Bab 56 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 56
Leon mendengar suara air mengalir dari
kamar mandi, di kamar presiden suitenya itu. Leon mengetuk pintu kamar mandi,
"ini pesananmu."
Khansa membuka sedikit pintu kamar mandi
dan bersembunyi di balik pintu lalu mengeluarkan tangan, “Tuan Sebastian, terima
kasih. Serahkan padaku.
Tiba-tiba saja hatinya Leon terdorong
keras, Leon tidak mau melepaskan pegangannya, melihat jari-jari lentik Khansa,
tangan indah putih, lembut yang sedang disentuhnya ini. Hati Leon sedikit tidak
rela untuk melepaskannya. Sungguh tangan mungil imut itu telah mengguncang
hatinya. Dalam pandangan Leon, tangan Khansa ini terlihat sangat seksi.
Teringat wajah cantik Khansa yang ada di
balik cadar, membuat Leon semakin enggan melepaskan genggamannya. Leon dan
Khansa tarik menarik bungkusan itu, Khansa terlihat akan marah. Namun, Leon
tersenyum sambil belum mau melepaskan pegangannya.
"Tuan Sebastian! Apa kau akan berebut dengan
aku!"
"Apa kau juga sedang datang bulan ?
Seperti aku?" ujar Khansa yang mulai merasa kesal.
"Mengapa kau tidak sopan sekali, siapa
yang memberikanmu keberanian untuk begini, "
"Ambil yang benar! Jangan mengambil pembalut
ini dari balik pintu!" protes Leon.
"Hisssh ... kau ini mengapa mudah
sekali tersinggung, nanti lekas tua!" ujar Khansa lalu membuka pintu kamar
mandinya itu.
"Sini! Kemarikan!" ujar Khansa
agar Leon memberikan pembalutnya.
"Jika aku menjadi cepat tua, itu
karena istri seperti dewi perang, sedikit-sedikit terlibat masalah" tukas
Leon yang merasa istrinya ini memiliki nama tengah 'masalah'
"Issh ... mengesalkan sekali,"
jawab Khansa.
"Mengapa dia menganggap aku dewi perang?"
pikir Khansa.
"Mau kasih tidak?" ujar Khansa.
Melihat istri sepertinya akan merajuk, maka
Leon pun berhenti menggoda, "Ini! Pakailah sepuasmu."
Khansa menerima pakaian dan pembalut dari
Leon dan segera menutup pintu. Khansa merasa wajahnya memanas dan merah, "Leon
itu memang terlalu nakal!
"Sangat-sangat berbahaya jika ingin bermain-main
dengannya."
Khansa membuka tas belanjaan itu, lalu
melihat di dalam tas itu ada beberapa pembalut merk sayap yang dia pinta
"Mengapa membeli sebanyak ini?" pikir Khansa.
"Aku hanya membutuhkan satu saja.
Tapi, dia malah membelikan sepuluh pack." &
"Memangnya dia kira darah menstruasi
itu sebanyak apa," gumam Khansa.
"Hisssh ...''
"Ah sudahlah!" gumam Khansa.
Tadi ketika Leon membeli dan membayar, Leon
berbalik ke mini market lagi dan memutuskan untuk membeli banyak, merk yang
diminta Khansa. Karena setahu Leon merk pembalut yang ada di kamar mereka bukan
merk ini. Karena itu Leon memutuskan untuk membeli banyak.
Leon tahu tentang ini, karena melihat ada
benda yang sama di lemari mereka, pelayan yang menyiapkan. Namun karena bukan
merk kesukaaan istrinya karena itu Leon memutuskan membeli banyak.
Leon membuka pintu kamar presiden suitenya
itu, lalu keluar ke teras balkon kamar itu. Leon berdiri di samping jendela
sambil merokok. Leon masih menormalkan jantungnya yang baru saja dipaksa untuk senam
oleh Khansa.
"Gadis ini, benar-benar telah
menjalari aku dengan racunnya, benar-benar seperti virus. Tak terlihat lalu
tiba-tiba sudah masuk ke dalam tubuh," pikir Leon yang mengibaratkan
Khansa seperti virus, karena diam-diam sudah masuk kedalam hatinya.
Khansa keluar dari kamar mandi. Leon
menoleh, Khansa mengangkat rambutnya tinggi-tinggi dan menyangul asal rambutnya
itu, gerakan tangannya terlihat anggun.
