Bab 62 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 62
Lelucon Khansa benarbenar membuat suasana
semua orang seperti naik roller coaster. Namun, Fauzan dapat menanganinya
dengan baik sehingga para tamu bisa kembali fokus kepada acara besar putrinya
ini.
"Silahkan Tuan dan Nyonya, saatnya
acara dimulai," ajak Fauzan kepada para tamu untuk menikmati pesta ini.
"Maafkan ketidaknyamanan ini, silahkan
dilanjutkan pestanya, nikmati pestanya," ujar Fauzan lagi.
Mendengar perkataan Fauzan, semua tamu yang
tadi berkerumun pun, membubarkan diri dan mulai untuk memperhatikan Tuan muda
Ugraha yang sudah berlutut untuk melamar Jihan Isvara, pemandangan itu terlihat
sangat romantis.
Hendra jadi terlihat tidak fokus melamar
Jihan. Jihan pun merasa sangat kesal, tapi dia tidak ingin terjadi hal yang tak
diinginkan, takut jika Hendra berubah pikiran, Jihan segera mengeluarkan
tangannya, "Kak Hendra, aku bersedia menikah denganmu.”
Untuk beberapa saat, Hendra tidak mendengar
perkataan Jihan, karena tenggelam dengan rasa dan pikirannya sendiri. Berharap
apa yang tadi baru di dengar olehnya adalah nyata, bahwa dia dan Khansa bisa
menjadi pasangan yang serasi. "Kak Hendra! Apa kau tidak mendengar
aku!" panggil Jihan membuyarkan lamunan Hendra.
"Kak Hendra!" panggil Jihan lagi
seraya menarik tangan Hendra.
"Aku bersedia," ujar Jihan lagi
dengan memperjelas senyuman di wajahnya.
Sentuhan Jihan mengembalikan kesadaran
Hendra. Para tamu pun mulai bertepuk tangan ketika melihat Hendra mengambil
sebuah kotak cincin dari saku jasnya. Hendra membuka kotak cincin tersebut dan
mengeluarkan cincin pertunangan yang telah disiapkannya.
Saat Hendra mau menyematkan cincin berlian
di jari manis Jihan, Hendra mendapat sebuah pesan di ponsel, Hendra memasukan
kembali cincin pertunangannya, karena mendengar nada khusus yang dia buat untuk
membedakan panggilan masuk atau pesan masuk dari Khansa, dan segera membuka
pesan itu untuk dibaca.
Raut wajah Jihan sudah mulai terlihat tidak
enak, ketika melihat sikap Hendra ini, terlebih lagi ketika melihat Hendra
terpaku diam sambil memandangi ponselnya.
Hendra jadi tiba-tiba terpaku lalu menoleh
ke arah Khansa. Hendra langsung berdiri dan melangkah menuju ke arah Khansa
lalu dengan impulsifnya menarik Khansa ke lantai atas, "Kita harus bicara
serius."
Dari balik cadarnya, Khansa hanya bisa
tersenyum sinis kepada Jihan, "kado terbaik dari aku akan segera meluncur
kepadamu," gumam Khansa dalam hati.
Semua tamu melihat tontonan menarik ini,
pria yang tadi terlihat berlutut untuk melamar. Tapi, malah berdiri dan saat
ini membiarkan Jihan berdiri sendiri. Jihan baru saja di tinggalkan, dicampakan
oleh Tuan Muda Ugraha. Para tamu ada yang bersimpati dan ada yang senang karena
baru saja mendapatkan tontonan skandal dari salah satu keluarga berkuasa.
Beberapa dari mereka bahkan berani berkata dengan suara keras.
[Ini benar-benar sebuah skandal!]
[lya, sayang sekali pesta semewah ini telah
menjadi rusak, karena calon mempelai pria malah pergi menarik tangan wanita
lain]
[Kakak beradik memperebutkan satu pria, wow
benar-benar sebuah skandal besar]
[Wow! Tontonan yang lebih menarik daripada
menonton sebuah film]
Tak ingin pesta pertunangannya ini gagal,
maka Jihan mengejar Hendra sambil menarik gaun indah yang dipakai itu, Jihan
mengejar sambil berteriak agar Hendra jangan mencampakkan dirinya. Karena baju
gaun yang panjang dan berat gaun yang Jihan pakai, sampai-sampai Jihan hampir
kehilangan keseimbangan dan melepaskan sepatunya lalu membuang ke lantai dengan
begitu saja.
"Kak Hendra! Kau mau kemana?"
teriak Jihan.
