Bab 67 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 67
"Leon kau ...!" ujar Susan dengan
canggung.
Senyuman di wajah Susan menguap hilang
ketika melihat Khansa duduk di ranjang besar milik Leon itu.
Susan sama sekali tidak pernah melihat Leon
bisa begini, apalagi membayangkan ekspresi Leon bisa selembut itu. Selama ini
Susan mengenal Leon sebagai pemimpin yang berwibawa, sukses, akurat dan
memiliki kefokusan tinggi di dalam mengelola bisnisnya, juga sesekali bisa
bersikap kejam terhadap lawan bisnisnya. Susan tidak pernah menyangka jika Leon
memiliki sisi lembut seperti ini.
Leon menarik tangannya, lalu menoleh kepada
Susan, "Ada apa?" tanya Leon sembari menaikan satu alisnya.
Rupanya Susan kesasar dan tidak sengaja
masuk ke dalam kamar Leon dan Khansa berada sekarang, "A-aku ingin pergi
ke kamar tamu, pelayan sudah memberi tahu arahnya tadi, tapi nampaknya aku
salah jalan," jawab Susan.
Leon menarik kembali tangannya, tatapan
penuh cinta yang tadi susan lihat telah berubah menjadi tatapan yang tidak ada
kehangatan sedikitpun ketika menatap susan.
Susan mulai menanyakan Khansa itu siapa,
"Leon ... wanita ini ...?" ujar Susan terbata sembari memaksakan
senyuman di wajahnya.
Mendengar pertanyaan Susan, belum juga Leon
menjawab. Namun Khansa langsung saja berdiri dari ranjang besarnya itu dan
malah menjawab jika dia adalah pelayan kecil tuan muda Sebastian.
"Nona Susan, aku adalah pelayan di
sini," jelas Khansa.
"Pelayan?" gumam Susan dengan
ragu.
Khansa bohong pada Susan. Khansa keluar dan
tidak peduli pada Leon dan Susan, "Kalian mengobrol saja berdua! Selamat
mengobrol ya," ujarnya.
Hati Leon malah semakin senang melihat
Khansa yang semakin cemburu karena serum cemburu yang baru saja Leon suntikan
untuk Khansa.
Susan menangkap pandangan yang tak biasa
dari Leon yang ditujukan kepada pelayan kecilnya itu. Hatinya sedikit tidak
senang, dari awal Susan sudah menargetkan Leon karena pria ini sangat memikat,
Leon telah sangat memikat hati Susan, Leon sangat mempesona.
Susan berniat memanfaatkan kesempatan ini
untuk menjadi wanita milik Leon. Susan pun memikirkan sebuah ide.
"Leon! Ini pertama kalinya aku datang
ke Villa Anggrek, Villa ini nampak luas, bisakah kau mengajakku berkeliling tuk
melihat-melihat!" pinta Susan.
"Minta salah satu pelayan di sini saja
untuk mengajakmu berkelling melihat-lihat," jawab ketus Leon sembari
beranjak dari kamarnya.
Susan hanya tertegun melihat Leon yang
langsung saja berubah jadi sedingin es, padahal tadi ketika gadis yang mengaku sebagai
pelayan kecil itu ada di kamar ini, nampak sekali jika Leon sangat tidak tahan
untuk tidak menggodainya.
Ini membuat Susan semakin tidak bisa
menahan rasa di hatinya. Sebagai pebisnis muda yang sukses, kepribadian Leon
juga hampir tidak memiliki kekurangan. Keputusan-keputusan bisnisnya yang
selalu akurat, membuat Leon di segani oleh pihak lawan bisnisnya. Selain
kepribadiannya yang berada dalam taraf kelas tinggi, Leon juga dikarunia
ketampanan, kewibawaan dan juga kekayaan yang melimpah yang telah membuat
banyak wanita dari kalangan sosialita jatuh hati kepadanya.
Leon Sebastian adalah Tuan Muda yang sulit
didekati, karena Aura dingin yang selalu dia tebarkan jika di depan para wanita
sosialita tersebut. Itu sebabnya selama ini tidak ada wanita yang berani
mendekatinya.
Tapi susan tetap merasa percaya diri,
karena tiba-tiba Leon menerima inisiatif pendekatannya. Meski merasa sedih,
karena tetap saja Leon bersikap dingin kepadanya, meski dia sudah berhasil
masuk ke Villa anggrek ini.
