Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 59 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 59

"Tuan, Chief Susan ada di luar. Membawakan sup kesehatan untuk Tuan," lapor asisten Gery.

Leon masih terdiam, otaknya seperti sedang memikirkan sesuatu. Lalu Leon pun malah senyum-senyum sendiri.

"Aku tidak ingin bertemu siapa-siapa, tidak ingin menerima tamu!" jawab Leon.

"Baik Tuan," ujar Gery.

Leon sudah tahu tentang maksud hati Chief Susan dan meminta Asisten Gery untuk memberitahu Chief Susan untuk pulang saja.

Pintu kamar presiden Suite tersebut terbuka lagi, "Jadi bagaimana?" tanya Chief Susan kepada Gery.

“Direktur tidak ingin menerima tamu, karena harus beristirahat, jawab Gery.

"Apa kau tidak bilang aku membawakan sup kesehatan yang baik untuk tubuhnya?" tanya Chief Susan lagi.

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

"Sudahlah! Jangan memaksa, dari dulu kita tahu Direktur Sebastian ini orang yang seperti apa," jelas Gery.

"Orang yang sulit untuk didekati!" ungkap Gery.

"Jadi saran aku, sebaiknya kau pulang saja dan istirahat baik-baik di rumah," ujar Gery lalu bergegas pergi meninggalkan Chief Susan berdiri sendirian di depan pintu kamar presiden suite yang Leon tempati.

Chief Susan memandangi pintu kamar yang tertutup rapat itu. Lalu memandangi semangkuk sup yang ada ditangannya. Hati Chief Susan sedikit merasa kesal, "Akan ada lain kali untuk aku," gumam Chief Susan menghibur diri sendiri.

Di kamar presiden suite satunya lagi, Khansa memperhatikan pintu kamarnya itu, "sepertinya tidak ada tanda-tanda dia akan kembali ke kamar ini,” gumam Khansa seraya melihat jam di dinding yang memperlihatkan sudah akan menjelang dini hari.

"Ah sudahlah, dia bukan anak kecil yang akan tersesat tidak tahu jalan pulang," gumam Khansa dengan sedikit menggerutu.

Khansa berjalan ke ranjang besar di kamar itu, "Malam ini ranjang besar dan bagus ini adalah milik aku."

Khansa sedikit bermain, berguling-guling ke kanan dan ke kiri, lalu berhenti karena teringat ketika tadi Leon menggelitikinya.

"Hisssh .." gumam Khansa, lalu mengambil bantal besar yang ada di ranjangnya dan menutupi semua wajahnya dengan itu.

Malam ini lagi-lagi mereka tidur terpisah, keesokan paginya sinar matahari memasuki ruang kamar yang Khansa tiduri, menyapa lembut di papa Khansa dan di pelupuk mata Khansa yang sedang terpejam itu.

Leon pagi-pagi sekali sudah pergi untuk mengurus bisnis. Namun, tak lupa untuk memberi perintah agar Nyonya Sebastian dilayani dengan baik.

"Aah ... sudah pagi,” gumam Khansa seraya membuka matanya.

Khansa bangun, dan melihat sarapan ringan sudah ada di kamarnya. Khansa membukanya.

Sajian roti dan telur, tersaji nikmat beserta roti yang dipanggang, salad sayur yang segar yang diatasnya ditabur oleh telur yang dipotong kecil-kecil, serta sebotol jus jeruk yang baru saja diperas.

Telur ayam yang dihidangkan untuk Khansa ini bukan sekadar telur rebus biasa saja . Telur ini direbus dengan perebusan telur yang dibubuhi cuka. Lalu di lengkapi dengan hollandaise sauce, dengan ditambah keju leleh, juga tumisan jamur serta roti panggang, juga ada omelet gaya prancis.

"Mengapa semua sarapannya berbahan telur semua," pikir Khansa.

"Seperti sarapan orang diet saja," pikir Khansa sambil melihat-lihat bentuk tubuhnya sendiri.

"Tidak gemuk," gumamnya menilai tubuhnya sendiri.

Khansa pun menarik kursi dan mulai mengambil satu roti panggang tersebut dan memasukannya kedalam mulutnya.

"Eh! Tapi ini enak juga," pikirnya.

Lalu Khansa mencicipi satu persatu makanan yang disediakan dan menghabiskannya di tutup dengan menyesap jus jeruknya. Kahnsa juga melihat ada sebuah kotak diatas meja tamu. Khansa mengambil dan melihat isi kotak itu.

