Bab 7 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 7
Tatapan Leon tertuju pada
bibir merahnya Khansa, seolah-olah sedang memberikan kode bahwa cara terbaik
bagi seorang wanita untuk berterima kasih kepada pria adalah dengan sebuah
ciuman.
Jantung Khansa berdegup
kencang, daun telinganya yang putih sudah berubah memerah. “Sudah ah, tak mau
tahu lagi.”
"Tak usah jelaskan
lagi," tukas Khansa lagi dengan wajah memerah.
Setelah mengatakannya,
Khansa malah menoleh ke luar jendela dan tidak memedulikan Leon lagi, dan lebih
memilih melihat pemandangan dari balik jendela mobil mini cooper milik Leon
itu.
Leon menatap sikap Khansa
yang menghindar, istrinya ini adalah gadis yang cerdas, gesit, mandiri, dan
tidak suka bergantung pada orang, juga enggan mempercayakan ketulusan hatinya
kepada orang lain dengan begitu mudah, tapi seorang gadis berusia sembilan
belas tahun tak lain hanya seperti selembar kertas kosong dalam soal perasaan
dan tidak bisa menahan godaan dari seorang pria.
Mobil mewah tersebut
berhenti di lampu merah, Khansa menyandarkan diri di jendela lalu membetulkan
duduknya ketika melihat toko kue paling terkenal di kota Palembang.
“Mau makan kue?”
terdengar suara berat Leon bertanya.
Sorot mata Khansa
terlihat sedih, dia berkata dengan pelan. “Dulu Ibuku sering bawa aku untuk
beli kue di toko itu.”
Leon memutar setirnya dan
berhenti di tepi jalan. “Kalau mau ya beli sana!”
……..
Toko kue ini merupakan
kenangan yang sangat indah bagi Khansa, kenangan tentang ibunya kembali
berkelebat di ingatan Khansa. Dia sudah sepuluh tahun tidak kemari, dia ingat
waktu masih kecil Ibunya sering
membawanya kemari untuk membeli kue kesukaannya, seketika saja matanya memerah,
dia tidak ingin Leon melihatnya menangis, jadi dia pergi ke toilet, menangis
sedikit di toilet, Khansa mencuci wajahnya sambil menatapi wajahnya di cermin.
Lalu sedikit menepuk-nepuk wajahnya agar berhenti menangis. Menghela nafas
panjang, lalu keluar dari toilet.
Leon pun masuk ke dalam
toko kue untuk membelikan Khansa kue. Sedangkan, Jihan dan sahabatnya, Jane
Gautama, kebetulan juga berada di dalam toko kue tersebut. Keduanya masih
menertawakan perihal Khansa memelihara sugar baby, dan juga menghina sugar baby
itu habishabisan
"Wanita kampung itu
memang benaran deh, tinggal di desa selama ini. Sekalinya ke kota malah menjadi
liar," tukas Jihan menghina Khansa.
Tepat ketika percakapan
mereka sedang panas-panasnya, Jihan melihat Leon yang berjalan masuk ke toko
kue. Leon adalah tipe ideal Jihan, dari suara hingga tampangnya dan juga bentuk
tubuhnya yang terlihat sangat macho itu.Jihan tergila-gila pada Leon.
Jane masih berada pada
topik barusan, dia bertanya kepada Jihan dengan nada pelan, apa mungkin tampang
sugar baby Khansa seperti ini. "Eh apa tampangnya kira-kira setampan
itukah?" tukas Jane seraya menunjuk ke arah Leon.
Jihan, "…"
Jihan amat tidak bersedia
kalau pria yang disukainya menjadi sugar baby orang, dia membantah perkataan
Jane. “Apaan sih!” Jihan memelototi Jane. “Orang kampungan kayak Khansa pasti
ya sugar babynya juga orang murahan, udah jelek, gendut lagi, kalau dia punya
sugar baby kayak gini, aku bakal panggil dia Nenek!” cibirnya.
Kue yang Leon inginkan
sudah habis, kue terakhir telah terjual. Staf toko memberitahu Leon bahwa kue
yang ingin dia beli telah dibeli oleh Jihan yang berada di sebelah. "Maaf
Tuan! sayang sekali kue ini telah dipesan oleh Nona ini," ujar pelayan
tersebut.
