Bab 65 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 65
Khansa memilih naik taksi, namun tidak
menuju ke Villa Anggrek. Leon memperhatikan sampai taksi yang Khansa naiki
menghilang dari pandangannya, sudah jelas-jelas tadi begitu khawatir kepada
Khansa sampai-sampai Leon segera bergegas melajukan mobilnya dengan cepat untuk
datang ke tempat acara pertunangan Jihan dan Hendra. Namun, malah hanya bisa
memandanginya dari jauh saja.
Melihat istri kecilnya itu sangat tangguh
meski selalu ditindas banyak orang, rasa khawatir Leon pun sedikit berkurang.
Leon pun melajukan mobilnya untuk kembali ke kantor.
Setelah ambulans membawa Jihan pergi,
Fauzan dan Maharani kembali ke dalam, lalu mereka berdua nampak tengah sibuk
mengantarkan para tamu pulang, dan meminta maaf berkali-kali karena
ketidaknyamanan di pesta yang mereka selenggarakan ini.
"Sekali lagi kami mohon maaf ya, jika
kami mengundang di lain waktu, kami mengharapakan kehadiranya lagi lho,"
ujar Maharani dengan sedikit berbasa basi busuk. Fauzan hanya bisa mengamini
sembari memaksakan senyuman di wajahnya.
Khansa lebih dulu ke rumah sakit untuk
menjenguk bibi Fida, tapi melihat bibi Fida masih saja belum tersadar, malah
membuat hatinya semakin tidak enak.
"Bibi! Cepatlah sadar! Hanya kau yang
benar-benar menyayangiku," gumam sedih Khansa.
"Temani aku bermain nanti, aku rindu
disuapi oleh bibi," gumam sedih Khansa lagi.
Mengingat masa-masa bahagia Khansa ketika
dulu bersama ibunya dan bibi Fida, itu benar-benar membuat Khansa menjadi
menangis dengan derasnya sampai tubuh Khansa gemetaran.
"Bibi! Lekas sembuh, aku
kesepian,sangat kesepian," ujar lirih Khansa mengadu.
Khansa merasa sangat kesepian semenjak
ibunya pergi dan terpisah dari bibi Fida, meski selalu berusaha bersikap tegar,
namun tetap saja dirinya adalah manusia biasa, yang rentan terhadap rasa sakit
dan trauma.
Khansa masih memandangi bibi Fida dengan
tatapan sedih. Setelah tinggal beberapa saat untuk menjenguk bibi Fida, lalu
Khansa memutuskan untuk pulang.
Khansa kemudian pulang ke Vila Anggrek.
"Bi, khansa pulang dulu ya, nanti
Khansa akan datang lagi," janjinya.
Sesampainya di Villa Anggrek, Khansa
membersihkan dirinya, berendam agak lama di bath up, dengan aroma vanilla
kesukaannya dan dengan diiringi musik klasik. Khansa bersandar, memejamkan
matanya seraya menenangkan diri dan membiarkan busa-busa lembut dari sabun
menempeli tubuhnya sambil sedikit memikirka nasibnya yang malang ini.
Merasa sudah cukup berendam, Khansa
mengambil handuk kimononya, mengambil handuk kecil dan mulai mengeringkn
rambutnya di depan cermin yang sudah di ganti baru karena waktu itu Leon telah
meninjunya sampai hancur.
Khansa menatapi wajahnya di cermin,
mendapati matanya sedikit menjadi bengkak karena menangis tadi, Khansa hanya
bisa mengehela nafas panjang. Khansa melangkah ke lemari untuk mengambil piyama
tidurnya dan juga cadar baru yang bersih. Setelah memakainya Khansa melangkah
ke ranjang besarnya.
Khansa membaringkan tubuhnya di atas
ranjang besarnya itu. Mencoba memejamkan mata untuk tidur. Namun, malah Khansa
tidak bisa tidur karena hari ini merasa sangat tidak bahagia. Mood khansa hari
ini benar-benar sudah hancur oleh sepasang suami istri penghamba uang itu.
Memikirkan bagaimana ayah kandungnya berusaha
menjual dirinya kepada kolega bisnisnya hanya demi mendapatkan keuntungan
investasi besar untuk Isvara Grup, sungguh terlihat sangat menjengkelkan.