"Mengapa? Kau membawa Khansa!"
teriaknya lagi dengan suara yang terdengar sudah mulai menangis. Namun, malah
diabaikan oleh Hendra.
"Kak Hendra!" teriak Jihan dengan
suara tangisnya.
Penampakan Jihan sudah mulai tidak enak
dipandang, dengan seketika saja terlihat kusut dengan tangan yang sedang
menarik gaun yang menjuntai indah tadi menjadi sebuah kepalan gulungan yang
terlihat mengasal.
Kemudian terjadi hal yang sangat memalukan,
semua orang mulai bergosip, ada yang kasihan dan ada juga yang menertawakan
Jihan sambil memfoto-foto Jihan.
[Nah kan! Apa kataku, Jihan akhirnya
terkena sial]
[Tapi setelah di pikir-pikir, Jihan memang
pantas mendapatkan kesialan ini, melihat jika dia sering sekali sombong dan
selalu mudah merendahkan orang]
[Yang aku dengar malah sahabatnya sendiri
pun tak luput dari caci dan maki Jihan]
[Anggap saja ini hukuman baginya karena
selalu bersikap sombong! Karma]
Saat ini Maharani datang menyelamatkan
Jihan dan meminta semuanya pergi, hatinya mana rela melihat putri kesayangannya
ini mendapat malu dan digunjingkan seperti ini.
"Berhenti mengambil foto!" hardik
Maharani.
Para tamu mengabaikan teriakan Maharani, ada
skandal hebat yang bisa dibagikan, tentu saja mereka tidak akan melewatkannya
untuk tidak merekamnya.
"Hentikan aku bilang!" Pekik
Maharani lagi seraya memeluki putrinya itu.
"Pergi! Kalian, jika datang hanya
ingin memperolok putriku," hardik marah Maharani sambil terus memeluk
Jihan.
"Bu! Kak Hendra ... khansa ..."
ujar Jihan dengan suara yang tercekat.
"Aku tahu ... aku tahu ... tenang saja
ok!" Hibur Maharani kepada Jihan.
Maharani tidak menyangka akan ada begitu
banyak hal yang tak terduga yang terjadi di pesta pertunangan ini. Dalam
angan-angan Maharani, pesta pertunangan Jihan ini akan menguatkan posisinya di
kalangan lingkaran pertemanannya dengan kaum sosialita elite. Tidak akan di
pandang rendah oleh teman-temannya. Tapi, malah menjadi kacau seperti ini
karena permainan Khansa.
Maharani berusaha menenangkan putrinya itu.
Kepala dan hatinya juga terasa ingin pecah, urusan dengan Fauzan belum
diselesaikan, sekarang sudah harus menangani kejadian tak mengenakan di acara
pertunganan putrinya ini.
"Tenanglah! Aku akan berusaha agar
pertunangan ini tidak batal," hibur Maharani kepada Jihan.
"Aku tidak bisa kehilangan Kak
Hendra," gumam Jihan sambil menangis.
Jihan mulai menghancurkan barang-barang
yang ada di dekatnya, Maharani langsung saja menarik lengan Jihan agar
menghentikan kemarahannya.
"Tenanglah!" Tegas Maharani lagi.
"Aku juga tidak akan membiarkan Khansa
merebut Hendra darimu!" jelas Maharani.
"Kak Hendra! Mengapa kau seperti
ini," tangis Jihan lagi.
Awalnya Maharani ingin mengundang Khansa
kemari untuk mempermalukan Khansa, siapa tahu akhirnya Khansa malah
menghancurkan pesta pertunangan Jihan ini.
"Dasar anak sial!" hardik
Maharani merutuki Khansa.
"Kau tidak akan bisa lepas dari ini
semua!" ancam Maharani kepada Khansa.
Hendra menarik Khansa ke lantai atas, lalu
masuk ke dalam sebuah kamar dan menguncinya. Hendra langsung saja mendorong
tubuh Khansa ke dinding. Hati dan otaknya seperti menjadi tidak sinkron ketika
melihat pesan dalam bentuk foto yang Khansa kirimkan kepadanya tadi.
Hendra mencengkram pundak Khansa yang
indah, “Apa maksud pesan yang kamu kirimkan ini?"
"Apa kau sedang membuat lelucon
kepadaku?" tanya Hendra dengan suara kesal penuh rasa ingin tahu.
Pandangan Khansa berbinar dan tersenyum
dingin, “Kamu tidak bisa baca laporan pemeriksaan dari rumah sakit, ya?
Penutup
Bab 62 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 62 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 62 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.