"Baju,” gumam Khansa seraya mengeluarkan baju tersebut dari dalam kotak.

Mengetahui ini pasti pengaturan dari Leon, maka Khansa pun tersenyum dengan sedikit kecut sambil berpikir, "Apakah wanita itu juga dibelikan baju juga seperti aku, Khansa pun merapihkan dirinya, untuk pulang ke rumah utama. Di lobi seorang pelayan menyapa Khansa, "Nyonya, silahkan, kami sudah menyiapkan mobil untuk mengantar Nyonya pulang.

"Ah iya, terima kasih," jawab Khansa.

Di dalam mobil, di dalam perjalanan pulang Khansa berpikir lagi, "Apakah Leon juga berlaku semanis ini dengan wanita itu,"

Sesampainya di rumah utama, Khansa baru saja masuk namun paman Indra sudah menunggunya, "Astaga Paman Indra, kau mengejutkan aku saja."

"Ini ada undangan untuk Nyonya," ujar Paman Indra seraya memberikan undangan tersebut.

"Pesta pertunangan Jihan,” gumam Khansa.

Pesta pertunangan Jihan dan Hendra akan diadakan malam ini. Baru saja undangan di pegang di tangan, ponsel Khansa terdengar berdering. Khansa melihatnya, nama Jihan tertera di layar ponsel.

Khansa pun menjawab panggilan tersebut.

Jihan dengan bangga meminta Khansa untuk hadir demi menyaksikan kebahagiaan dirinya, "Jangan tidak hadir lho ya, bagaimana pun juga kau ini adalah keluarga isvara jadi tidak ada salahnya ikut merayakan kebahagian aku bersama Kak Hendra."

Khansa mengiyakan dengan senyum karena sudah menyiapkan hadiah yang besar untuk Jihan, "Tentu saja aku akan datang, dan tenang saja aku pasti akan memberikan hadiah yang pantas untuk kalian berdua."

Sambungan telpon itu hanyalah formalitas yang berisi dengan basa basi busuk dari Jihan, karena itu Khansa enggan berlama-lama menjawab sambungan telpon itu dan segera saja menutupnya.

Saat ini nenek Sebastian mencari Khansa, "Di mana Khansa?" tanya Nenek Sebastian kepada Paman Indra. "Ada di kamarnya?" Jawab Paman Indra. Nenek sebastian pun pergi mengetuk pintu kamar Khansa, "Nenek," sapa Khansa ketika membuka pintu, lalu mengajaknya masuk dan duduk di sofa kamarnya.

"Nenek akan pergi sebentar," ujar Nenek Sebastian.

Nenek Sebastian akan keluar untuk pergi berdoa agar Khansa dan Leon cepat memberikan cicit untuknya.

Nenek Sebastian meminta Khansa memberitahu Leon, "Sudah lihat undangan dari Jihan Isvara kan?"

"Sudah Nek," jawab Khansa.

"Katakan kepada Leon untuk hadir datang, jangan sampai lupa untuk menelponnya ya," pesan Nenek Sebastian.

Khansa mengangguk dengan hati yang sedikit terpaksa, "Ya Nek," jawab Khansa.

Sebenarnya Khansa enggan menelepon Leon, sejak kejadian di kamar presiden Suite itu, Khansa dan Leon tidak saling bicara lagi. Tapi, Khansa tak berdaya karena nenek Sebastian sudah berpesan. Khansa menelepon Leon.

Setelah mengantarkan kepergian Nenek Sebastian, Khansa mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Leon. Di kantor, di ruangan kerja Leon sedang ada Chief Susan. Leon melihat ponselnya berdering dan melihat ada nama Khansa yang tertera di layar ponselnya.

Leon segera menjawabnya, tepat ketika Chief Susan sedang melapor tentang pekerjaan. Khansa dapat mendengar suara Chief Susan. Leon sengaja bicara lemah lembut dengan Chief Susan untuk memprovokasi Khansa. Khansa marah lalu menutup telepon.

"Wanita itu lagi,” gumam Khansa yang masih mengenali nada bicara dan suara wanita itu.

Khansa berusaha memejamkan mata untuk melupakan hal ini, Khansa mau pergi ke pesta pertunangan Jihan dan Hendra.               

Penutup Bab 59 Novel Romantis Pengantin Pengganti                                               

Bab 59 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 59 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.