Bab 61 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 61
Hendra meyunggingkan senyum tampannya,
seakan-akan ingin memberitahu Khansa jika sudah membuat keputusan yang salah
karena telah menolaknya. & Jihan dengan sangat bangga memamerkan Tuan Muda
Ugraha di depan banyak orang, ingin memberitahu kepada Netizen Indonesia, jika
malam ini dia adalah wanita yang paling beruntung karena akan bertunangan
dengan salah satu keluarga berkuasa, dan salah satu keluarga terkaya di Kota
Palembang ini.
"Hendra!" panggil Khansa.
Jihan dan Hendra menoleh kepada Khansa,
"Tidak apa kau bertunangan dengan Jihan, aku memberimu selamat. Tapi, kau
jangan mengingat-ingat aku terus lho," tukas Khansa.
"Tak baik, kau meminang Jihan. Tapi,
masih menyimpan aku dalam hatimu." :
"Keluarkan aku dari hatimu, dan
saatnya kau letakan kehadiran Jihan di hatimu," nasehat Khansa.
"Sungguh sayang sekali, padahal
sebenarnya bisa saja kita menjadi pasangan serasi," ujar provokasi Khansa
kepada Jihan sambil berpura-pura menghela napas seperti benar-benar
menyayangkan.
Semuanya terkejut saat melihat Khansa
datang untuk merebut Hendra. Mereka pun mulai berbisik-bisik, menebak-nebak.
[Sungguh gadis yang liar, tunangan saudara
sendiri dirayunya]
[Apa aku bilang! Harusnya tidak perlu
mengundamg gadis pembawa sial ini]
[Kau tidak bisa mengharapkan kebaikan dari
seseorang yang sudah di kutuk menjadi pembawa sial]
[Sebaiknya kita juga jangan terlalu dekat
berdiri dengannya! Kalau sampai kita tertular sialnya bagaimana?]
[Memang sebaiknya gadis ini lebih baik
dijauhi saja, mengapa malah jadi diundang datang]
Ekspresi Jihan berubah ketika mendengar
para tamu mulai ramai berbisik-bisik, Jihan pun melangkah ke arah Khansa dan
segera memarahi Khansa.
"Khansa apa! Maksud perkataanmu,"
hardik Jihan dengan kedua bola mata yang terlihat mau keluar dari tempatnya.
"Apa Kau belum rela kehilangan Kak
Hendra, lalu ingin merebutnya dari aku!" tambah hardik Jihan lagi.
"Tidak apa! Hanya sedikit mengenang
masa lalu kami saja," jawab enteng Khansa seperti tidak ada hal yang
terjadi.
"Masa lalu!" hardik Jihan.
"Kak Hendra ini akan menjadi masa
depan aku, jadi jangan merusaknya dengan kisah masa lalu yang tak berarti
itu!" Hardik Jihan.
"Dasar! Gadis bodoh," hina Jihan
kepada Khansa.
Hendra sama sekali tidak menduga Khansa
akan berkata begitu dan Hendra menuju ke arah Khansa untuk memastikan jika dia
tidak salah dengar. Hatinya terlalu diliputi oleh kesenangan ketika mendengar
Khansa berbicara seperti itu, sehingga tidak bisa berpikir dengan jernih, tidak
bisa membedakan mana perkataan benar mana perkataan sindiran dari Khansa.
"Khansa apa kau serius dengan apa yang
kau katakan tadi, kita bisa menjadi pasangan yang serasi?" tanya Hendra
dengan binae mata menyiratkan keterkejutan senang. & Khansa tersenyum dari
balik cadarnya, lalu menepuk-nepuk bahu Hendra, seperti sedang membersihkam
debu, kotoran.
"Kau sungguh benar-benar percaya
perkataan aku kah?" tanya Khansa setengah tertawa.
"Ternyata kau belum mengenal aku
dengan baik," ujar Khansa.
Rupanya Khansa hanya bercanda, dan ini
membuat wajah Hendra menjadi buruk dan menggelap marah. Tapi, malah membuat
Khansa sungguh ingin tertawa, "Khansa jangan main-main dengan aku!"
gantian Hendra yang menghardik Khansa. "Tuan Muda Ugraha, kau sungguh
mengira aku akan melemparkan diri aku ke pelukanmu ya?" sindir sarkas
Khansa.
"Khansa! Jangan menguji kesabaran
aku!" tukas kesal Hendra.
"Tuan Muda Uhraha! Saat itu aku telah
membuangmu! Apa yang aku buang tidak akan pernah aku ambil lagi. Kau yang
paling tahu aku bagaimana! Jadi harusnya kau sudah mengerti bukan?" jelas
Khansa.
