Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 69 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 69

Khansa sampai di depan pintu ruang makan. Khansa tak sengaja mendengar percakapan Leon dan Susan. Tadinya Khansa berpikir jika Susan hanya akan mampir saja, mendengar suaminya menyetujui permintaan Susan untuk diperbolehkan tidur di Villa Anggrek, jelas saja membuat Khansa menjadi terkejut.

Khansa merasa tidak menduga jika suaminya itu akan mengijinkan dan malah tak sengaja menjatuhkan sup panas yang sedang dipegangnya, dan itu malah menjadi melukai tangannya sampai sedikit melepuh.

"Aw!" Khansa mendesis dan mengernyitkan alisnya karena menahan sakit.

Mendengar Khansa mendesis, Leon segera saja berdiri lalu menghampiri Khansa, melihat sup dan mangkuknya sudah ada di lantai dan melihat Khansa sedang memegangi tangannya sambil meniup-niupnya, Leon segera saja menarik tangan Khansa.

"Kau ini mengapa ceroboh sekali? Sakit tidak?"

Leon segera saja mengikuti apa yang tadi Khansa lakukan, meniup-niup luka di tangan Khansa itu.

Dalam pandangan semua yang ada di sana, itu terlihat sangat romantis.

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

Paman Indra hampir-hampir saja terjatuh lemas melihatnya. Pertama karena Nyonya mudanya terluka waktu membawa sup asparagus hangat, kedua karena tuan mudanya sedang bersikap romantis pada wanita, hal yang tidak pernah dia sangka sama sekali. Sungguh dua kombinasi yang ini sudah cukup untuk menyerang jantung Paman Indra sampai K.O.

Lebih-lebih Susan sangat memperhatikan tingkah laku Leon ini, "Leon mengapa sangat perhatian sekali kepada pelayan kecil itu," pikirnya.

"Bahkan dia meniup-niup luka pelayan kecil itu, pikir Susan lagi yang melihat itu terlihat sangat intim seperti sepasang kekasih.

Merasa semua mata sedang memandanginya, maka Khansa pun segera menarik tangannya dari genggaman Leon.

"Aku akan merawat lukanya diatas!" ujar Khansa seraya pergi ke atas.

Perasaan Khansa menjadi Galau, sementara perasaan Susan mencurigai jika ada sesuatu yang salah.

"Sepertinya pelayan tersebut mencoba menggoda Leon,' curiga Susan.

"Tidak bisa dibiarkan, akan aku tunjukan siapa yang akan menjadi Nyonya rumah di sini” ancam susan.

Di dalam kamar mandi, Khansa segera saja membuka kran air, Langkah pertama yang paling benar saat menangani luka bakar adalah dengan mendinginkan luka menggunakan air mengalir bersuhu ruang.

Penggunaan air ini memanfaatkan hukum fisika di mana panas yang ada di luka akan dipindahkan keluar melalui air. Selain itu, air mengalir juga bisa membersihkan luka sehingga luka terbebas dari berbagai bakteri.

Khansa memahami prinsip seperti ini, sedari kecil sudah akrab dengan dunia medis, maka tentu saja khansa sangat mengingat prinsip kesehatan ini. Khansa mengobati luka, tapi terus terpikirkan sikap Leon yang romantis tadi.

"Jika saja malam ini, aku tidak melihat dengan mata kepala sendiri dia membawa wanita pulang dan membiarkannya menginap di sini, maka pasti aku akan sedikit meleleh karena sikap manisnya itu, gumam Khansa.

Khansa sangat terpikat, tapi di saat bersamaan merasa tidak aman karena Susan menginap di Vila Anggrek.

"Susan menginap disini, akankah sesuatu nanti akan terjadi," pikir Khansa.

Setelah kejadian itu, Khansa tetap di kamar, setelah beberapa waktu terdengar dua ketukan.

Khansa membuka pintu dengan cepat. Khansa mengira itu adalah Leon tapi rupanya Susan.

Khansa sudah tidak bisa menyembunyikan lagi kemarahan di hatinya, dan memberikan tatapan marah dengan bola matanya yang hitam itu.

"Nona Susan! Ada apa? Apa ada yang bisa aku bantu?" tanya Khansa kepada Susan.