Beberapa helai rambut Khansa, terjatuh ke
samping telinganya, Leon menelan salivanya ketika melihat leher indah Khansa
dan tulang selangka Khansa, cadar yg Khansa pakai kali ini tidak sampai menutupi
lehernya, hanya menutupi bagian dagu Khansa.
Pakaian yang Khansa pakai pun semakin menambah
tingkat keeleganan Khansa sekaligus kepolosannya.
Model baju yang Khansa pakai adalah model
baju tidur kimono. Baju tidur kimono berupa atasan dengan tali yang terletak di
sisi pinggir baju dan dengan panjang selutut. Model ini memberi kesan manis dan
stylish ketika dipakai oleh Khansa.
Khansa mengambil body lotion yang ada di
atas meja, mencium wanginya dan merasa itu harum. Maka Khansa pun langsung memakainya,
Khansa duduk di tepi ranjang dan mulai membalurkan ke tangan dan kakinya.
Pandangan Khansa tertuju pada wajah Leon
yang tampan, lalu teringat ketika Leon memukul kaca kamar mandi mereka dan
menghancurkannga. Khansa lalu berjalan ke arah Leon untuk memeriksa tangan Leon
yang terluka beberapa hari yang lalu. Leon semakin menelan salivanya, ketika
melihat Khansa berjalan mendekatinya
"uhuk, uhuk," batuk Leon untuk
mengusir kecanggungannya.
"Merokok tidak baik, lihat saja itu
sampai membuatmu terbatuk," nasehat Khansa.
Mendengar perkataan Khansa, Leon segera menekan-nekan
ujung rokoknya di asbak.
Melihat itu, Khansa pun tersenyum dan
langsung saja menanyakan kondisi tangan Leon.
"Apakah Lukanya sudah membaik?"
tanya Khansa.
"Lumayan,” jawab ringan Leon sembari menyembunyikan
kegugupannya.
"Sini aku lihat!" ujar Khansa.
Dengan malu-malu mau, Leon pun memberikan
tangannya untuk di periksa oleh Khansa. Dengan pengamatan yang tajam Khansa pun
memperhatikan luka di tangan Leon.
"Luka ini telah mengering dengan baik,
sudah mulai tertutup oleh jaringan baru," jelas Khansa memberitahu pengamatannya.
Khansa memperhatikan warna kemerahan pada
area sekitar telah memudar, lalu berkata, "Apakah sudah mulai merasakan gatal?"
"Iya,” jawab Leon.
"Jika begitu bagus, ini menandakan
jika luka akan segera sembuh, ini adalah proses yang normal," jelas
Khansa.
"Jangan kau garuk, nanti malah akan
terluka berdarah lagi, pakaikan saja salep," jelas Khansa lagi.
"Emm ..” Leon pun mengangguk paham.
Leon berpikir, mengapa istrinya bisa
sepintar ini, mengetahui tentang dasar -dasar kesehatan seperti ini,
menganalisa penyakit.
"Mana salepnya? Sini aku
pakaikan," ujar Khansa.
"Di sana," jawab Leon sembari
menunjuk nakas yang ada di samping tempat tidurnya.
Khansa pun masuk ke dalam dan mengambil
kotak obat tersebut, lalu duduk di bangku teras kamar presiden suite tersebut,
membukanya dan mengambil salepnya.
"Sini! Duduk," perintah Khansa.
Leon pun menurut seperti anak usia lima
tahun, Khansa mengambil tangan Leon dan meletakannya di atas meja. Lalu Khansa
mulai dengan telaten memakaikan salep, dan meniup-niup tangan Leon.
Ini terasa manis di hati Leon, selama ini
tidak pernah ada gadis yang berani seperti ini kepadanya, bertengakar,
berdebat, lalu bersikap imut seperti sekarang kepada dirinya.
"Sudah! ini sebentar lagi
sembuh," ujarnya lagi.
Khansa menengadahkan kepalanya, dan
langsung saja bertemu dengan wajah Leon yang sedang menatapinya.
Kedua mata Leon dan Mata khansa saling
bertemu dalam satu tatapan, mereka terdiam sesaat tanpa berkata, karena saling
memuji dalam hati, betapa cantiknya wajah yang sedang mereka pandang itu.
Khansa teringat tentang wanita yang menjawab
panggilan teleponya waktu itu.
Khansa akhirnya bertanya, "Saat kamu
dinas kemarin itu, siapa wanita yang mengangkat teleponmu?" Leon
mengernyitkan alis karena tidak tahu kejadian itu.
Penutup
Bab 56 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 56 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 56 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.