Khansa melirik Jihan, Khansa menyindir
Jihan yang hampir menangis, membuat Jihan emosi sekali, "Apa kau datang ke
pertunangan aku karena iri dan berniat mengacaukan pertunangan ini,"
hardik Jihan.
"Hei! Aku datang karena benaran ingin
memberimu hadiah terbaik aku," jelas Khansa. "Acara pertunangan
semewah ini, mana bisa aku hanya memberikan hadiah biasa kepada kalian,” ungkap
Khansa.
Suasana menjadi sangat canggung dan Fauzan
muncul sambil berkata sudah waktunya acara dimulai, barulah mencairkan suasana
yang canggung.
Fauzan sesikit menenangkan Jihan, agar
tidak terpancing oleh provokasi Khansa, “Ini adalah hari besar dan penting
untuk keluarga Isvara, jadi jangan merusaknya," bisik nasehat Fauzan
kepada Jihan.
Perkataan Fauzan mengembalikan kesadaran
Jihan, lalu Jihan pun menenangkan dirinya. Saat ini Jihan belum menjadi Nyonya
Ugraha, "lihat saja nanti, disaat aku sudah menjadi Nyonya Ugraha maka
jangan harap bisa lolos dari pembalasanku," ancam Jihan.
Fauzan menoleh melihat kepada Khansa dengan
marah dan memperingati Khansa dengan suara rendah, "Khansa! Jangan membuat
keributan disini, Jihan sedang menjalankan tugasnya untuk menjaga dan
membesarkan nama keluarga Isvara,'' jelas Fauzan.
"Kau jangan merusak, Keluarga Ugraha
adalah aset untuk keluarga Isvara," gumam Fauzan lagi.
"Setidaknya jangan membawa kesialan
untuk Jihan, keluarga Ugraha akan menopang nama besar keluarga Isvara, jadi kau
jangan merusaknya!" Tukas Fauzan.
"Kau ini meski menikah dengan keluarga
sebastian. Tapi, apa yang bisa kau berikan untuk membesarkan nama keluarga
Isvara, jadi jangan merusak kesempatan baik ini, jangan ganggu pertunangan
Jihan dan Tuan Muda Ugraha!" jelas Fauzan sekli lagi.
Khansa memandangi pria yang dikatakan
sebagai ayah kandungnya ini, berpikir mengapa yang ada di kepala ayahnya itu
hanyalah kedudukan dan harta. Khansa membantah dengan berani.
"Membuat kacau!?" ujar Khansa
dengan nada marah sedikit menghina.
"Aku tidak membuat kacau, aku hanya
mengatakan yang sebenarnya saja," jawab Khansa penuh percaya diri.
"Tuan Muda Ugraha masih sangat
menyukai aku!" ujar Khansa sambil berbisik.
Tuan Isvara semakin mengernyitkan alisnya,
"Pelankan suaramu itu, perkataanmu itu tidak pantas jika sampai di dengar
oleh para tamu."
"Jelas-jelas Tuan Ugraha selalu
mengejar aku, dulu atau pun sekarang, Tapi tenanglah aku tidak akan mengambil
apa yang telah aku buang. Kerena itu hanya akan mengotori tangan aku."
"Jaga bicaramu, jangan sampai di
dengar oleh orang lain, lalu membuat malu keluarga Isvara."
Hati Khansa berdentum dengan kencang ketika
mendengar Fauzan isvara mengatakan hal-hal tentang itu. Dirinya difitnah dan
diasingkan, sementara ayah kandungnya membawa masuk selirnya kedalam keluarga
Isvara begitu ibunya meninggal. Khansa berpikir sesungguhnya siapa yang tidak
bisa menjaga martabat keluarga, dan membawa aib masuk kedalam keluarga Isvara.
Tapi malah ayahnya ini menganggap dirinyalah pembawa sial dan aib malu untuk
keluarga Isvara.
Setelah suasana bisa kembali ditenangkan,
maka acara puncak pertunangan pun dimulai. Khansa pun tersenyum sinis
membandangi dua sejoli yang memang pantas untuk saling berdampingan, karena
mereka saling melengkap dalam keburukan.
Saat ini Hendra berlutut di hadapan Jihan,
pada akhirnya Jihan adalah tokoh utama di acara pertunangan yang indah ini.
Bagaimanapun Jihan harus menjadi nyonya keluarga Ugraha. Barulah bisa memiliki
cara untuk memberi pelajaran pada Khansa setelah menikah dengan Hendra!
Penutup
Bab 61 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 61 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 61 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.