Susan memandangi Khansa yang mengenakan cadar di wajahnya itu, mencoba menganalisa apakah wajah dibalik cadar itu adalah seorang wanita yang cantik atau tidak.

Susan memperhatikan dua bola mata Khansa yang jernih dan berwarna hitam pekat itu. Kedua mata yang dapat memikat pria.

"Pantas saja jika Leon tertarik kepada pelayan ini," pikir Susan.

Susan pun dengan sombongnya mengangkat bibir bergincu merahnya itu, "kau tadi bilang kau hanya pelayan disini bukan?" tanya ketus Susan.

"Iya? Lalu kau mau apa?" tanya Khansa tak kalah ketusnya.

"Jika begitu aku ada tugas penting untukmu," jawab Susan dengan tersenyum. Namun, Khansa dapat melihat dengan jelas jika itu adalah senyum permusuhan.

"Tugas apa?" tanya Khansa masih meladeni permainan Susan.

"Pergi dan belikan aku sekotak k*ndom!" Perintah Susan.

"Sepertinya malam ini aku akan membutuhkannya, ingat satu kotak yah!" Perintah Susan lagi.

"K*ndom," pikir Khansa sambil terbeku.

"Apakah ini perintahmu atau perintah Tuan Sebastian!?" tanya Khansa menyelidik.

"Bukankah sama saja, toh kami yang akan memakai k*ndom itu malam ini!" jawab sarkas Susan.

"Tidakkah kau lihat dengan jelas, Tuan Leon mengijinkan aku tinggal menginap di sini, bukankah itu artinya dia menginginkan apa yang aku inginkan juga," jelas Susan dengan panjang lebar.

"Malam ini pasti akan terjadi sesuatu antara aku dan Tuan Leon," tukasnya dengan penuh percaya diri.

Susan menatapi Khansa, lalu membusungkan dadanya yang memang sudah terlihat besar itu, sambil berpikir apa haknya pelayan kecil ini berani-beraninya bersaing dengan dirinya.

Dengan masih penuh percaya diri, Susan melontarkan pertanyaam kepada Khansa,

"Hei! Pelayan kecil, apa kau sedamg bermimpi untuk naik ke atas ranjang tuanmu?"

"Percayalah padaku, jika dia benar sedang menggodamu, maka itu karena dia sedang ingin mencoba sesuatu yang baru, bermain bunga liar sepertimu," ungkap Susan.

"Jika dia merasa bosan, maka dia akan membuangmu pada tempatnya," jelas Susan lagi.

"Jadi buang jauh-jauh mimpimu itu ya! Karena Leon hanya akan menjadi milik aku," tukas sarkas Susan dengan nada sombong.

"Lihat saja lekukan tubuhmu yang lurus itu, dan lihatlah lekukan tubuhku ini!

Menurutmu Tuan Leon akan memilih yang mana?" Tanya provokasi Susan lagi.

Mendengar perkataam Susan, benar-benar membuat telinga Khansa sakit, tubuhnya memang tidak semenawan Susan, yang memancarkan aura dewasa. Namun Khansa juga merasa tubunya tidaklah jelek, dan lagi dia masih sangat muda. Masih memiliki banyak waktu untuk membentuk lekuk tubuhnya nanti.

Khansa teringat pemikiran mesum Leon tadi waktu memangkunya dan berbicara tentang bando kucing dan seragam pelayan. Memikirkan sisi mesum ini, maka Khansa berpikir jika Leon tidak akan menolak godaan Susan malam ini.

Khansa mengepal tangannya keras-keras, mencoba untuk tetap tenang sambil berkata, "Nona Susan karena Tuan Leon begitu menyukaimu, maka kau saja yang membelinya sendiri, dia pasti akan samgat senang jika kau yang membelinya!" ujar marah Khansa sambil membanting pintu kamarnya di depan wajah Susan.

"Hei! Pelayan kurang ajar, apa kau tuli aku meminta kau yang membelikannya, mengapa kau malah membantah!" hardik Susan.

"Hei buka pintunya, cepat belikan aku k*ndom!" teriak Susan lagi.

Susan sangat percaya diri bisa mendapatkan Leon, dan kemari untuk memprovokasi Khansa yang dianggap sebagai pelayan.

Penutup Bab 69 Novel Romantis Pengantin Pengganti                                               

Bab 69 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 69 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.