Bab 66 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 66
Rupanya Leon membawa Susan pulang ke Vila
Anggrek, keduanya terlihat sangat akrab.Khansa membalikkan badan dan segera
berlari ke lantai atas ke kamar, "ish ... apa-apaan pria itu!" gumam
kesal Khansa.
Para pelayan menyambut hormat kepada tamu
yang dibilang penting oleh tuan muda mereka.
"Selamat datang Nona," sapa sopan
mereka.
Ini adalah pertama kalinya Leon membawa
tamu wanita ke Villa Anggrek, selama ini selain Khansa tidak pernah ada wanita
lain yang secara khusus dia bawa ke Villa. Mengetahui tentang ini, tingkat
kepercayaan diri Susan pun semakin tinggi, merasa jika kesempatan untuk menjadi
Nyonya Sebastian semakin terbuka lebar.
Susan pun sudah mulai bertingkah seakan nantilah dia Nyonya rumah di Villa
anggrek ini.
"Terima kasih," jawab Susan dengan
tersenyum ramah dan membiarkan pelayan membantunya menggantikan sepatunya
dengan sandal rumah.
Susan ingin menanamkan kesan Nyonya rumah
yang ramah di hadapan pelayan-pelayan yang dia anggap akan melayaninya ini
nanti jika kelak dia menjadi Nyonya rumah di Villa anggrek ini. Sementara itu,
Khansa merasa sangat kesal.
Khansa membanting keras-keras pintunya,
lalu duduk di ranjang besarnya, memutar ingatan yang tadi dia rekam dalam
ingatannya.
Betapa Leon dan Susan terlihat sangat
serasi berjalan bergandengan tangan, sambil bercakap-cakap dan saling melempar
senyum satu sama lain. Satu tampan, satunya lagi cantik, jika orang lain yang
melihatnya juga akan mengatakan hal yang sama, jika mereka adalah pasangan yang
cocok.
Angin di hari ini menyapu rambut panjang
susan yang tergerai dan juga membuat gaun yang susan pakai terlihat
melambai-lambai di bawah betisnya. Sementara itu, Leon bebicara dengannya
sembari tersenyum. Sementara hati Khansa malah terasa panas mendidih
melihatnya.
"Dia benar-benar membawa wanita pulang
ke rumah! Itu pasti wanita itu kan. Itu pasti dia," pikir marah Khansa.
"Lalu dia menganggap aku ini
apa?"
"Bonekanya?"
"Ah ya aku hanyalah istri di atas
kertas," pikir Khansa.
Khansa berdiri lalu mengepalkan tangannya
keras-keras karena merasa sangat marah. Saking marahnya, Khansa merasa ingin
mengunyah-ngunyah pria yang bernama Leon itu. Khansa menarik napas dalam-dalam
dan menenangkan dirinya.
Khansa menduga jika Susan adalah pacar
Leon, karena itu Leon berani membawanya ke Villa anggrek ini. Khansa juga
menebak-nebak posisi dirinya di dalam hati Leon, "Sudah aku duga, dia
bersikap manis bukan hanya kepada aku saja. Hah! dasar pria," ujar marah
Khansa sambil menghentakan kakinya ke lantai.
"Jika sudah memiliki orang yang disukai,
mengapa dia bersikap baik dan manis kepadaku," gumam kesal Khansa.
"Dasar Palyboy cap teh poci,” dengus
marah Khansa lagi.
Khansa berdiri dan menarik sprei rapih dari
ranjangnya dan melemparkannya ke lantai, terkadang jika sedang tidak bisa
mengontrol emosinya, maka Khansa bisa bersikap sangat bar bar.
Pada dasarnya Khansa tidak mudah
terpancing. Namun, kali ini Leon dengan sangat mudahnya sudah benar-benar bisa
merusak pengendalian Khansa yang sudah di jaganya dengan baik selama ini.
Tiba-tiba saja terbersit sebuah ide yang
melintasi kepala Khansa, "Apa aku lemparkan saja Flash ke arah wanita
itu!" gumam marahnya.
"Tidak! Tidak, Flash terlalu imut
untuk di lemparkan kepada wanita itu. Anaconda lebih pantas dilempar ke wanita
itu,” gumam marahnya lagi sambil mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri. :
"Hissh ... apa yang baru saja kau
pikirkan khansa," ujarnya kepada diri sendiri.
