Bab 58 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 58
Leon memesan kamar presiden suite lainnya,
Leon mandi dan keluar dengan memakai pakaian tidur. Leon memakai piyama
berwarna putih, bak pangeran sebelum tidur. Memakai baju tidur berbahan sutra
seharga tiga juta rupiah, membuat Leon nampak seperti pangeran Asia. Leon duduk
dengan elegannya di sofa.
Hansen juga ada di sini dan memberikan
segelas wine pada Leon, Hansen tidak pernah melihat mood Leon yang seperti ini.
Semenjak menikah dengan Khansa, Leon terlihat selalu mudah kehilangan fokusnya
jika sudah menyangkut tentang istri kecilnya itu. Seorang Tuan Muda yang tidak
pernah ditolak kehadirannya, sekarang telah bertemu dengan lawan yang sepadan.
"Apakah Tuan Muda kita sudah
ditaklukan?" ledek tanya Hansen.
Leon menjawab hanya dengan menyeringai lalu
menyesap wine yang ada di tangannya itu.
Hati Leon memang menjadi mudah naik dan
mudah turun jika sudah bicara tentang Khansa. Itu terlihat seperti Leon sudah
mengeluarkan hatinya lalu dia letakan di tangan Khansa. Jika Khansa sedang
*******-***** hatinya, maka itu akan sangat mempengaruhi suasana hati Leon.
Hansen ingin tahu kenapa Khansa bisa sangat
mempengaruhi suasana hati Leon, "Apa istri kecilmu itu membuat ulah
lagi?" "Ulah ... hmm ... ya begitulah," jawab Leon dengan nada
sedikit senang dan menyunggingkan senyum di wajahnya.
"Dia membuat ulah, lalu mengapa kau
tampak terlihat senang?" tanya Hansen dengan penasaran lagi.
Leon tersenyum dan mengakui kalau sekarang
dia sangat senang karena Khansa cemburu hebat karena sebuah telepon, dan
membuat mereka menjadi bertengkar.
"Sedang bertengkar! Mengapa malah
menjadi senang," celoteh Hansen lagi.
"Kau sudah benar-benar jatuh cinta
padanyakah?" tanya serius Hansen.
Leon menatapi gelas wine yang sedang di
pegangnya itu, mengernyitkan alisnya sambil memikirkan perkataan Hansen.
"Ah sudahlah! Aku jelaskan juga kepada
kau juga tidak akan paham," kilah Leon sembari menyesap wine yang ada di
tangannya itu.
Leon sedang merasa bangga karena, dia
menjadi satu-satunya pria yang memiliki Khansa, si kupu-kupu unik, yang selalu
saja ingin terbang ke sana kemari.
Leon mengangap Hansen dan Simon ini tidak
jauh beda. Tidak akan memahami apa yang sedang dia rasakan sekarang, karena
mereka tidak memiliki wanita seperti Khansa yang berada di sisinya. Yang selalu
membuat hatinya gemas dan sesekali tergelitik karena kesal. Leon mulai menyukai
letupan-letupan kejutan yang selalu Khansa berikan kepadanya. Khansa bagai pelangi
yang datang setelah hujan, indah dipandang mata.
Leon mengambil ponselnya dan meminta Gery
datang ke kamarnya. Leon ingin mengetahui kejadian yang sebenarnya di hari itu.
Asisten Gery buru-buru datang karena Leon meneleponnya.
"Tuan," ujar Gery sembari berdiri
dengan kaku dihadapan Leon.
Leon menanyakan kejadian saat dinas itu,
“Gery!" panggil Leon dengan nada tidak senang dan tatapan mata yang
dingin.
"kenapa kamu tidak memberitahu hal itu
padaku?"
"Maaf Direktur, beritahu tentang
apa?" tanya Gery.
"Khansa ada menghubungi aku waktu
itu!" ungkap Leon lagi.
"Mengapa kau tidak memberi tahu
aku!" tanyanya lagi.
"Itu, a-aku ... karena," Gery
tidak berani menyebutkan pendapatnya yang ingin mengatakan bahwa dirinya
berpikir jika Leon menganggap Khansa tidak penting.
"Maafkan aku Tuan, aku telah salah,
ujar assiten Gery.
Gery merasa ketakutan, tidak disangka Leon
akan peduli dengan hal begini. Selama ini, Direkturnya ini mana peduli terhadap
wanita-wanita yang mencoba mendekatinya. Jadi Gery menyangka jika Direkturnya
itu tidak akan mempedulikan panggilan telepon itu.