Jihan yang mendengar
perkataan pelayan toko tersebut berpikir akan menggunakan kesempatan ini untuk
memanfaatkan agar bisa mengobrol dengan Leon, Jihan mendekati Leon dengan
genitnya lalu dia mengatakan bisa memberikan kuenya kepada Leon, jika dia
menginginkannya.
Leon ini orang yang
statusnya seperti apa, jika dia mau bisa saja dia membeli toko kue ini, jadi
menerima barang bekas tidak pernah ada di kamusnya. Semua yang dimilikinya
haruslah barang baru, orang lain yang menyentuhnya duluan mana boleh begitu.
Leon tidak menggubris
godaan Jihan, sebagai gantinya dia mengeluarkan kartu black gold miliknya yang
tertera nama keluarga kepada staf toko, dia meminta tolong kepada staf untuk
membuatkan satu kue lagi. "Buatkan lagi satu yang baru, tidak pakai lama!"
Staf toko melihat nama
keluarga itu, dan malah tertegun seperti orang yang baru sadar dari pingsan,
tidak ada yang tidak mengenal keluarga Sebastian di kota Palembang ini, dengan
cepat dia segera saja meminta bagian dapur untuk membuatkan kue.
"Baik Tuan! Kami
akan membuatnya dengan cepat," jawab pelayan toko tersebut dengan suara
sedikit panik.
Jihan merasa sangat marah
karena diabaikan, tapi dia juga terkejut mengapa staf toko bisa memenuhi
keinginan pria ini.
Dirinya dan Jane adalah
pelanggan VVIP di toko ini, tapi tidak pernah ada layanan yabg seperti dia
lihat ini. Jihan semakin merasa kalau pria ini adalah pria sempurna yang dia
inginkan untuk jadi pendampingnya, Jihan mulai berpikir licik. Dia menarik
sedikit gaunnya dan menunjukkan lekukan yang menggoda, lalu pura-pura pingsan.
Namun, hal di luar dugaan
terjadi. Leon tidak menangkap dirinya, melainkan menghindar ke sisi lain
sehingga Jihan terjatuh langsung ke lantai. Pas sekali Khansa keluar dari
toilet, Khansa terkejut melihat Jihan yang seakaan sedang berpose berlutut di
depannya, dia bertanya kepada Jihan kenapa memberi hormat begitu besar padanya
sambil tertawa meledek.
Jihan bangun, dia
bertanya pada Khansa dengan heran kenapa dia bisa ada di sini, jihan berpikir
jika sesuai dengan rencana ibunya. "Seharusnya Khansa berada di atas
ranjang Pak Arman sekarang," gumam Jihan dalam hati.
"Ini kenapa gadis
kampung ini malah ada disini!" pikir Jihan lagi sambil menatap sinis tak
kepada Khansa.
Leon menghampiri dan
merangkul pinggang Khansa dengan romantisnya, lalu bertanya kenapa Khansa
begitu lama. "Kenapa lama sekali didalam, aku sudah memesankan kue spesial
untukmu lho," ungkap Leon.
"Benarkah?"
tanya manja Khansa.
"Bukakah tadi bilang
mau makan kue," ujar Leon seraya mencubit manis dagu Khansa.
"Kau ini … manis
sekali," sahut Khansa dengan nada suara manja.
Leon pun memasukan
jari-jari tangannya ke jari tangan Khansa dan menggenggamnya erat sambil
tersenyum senang, seakaan mereka berdua ini sedang di mabuk cinta berat.
Melihat kemesraan mereka,
Jihan dan Jane menarik nafas, Khansa dan pria ini? Pikir Jihan iri dan
mengkesal, “Hei Khansa! Siapa dia?” tanya Jihan segera.
Khansa mengangkat sudut
bibirnya, “Bukannya kamu yang bilang dia sugar babyku?”
Mendengar jawaban Khansa,
maka Jihan jadi salah tingkah malu sendiri, karena tadi sudah mengatakan kepada
Jane bahwa sugar baby khansa adalah seorang pria yang gendut, botak dan sangat
jelek.
Khansa sengaja menekankan
perkataanya itu di depan Leon. Karena tidak ingin Leon salah paham atas
tudingan Maharani tadi ketika di rumahnya, tudingan yang menuduh Leon adalah
pria simpanan Khansa.
Penutup Bab 7 Novel Romantis Pengantin
Pengganti
Bab 7 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 7 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.