Hari ini terlalu banyak mendengarkan
perkataan yang tidak enak didengar dan perkataan yang menyakiti hati. Jika saja
itu dari orang lain maka Khansa akan biasa saja, tapi ini adalah ayah
kandungnya sendiri yang berkata kejam. Meski dalam hati sudah mengetahui
ayahnya itu pria seperti apa, namun tetap saja kata-kata yang fauzan lemparkan
ke Khansa sangat mengulik dan menyakiti hati Khansa.
"Hufh, pria memang mahluk egois
sedunia," beginilah pemikiran Khansa, karena selalu saja disakiti oleh
pria.
Khansa terdiam, Saat ini Khansa tiba-tiba
teringat pelukan Leon yang hangat itu.
Khansa segera menghilangkan Leon yang
tampan dari pikirannya dan memaksakan diri untuk tidur.
"Astaga!" gumam terkejut Khansa
ketika wajah Leon hadir di kedua pelupuk matanya.
"Hissh .." gumam Khansa sembari
memukul pelan keningnya itu.
"Mengapa wajahnya yang malah
terbayang," gumam Khansa merujuk pada bayangan wajah Leon.
Khansa menelungkupkan tubuhnya dan
membenamkan wajahnya di bantal ranjang mereka.
"Berhentilah memikirkan dia, Khansa
..." gumamnya sendiri seraya mengingatkan dirinya agar tidak terlena jatuh
ke dalam pesona Leon.
Lambat laun akhirnya ranjang dan bantal
Khansa berhasil membujuk Khansa untuk tidur, terlihat Khansa terpulas dengan
nyeyaknya.
Keesokan paginya, Khansa keluar dari kamar
dan melihat Paman Indra sedang mengarahkan para pelayan untuk bersih-bersih.
Paman terlihat sangat sibuk mengatur di sana sini, keluar masuk untuk mengecek
segalanya dikerjakan dengan baik.
Selama tinggal di sini, ini baru pertama
kalinya Paman Indra dan para pelayan terlihat sibuk mendadak seperti ini.
"Ini harus benar-benar dibersihkan,
jangan sampai menyisakan debu sedikit pun!" perintah Paman Indra sembari
mengusapkan jari tangannya mengecek tingkat kekotoran debunya.
"Kau! periksa dapur, apakah makanan
sudah siap!" ujar Paman Indra lagi memberikan perintah.
Khansa melihatnya dengan tatapan bingung,
"Hei! Ini ada apa?" tanya Khansa kepada salah satu pelayan.
"Kami tidak tahu! Paman indra hanya
meminta kami membersihkan rumah dengan lebih bersih saja," jawab mereka.
"Apakah kita akan kedatangan
tamu?" tanya Khansa lagi.
"Kami benar-benar tidak tahu
Nyonya," jawab mereka.
"Oh! Ya sudah jika begitu, teruskan
pekerjaan kalian," ujar Khansa.
Meski sudah mendengar jawaban dari pelayan,
namun entah mengapa, di hati Khansa tetap saja merasa ada yang aneh. Villa
anggrek sudah sangat bersih, lalu tiba-tiba diperintahkan untuk membuatnya
menjadi lebih bersih lagi.
"Hmm... apakah Villa anggrek akan
kedatangan tamu penting," pikir Khansa.
Leon sebelumnya telah menelepon paman Indra
dan memberitahu kalau nanti akan membawa tamu VIP pulang ke rumah, dan meminta
mereka bersiap menyambut. Leon juga tidak memberitahu Khansa lebih dulu.
Saat ini , mobil mewah model panjang
berhenti di halaman, pintu mobil terbuka dan Khansa melihat Leon turun dari
mobil, mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam dari kain yang
berkulitas tinggi. Meski sederhana, tapi karena Leon yang memakainya, itu
terlihat menjadi sangat elegan mahal.
"Tuan Sebastian," sapa sopan
Paman Indra di depan tamu penting Leon.
"Apakah semua sudah dipersiapkan
dengan baik?" tanya Leon.
"Sudah Tuan, seperti yang sudah Tuan
perintahkan," jawab Paman Indra.
Kemudian sosok lain pun muncul, Leon dan
seorang wanita turun dari mobil. Wanita itu menggunakan gaun yang membalut
tubuhnya dengan sempurna, riasan yang natural, dengan aksen lipstik yang tebal
di mulutnya sehingga semakin memperlihatkan, mempertegas tubuhnya yang sudah
terlihat menggairahkan itu.
Leon menuntunnya untuk masuk ke dalam Villa
Anggrek, Khansa terpaku di tempat karena tidak menyangka Leon akan membawa seorang
wanita pulang.
Penutup
Bab 65 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 65 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 65 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.