ada, Nyonya. Sebentar akan saya
ambilkan," ujar pelayan tersebut kembali masuk ke kamar untuk mengambil
benda yang Khansa pinta.
"Cepatlah!" perintah Khansa.
“Ini Nyonya, ujar pelayan tersebut seraya
memberikan sapu lidi aren tersebut.
"Aku pinjam dulu ya!" ujar Khansa
lalu bergegas pergi ke kamar tamu yang ditempati oleh Susan.
Benda yang berfungsi untuk membantu kita
menyapu halaman ini, ternyata juga diyakini oleh beberapa daerah, jika sapu
lidi aren ini bisa mengusir hantu atau setan yang menganggu rumah.
Konon, ada dua cara yang bisa dilakukan.
Yang pertama dengan menyabetkan sapu lidi
ke tempat-tempat yang dipercaya didiami mahluk halus, misalkan kamar mandi atau
kamar tidur. Kedua, dengan meletakan sapu lidi di pojok atas ruangan, Konon ini
dipercaya Karena lidi tersebut memiliki aura gaib. :
Khansa bepikir sapu Idi aren adalah senjata
yang paling cocok untuk mengusir setan yang sekarang ada di rumahnya ini,
khansa berpikir pria dan wanita bersama dalam satu ruangan, bukankah orang
ketiganya adalah setan.
Khansa merasa tidak puas dan pergi mencari
Susan, Khansa mengetuk pintu kamar Susan dengan keras berkali-kali sambil
memegang sapu lidi aren itu dengan kuat-kuat, "Buka pintunya! Buka
pintunya ... apa kalian dengar!" teriak Khansa.
"Apa kalian ini tuli!" pekik
khansa lagi.
"Buka pintunya sekarang juga!"
teriak Khansa lagi dengan tidak sabaran.
Susan pun membukakan pintu, nampak Susan
sepertinya baru saja selesai mandi, terlihat rambutnya masih basah.
Khansa saat ini ibarat ayam jago yang sudah
siap diadu. Khansa mengira Leon ada di dalam, dan menerabas masuk begitu saja
sambil membawa sapu lidi arennya.
"Katakan di mana Leon? Bersembunyi
dimana dia!" teriak marah Khansa sambil mengecek ke kamar mandi.
Melihat tidak ada di kamar mandi, khansa
mengecek kolong tempat tidur. Sementara itu, hati Susan sedikit kecewa ketika
membuka pintu tidak melihat Leon malah meliat ayam betina yang sudah siap
mematuk-matuk.
Dirinya jelas marah melihat Khansa yang
datang, tadi dia sudah melakukan ritual mandi mewah karena ingin menyambut
kedatangan Leon, tapi malah melihat Khansa sedang mengibas-ngibas sapu lidi
aren kepadanya.
Susan menjadi tidak sabar dengan Khansa,
"Apa yang sedang kau lalukan ini, hah!"
"Leon! Keluar kau!" teriak
Khansa.
"Di mana kau menyembunyikannya, apa di
dalam lemari!?" tanya marah Khansa sembari mengibas-ngibas sapu lidi
arennya lagi kepada Susan.
"Cukup! Kau ini hanya pelayan
rendahan. Apa kau pikir kau pantas mencarinya seperti ini!" hardik Susan
seraya menghalangi langkah Khansa.
"Minggir!" teriak Khansa.
"Tidak!" jawab susan dengan
sedikit postur menantang.
"Aku akan hitung sampai tiga! Kau akan
tahu akibatnya jika tidak menurutiku!" Ancam Khansa.
"Satu"
"Dua
Sudah sampai hitungan kedua namun nampaknya
Susan malah memilih menentangnya. Susan dan Khansa mulai terlibat perkelahian
sengit. :
Khansa lalu menarik tubuh Susan yang masih
memakai handuk kimono di tubuhnya itu. Khansa menarik tubuh Susan keluar kamar,
lalu mendorongnya hingga Susan terjatuh ke lantai.
"Astaga! Pelayan ini sungguh memiliki
keberanian yang tinggi," pikir Susan seraya bangkit dari lantai.
"Pelayan rendahan, beraninya kau
mendorongku!" hardik Susan seraya ingin melayangkan tamparan kepada
khansa.
Khansa sangat gesit, dengan mudah bisa
menghindar dari tamparan yang Susan layangkan untuknya. Malah bermanwver dan
menjambak rambut panjang Susan.
"Rasakan seranganku ini!" gumam
Khansa yang langsung saja menjatuhkan Susan lagi ke lantai.
Khansa mengambil sapu lidi arennya yang
tadi dia lempar ke lantai, lalu mengibas-ngibaskannya ke tubuh Susan.
Menganggap jika Susan adalah setan yang harus segera dia usir.
Susan tidak percaya jika pelayan kecil ini
memeiliki tingkat daya ledak perang yang tinggi, sampai-sampai Susan merasa
perih di kulit kepalanya ketika tadi Khansa menjambak dan menarik rambutnya.
Para pelayan berangsur berlari kemari dan
tidak sanggup mengatupkan mulut. Mereka mulai bergunjing, "Ya Tuhan Nyonya
Galak sekali," ucap para pelayan yang sedang melihat kejadian ribut-ribut
ini. & Sosok yang tampan dan tinggi pun keluar dari koridor. Leon keluar
dari ruang baca dengan Paman Indra mengikuti dari belakang.
Penutup
Bab 70 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 70 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 70 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.