Bab 64 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 64
Khansa menghentikan langkah kakinya dan
menghentikan gerakan tangannya yang ingin membuka pegangan pintu kamar, khansa
mengambil nafas panjang-panjang dengan tidak menoleh sedikit pun kepada Hendra,
sambil berkata, “Hendra, jangan kembali lagi kalau kau memang sudah menentukan
jalan hidupmu, karena aku juga tidak memberi jalan bagimu untuk kembali.”
"Sa! jangam begitu kejam
terhadapku!" pinta Hendra.
"Jangan bicara temang siapa yang kejam
kepadaku," tukas Khansa.
"Dewasalaha! Aku harap kau bisa
menerima kenyataan ini," tambah ucap Khansa lagi.
Khansa membuka pintu dan bertemu Jihan yang
sedang mengepalkan tangan sambil melihat Khansa. Jihan menarik lengan Khansa,
"Apa yang baru saja kalian lakukan di dalam, kau bersama Kak Hendra kan di
dalam tadi?" tanya Jihan bertubi-tubi.
"Periksa saja sendiri," jawab
Khansa dengan acuh tak acuh.
"Masuklah, aku harap kalian tidak
bertengkar ya," khansa berkata dengan sedikit menggodai Jihan yang sedang
diserang oleh cemburu akut.
"Kau ini memang benar-benar
j“lang!" hina Jihan dengan tatatapan penuh kebencian.
"Bukankah aku sudah bilang, aku sudah
menyediakan hadiah terbaik untuk kalian! Jadi selamat menikmati ya," jelas
Khansa sambil bertepuk tangan.
"Kalian sangat pantas menerima hadiah
ini" gumam Khansa dengan nada sedikit menghina kepada Jihan.
Khansa hanya ingin mereka merasakan sakit
atas apa yang telah mereka perbuat kepada dirinya, Khansa berpikir harus bisa
melindungi dirinya, jadi sebelum diserang lebih baik dia memulai mematahkan
serangan itu lebih dulu demi keamanan dirinya dari ancaman bahaya.
Pandangan Jihan penuh amarah yang dia arahkan
kepada Khansa.
Hari ini Jihan telah menjadi bahan
tertawaan dan bahan gosip semua orang, saat ini Jihan benar-benar ingin
membunuh Khansa.
Karena Khansa adalah penyebab dari semua
olok-olok dan tertawaan yang dia dapatkan hari ini dari para tamu semua karena
Khansa.
Khansa penyebab kehancuran pernikahan
impian Jihan yang selangkah lagi akan terlaksana., "Dasar wanita j“lang
sialan!" Hardik Jihan dengan segala umpatan kemarahan hatinya.
"Kau memang bermaksud mengacaukan
pertunangan aku kan? Kau merasa sangat iri dengan aku kan?" tanya Jihan
bertubi-tubi.
"Iri? Maaf, untuk apa aku iri pada
sampah dan tempat sampah," jawab sarkas Khansa.
Khansa mengatakan kalau Jihan sendiri yang
mengundang dirinya kemari, ini adalah hadiah besar untuk pertunangan Jihan
darinya, "semoga suka dengan hadiah aku ya!"
"Pergi kau!" hardik Jihan sambil
mencoba mendorong-dorong tubuh Khansa, mengusirnya.
"Memang benar-benar wanita sial!"
teriak Jihan dengan marah.
"Hah! Kau mengatai aku apa? Bukankah
hari ini kau yang sedang mengalami kesialan!" sindir Khansa sambil sedikit
tertawa sambil menghempaskan tangan Jihan.
"Ini semua karenamu, wanita J“lang,
kau memang berniat ingin menghancurkan kehidupan sempurna aku kan?" hardik
marah Jihan seraya ingin memukul Khansa.
Khansa menahan tangan Jihan, "kau
pikir aku anak berusia lima tahun, yang bisa seenaknya terus kau tindas."
"Kau ini benar-benar bodoh, terus saja
tinggal dalam dunia ilusi yang ibumu ciptakan itu! Dasar gadis manja,
cengeng!" tukas Khansa mengatai Jihan.
"Jangan bermain trik dengan aku, kalau
kau masih berlindung dibalik bayangan ibumu itu," tukas Khansa lagi.
"Lihatlah Karma sedang berlaku
kepadamu, ingin menghancurkan kehidupan orang lain, tapi malah berbalik
menghancurkanmu," ungkap Khansa.
"Lain kali berpikirlah sebelum
bertindak, karena karma itu nyata," tukas nasehat Khansa kepada Jihan.