Hansen yang melihat asisten Gery, mulai
panik, dan sedikit gemetar. Hansen Membuka suara untuk membela Gery.
"Hei Tuan Muda Sebastian, jangan
terlalu tegang," ujar Hansen.
"Lain kali pasti assiten Gery tidak
akan mengulangi hal yang sama," ujar bela Hansen untuk Gery.
"Bukan begitu Gery?" ujar Hansen.
Hansen meminta Leon untuk berhenri menakuti
Asisten Gery dengan tatapan dinginnya itu. Lalu Hansen menjelaskan pada Asisten
Gery jika Leon dan Khansa bertengkar karena kejadian itu, "Nyonya Muda
jadi memarahi Direktur kita karena hal itu.
Asisten Gery benar-benar terkejut mendengan
penjelasan Hansen, selama ini mana ada wanita yang berani membantah Tuan
Mudanya ini, bahkan lawan bisnisnya pun hanya sedikit yang memiliki keberanian
untuk mengajak ribut-ribut kepada Tuan Mudanya ini. Tapi, malah Nyonya Mudanya
yang imut itu berani dengan lantangnya untuk mengajak tengkar Tuan Mudanya ini.
Diam-diam dalam hati asisten Gery mulai
menganggumi Nyonya Mudanya itu, "wanita tangguh," pikir asisten Gery.
"Maafkan aku, lain kali akan sangat
memperhatikan tentang ini," ujar asisten Gery.
Merasa karena sikap Gery ini juga, sehingga
berhasil mematik cemburu besar di hati Khansa, Leon diam-diam berpikir seharusnya
malah dia yang berterima kasih kepada Gery.
Hanya saja sedikit menjadi marah, karena
itu juga membuat Khansa jadi mengabaikan dia, mendorong dia untuk menjauhi
Khansa.
Interogasi Leon, terganggu karena terdengar
bunyi pintu bel, Leon memberi tanda kepada Gery agar melihat siapa yang datang.
Bel pintu kembali berbunyi, Chief Susan
datang membawa sup untuk Leon, "Apakah Direktur sudah datang?"
tanyanya.
Gery menatapi Chief Susan yang sedang
memegang semangkuk Sup dengan menggunakan gaun seksi, yang seakan ingin mencuri
perhatian dengan lekuk tubuh seksinya itu, "Ini dia mau menggoda siapa
dengan pakaian minim seperti ini," pikir Gery.
Chief Susan benar-benar tampil berani
dengan balutan gaun seksinya, gaun hitam yang ketat. Gaun tersebut disempurnakan
dengan detail rumbai yang menjuntai pada bagian rok. Pulasan make up malam yang
halus, menambah kecantikan Chief Susan.
Meski Chief Susan memang cantik, namun
nampaknya Tuannya malah tidak tertarik sama sekali dengan wanita seperti Chief
Susan ini.
Gery tidak ingin mengulangi kesalahannya
lagi, dengan inisiatifnya sendiri Asisten Gery meminta Chief Susan untuk
menunggu di depan pintu, dia masuk untuk meminta izin pada Leon.
"Tunggu di sini saja dulu, akan
kutanyakan dulu kepada Direktur apakah mau menemuimu atau tidak," jelas
Gery yang sudah paham dengan jelas siapa wanita yang sedang ditaksir oleh
Direkturnya itu.
Gery pun kembali masuk, dan mengatakan jika
Chief Susan ada diluar, dan ingin bertemu dengan Leon, membawakan semangkuk
sup.
Hansen tersenyum, merasa Chief Susan punya
maksud lain sampai datang mengantar Sup untuk Leon malam-malam begini.
"Chief Susan ini sangat perhatian
sekali kepadamu," ujar Hansen.
"Sedikit-sedikit ingin membantumu
terus, mulai dari menjawab panggilan telpon sampai mengantarkan sup
malam-malam," sindir Hansen sambil tertawa kecil mentertawai Leon.
"Mengapa malam ini kau terlihat
berisik!?" ujar Leon.
"Apa usaha keluarga sedang berjalan
tidak baikkah?" ledek Leon gantian menggodai Hansen.
"Hissh .." gumam Hansen.
Hansen merasa Khansa tidak sembarangan
cemburu. Kelihatannya Chief Susan sudah lama menaruh perasaan pada Leon. Saat
ini Chief Susan masih berdiri di depan pintu dengan memegang semangkuk sup...
Penutup
Bab 58 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 58 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 58 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.