Merasa sudah sampai sejauh ini, Susan
memutuskan tidak akan menyerah, dan tetap percaya bahwa dia adalah jodohnya
Leon.
Khansa mencari Paman Indra dan bertanya apa
ada yang bisa dibantu. Khansa memutuskan untuk berperan jadi pelayan.
Paman Indra tidak berani mengatakan apapun.
Paman Indra malah berjalan begitu saja tanpa menjawab.
"Paman Indra ada yang bisa aku bantu
tidak?" tanya Khansa lagi.
Paman Indra mengernyitkan alisnya, menatapi
nyonya mudanya itu sekaligus berpikir rencana apa yang sedang tuannya susun dengan
membawa wanita lain ke Villa anggrek.
"Tidak ada Nyonya, tidak ada yang bisa
Nyonya bantu," jawab Paman Indra.
Mana berani Paman Indra meminta Nyonya
mudanya bersih-bersih, sementara Tuan mudanya tidak mengintruksikan apa-apa.
"Ruang tamu?" tanya Khansa.
"Ah itu ... i-itu, Nyonya bisa
memeriksanya sendiri apakah ada yang bisa dibersihkan disana!" ujar Paman
Indra.
"Jika begitu baiklah!" ujar
Khansa seraya pergi ke ruang tamu, untuk melihat apakah ada yang bisa dia
bersihkan disana.
Melihat Nyonya mudanya pergi, barulah Paman
Indra paham mengapa Leon membawa wanita lain ke Villa Anggrek ini.
"Haa ... untung saja Nenek Sebastian
tidak di sini, jika ada di sini maka pekerjaan aku pasti akan bertambah.
Menjadi perisai tuan muda Leon. Perisai kemarahan Nenek Sebastian," gumam
Paman Indra sambil menghela napas panjang.
Khansa melihat seorang pelayan sedang
mengelap sebuah vas-vas pajangan dari kristal, lalu mengambil lap yang ada di
tangan pelayan tersebut, "Sini! Biar aku bantu kau membersihkan ini."
Pelayan tersebut tercengang ketika melihat
Nyonya Mudanya ini malah ikut duduk berlutut bersamanya di lantai.
"Nyonya!" panggil pelayan itu
dengan takut-takut.
Sungguh pelayan itu sangat takut dengan
Tuan muda Sebastian, jika saja salah paham terhadap dirinya, takut disangka
jika Nyonya muda di minta bekerja membersihkan perabot rumah tangga Villa
Anggrek.
Khansa terlihat asyik berlutut diatas
permadani karpet empuk yang ada di ruang tamu itu, dan dengan serius mengelap
vas-vas kristal tersebut.
"Aduh!" gumam Khansa seraya
memegang kepalanya yang baru saja terlempar oleh sesuatu.
Khansa menoleh, dan melihat Leon telah
duduk di sana sambil memegang majalah bisnis di tangannya, bertingkah
seakan-akan sedang membaca. Leon sedang semangat mengerjai istri kecilnya ini,
karena itu melemparkan permen ke kepala Khansa.
"Pria ini, benar-benar ingin membuatku
kesal ya!" pikir Khansa.
Khansa memeloti Leon dengan mata hitamnya
yang pekat, ditatapi seperti itu malah Leon balik menatapi Khansa. Leon
memperhatikan khansa hari ini tampak imut memakai baju kaos putih, dengan
celana selutut berwarna krem, betisnya terlihat indah dan ramping. Rambut
panjangnya nampak di kuncir tinggi. Khansa terlihat lembut meski sedang kesal
kepada Leon.
Khansa mengambil permen yang ada di
sampingnya, permen yang tadi dilemparkan oleh Leon. Khansa membalas kembali.
Sementara itu, Leon sama sekali tidak menghindar, permen itu pun tepat mengenai
wajah Leon.
Pelayan yang berada di ruang tamu itu pun
segera beranjak pergi mengamankan dirinya, jika Nyonya mudanya di lempar
permen, mana tahu jika kepadanya Vas kristal yang sedang di pegang Nyonya nya
akan melayang kepada dirinya. Pelayan itu dengan cepat pergi ke dapur untuk
menyelamatkan nyawanya yang berharga itu.
Leon memelototi Khansa, “Dasar pelayan!
Berani sekali melempar benda ke kepala majikanmu!"
Penutup
Bab 67 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 67 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 67 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.