Keduanya bertengkar lalu Khansa turun ke
bawah, "Dasar anak sial! harusnya kami membunuhmu waktu itu, bukanya malah
mengasingkanmu, teriak marah Jihan.
Jihan merasa pusing dan pingsan karena
adrenalin dalam tubuhnya meningkat dan tidak dapat menahan daya stres yang
menyerangnya dengan sangat kencang.
Saat ini Maharani berlari ke sana dan
memeluk Jihan, Maharani meminta Fauzan menelepon ambulans.
"Sayang!" panggil Maharani kepada
Jihan dengan suara gemetaran, kahwatir, panik.
"Jihan sudah pingsan begini dibuat
oleh Khansa, kau cepat hubungi Ambulans. Cepat lihatlah wajah putri kita yang
memucat ini," ujar maharani dengan mulai menangis.
"Jihan ... jihan ..” panggil Maharani
lagi.
Fauzan mengeluarkan ponselnya dan memanggil
ambulans, setelah menempatkan Jihan di ruang kesehatan sambil menunggu ambulans
datang, Maharani menarik Fauzan untuk mengejar dan mencari Khansa, untuk
membuat perhitungan dengannya.
Khansa bergegas ingin pergi meninggalkan
tempat terkutuk itu, namun Maharani dan Fauzan dengan cepat mengejar Khansa
untuk memarahinya. Maharani dan Fauzan sama-sama memarahi Khansa dengan keras
dan dengan tidak berperasaan.
Lidah mereka sangat tajam dan lihai jika
menyangkut memarahi dan menghina Khansa.
"Khansa!" panggil teriak marah
Fauzan.
"Sini!" teriak marah Fauzan.
"Bukankah sudah aku peringatkan!
jangan mengacau di acara pertunangan ini!" hardik Fauzan.
"Apa kau ini tuli?" tanya marah
Fauzan lagi.
"Kau baru saja mengacaukan aset
kekayaan keluarga isvara," ujar Maharani yang juga ikut memarahi Khansa
habis-habisan sambil menunjuk-nunjuk wajah Khansa dengan kemarahan yang
meletup-letup.
"Kau ini benar-benar pembawa sial
ya!" Hardik marah Maharani.
"Apa kau baru puas jika melihat
keluarga Isvara bangkrut, jatuh miskin!?" teriak Maharani.
"Mengapa suka sekali membuat onar
untuk keluarga sendiri!" sindir marah Maharani.
"Dasar anak tidak tahu aturan!"
bentak Fauzan kepada Khansa.
"Dasar kau ini, memang benar-benar
anak pembawa sial! harusnya kami mengirimmu ke tempat yang lebih jauh lagi, dan
tidak pernah memanggilmu pulang," ungkap Maharani lagi.
"Apakah di kepala kalian ini semua,
hanya terisi oleh pemikiran uang, uang dan uang saja?" tanya marah Khansa.
"Kalian ini memperlakukan uang seperti
akan dibawa mati saja," hina Khansa kepada keduanya.
"Apakah Tuhan kalian sudah kalian
ganti dengan uang?" tanya Hina Khansa.
"Khansa tutup mulutmu itu,"
hardik marah Fauzan lagi.
"Khansa!" panggil lirih Fauzan.
"Akan lebih baik jika kau tidak
terlahir ke dunia ini, jika hanya untuk menentangku terus menerus," ungkap
Fauzan.
Mendengar perkataan ayah kandungnya yang
menyakitkan itu, benar-benar membuat hati Khansa terasa seperti berdarah,
seperti baru tertancap belati tajam. Itu terasa sangat menyakitkan, lebih sakit
ketika mereka sekeluarga menuduh Khansa adalah sebagai anak pembawa sial.
Khansa berpikir jika bisa memilih, maka dia
akan menolak kerasa Fauzan Isvara menjadi ayah baginya.
Khansa balik memarahi Fauzan, “Harusnya
ayah membunuhku di hari ibu meninggal!" Khansa lalu berlari keluar sambil
menahan tangisnya.
Khansa berjenti sejenak ketika sudah di
luar, mengatur nafasnya dan menghapus air matanya.
"Yang paling sial itu adalah aku,
karena memiliki keluarga seperti kalian,” Khansa merutuki Maharani dan Fauzan.
Setelah merasa sedikit lebih tenang, khansa
pun segera pergi meninggalkan tempat itu. Khansa tidak tahu kalau saat ini ada
sebuah mobil mewah model panjang yang sedang parkir di tepi jalan, Leon
menurunkan kaca mobil dan sedang melihat Khansa yang semakin menghilang.
Penutup
Bab 64 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 64 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 64 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.