Kemarahan Khansa dibuyarkan oleh suara
pintu kamar yang terbuka, Khansa menoleh, “Ini dia orangnya! Masih ingat kalau
ini adalah kamarnya, masih tau pulang."
"Tuan Sebastian kau sudah
kembali?" sapa Khansa seraya menybunyikan tatapan marahnya.
Leon masuk ke dalam kamar, lalu
menceritakan Susan itu siapa pada Khansa, "Tadi adalah Chief Susan, dia
adalah Direktur Humas di perusahaan."
"Oh, iya aku sudah tau!" jawab
sarkas Khansa.
"Wanita di telpon itu kan?" jawab
sindir Khansa dengan berpura-berpura tenang dan berlapang dada.
Leon menaikan satu alisnya lalu mendesah
senanh. Leon tadi melihat sekilas Khansa ketika ada di halaman Villa, melihat
bagaimana Khansa berlari dan bersembunyi di kamar mereka, hal itu tanpa sadar
membuat wajah Leon tersapu senyum samar. Istri kecilnya ini sedang cemburu, dan
itu memberikan getaran hati yang tak bisa Leon terjemahkan dengan kata-kata.
Leon sengaja menggoda Khansa, karena tahu
Khansa ada sedikit cemburu, karena Susan memang sangat cantik dan berbakat.
Leon masih bertanya bagaimana pendapat Khansa tentang Susan. Khansa menjawab
dengan jujur, tapi hati Khansa sangat tidak nyaman.
"Menurutmu bagaimana?" tanya
Leon.
Khansa memicingkan matanya, "Cantik
dan juga sintal," jawab Khansa.
Khansa masih menjawab dengan intonasi suara
yang mencoba menyembunyikan pemikirannya yang ingin segera mengambil busur
panah dan melesatkan satu anak panah ke masing-masing, kepada Leon dan Susan.
"Apakah Tuan Sebastian, sudah tidak
sabaran untuk segera menjadikan Chief Susan untuk menjadi kekasihmu?"
sindir Khansa.
"Hmm ... mengingat permintaan Nenek
yang mendesak aku agar segera memiliki anak, seperti mencari pacar adalah ide
yang bagus," jawab asal Leon.
"Booom!" hati Khansa terasa
berdentum kencang dengan ledakan level tertinggi, "Apakah dia ini akan
mati jadi ingin lekas-lekas memiliki bayi," pikir Khansa.
"Lihat saja Nenek, masih belum pulang
dari berdoa karena sangat menginginkan aku memiliki bayi," tukas Leon.
Khansa pun tidak bisa berkutik lagi, karena
memang nenek, benaran pergi berdoa untuk ini dan belum kembali.
"Lagipula, bukankah tempo hari kau ada
memintaku untuk mencari wanita lain untuk mentutaskan inginku?" sindir
Leon kepada Khansa.
Mendengar perkataan Leon pun membuat Khansa
semakin tidak bisa berkutik.
Khansa pun mengalihkan pandangannya dengan
sedih. Leon mendekatinya dan mencoba melihat wajah Khansa dari dekat, lalu
menapuk wajah Khansa, "Ada apa?"
"Jangan sentuh aku!" hardik marah
Khansa.
"Sekarang marah karena apalagi?"
tanya Leon sedikit menggodai Khansa sambil tertawa kecil, mengingat waktu itu
juga Khansa marah seperti ini ketika mendengar suara Susan menjawab panggilan
telpon darinya.
Khansa duduk di sisi ranjang, nampak
seperti Flash yang sedang mengamuk. Sementara Leon berdiri tegak dengan satu tangan
di saku celananya.
Satu tangan lagi iseng mencubit dagu dan
pipi Khansa dengan memasukan jarinya ke balik cadar Khansa, jari-jarinya
merasakan kulit kenyal lembut Khansa, terasa benar-benar segar untuk di sentuh.
Pandangan mata Leon terlihat penuh cinta,menatapi
istri kecilnya ini yang tengah bertingkah seperti Flash. Namun, juga dipenuhi
oleh tatapan nakal yang terlihat sedang menggodai gadis yang di sukainya itu.
Leon terlihat sangat lemah lembut,
menjulurkan tangan mau mengusap kepala Khansa untuk menghibur Khansa. Baru saja
Khansa ingin menepis tangan Leon, Saat ini Susan masuk dan suasana jadi sangat
canggung. Hanya terdengar suara detak jam dinding.
Penutup
Bab 66 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 66 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 66 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.