Bab 55 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 55
Saat ini Khansa
menghadang Leon dan mengingatkan kalau dirinya sedang haid, "Tunggu dulu!
Kau mau apa lagi!?"
"A-aku sedang datang
bulan," jelas Khansa.
Leon, "..."
Leon sedikit kesal kenapa
Khansa menggoda dirinya kalau sedang haid, "Kau ini benar-benar tidak
bertanggung jawab."
"Tanggung jawab
apa?" tanya polos Khansa.
"Sudah menggoda aku,
lalu membiarkan, mengabaikan aku," jawab Leon.
"Bukankan ini
namanya perbuatan yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.
"Hei! Ini ... sejak
kapan malah pria meminta pertanggung jawaban kepada seoarang wanita," tukas
Khansa dengan sedikit meledek Leon.
"Apa kau ini sudah
berubah menjadi seorang wanita Hah!? Mengapa sensitif sekali," ledek
Khansa lagi seraya sedikit memukul bahu Leon.
"Hissh ... jawab
Leon dengan memasang wajah cemberutnya.
Khansa merasa tidak tega
melihat suaminya ini terus merajuk, Khansa pun berinisiatif untuk menghibur
hati suaminya itu, Khansa menjelaskan keadaannya agar Leon tidak kesal,
menjelaskan kalau perutnya memang-benar sedang tidak nyaman, bukan karena ingin
mengerjai Leon.
"Apa kau tahu, jika
wanita sedang datang bulan biasanya ada yang akan merasakan sakit di tingkatan
sakit dengan level tertentu," jelas Khansa.
"Apa? Rasa sakit
karena menstruasi memiliki tingkatan-tingkatan seperti itu?" tanya Leon
sedikit bingung.
"Tentu saja, karena
ketika menstruasi wanita akan mengalami perubahan hormon saat menstruasi,"
jelas Khansa.
Leon mengernyitkan
alisnya, pria tidak mengalami menstruasi jadi mana paham tentang hal-hal yang
terkait menstruasi. Khansa menjelaskan lebih lanjut lagi. Jika ketika
menstruasi hal yang lumrah terjadi adalah Gejala berupa perubahan suasana hati,
nyeri p**udara, mengidam makanan, kelelahan, lekas marah, dan depresi.
"Sampai seperti
itu?" tanya Leon sedikit tidak percaya.
"Iya, bahkan ada
yang sampai pingsan karena tidak kuat menahan sakitnya," cerita Khansa
lagi.
"Benarkah?"
tanya Leon lagi.
"Emm .." jawab
Khansa sembari mengangguk.
"Hiish ... mengapa
itu menjadi begitu mengerikan," ujar Leon bergidik.
"Apakah itu
benar-benar sesakit itu?"
"Ya bagi beberapa
orang?" Jelas Khansa.
Tiba-tiba saja Leon
manatapi Khansa dengan penuh arti, memikirkan apakah istrinya ini akan
mengalami hal-hal yang seperti tadi sudah dijelaskan. Tatapan Leon terlihat
sangat teduh penuh kasih sayang ketika menatapi istrinya itu.
Saat ini Khansa sadar
tidak menyiapkan pembalut, Khansa membujuk Leon membantu dirinya membeli
pembalut. Awalnya Leon menolak, tapi akhirnya pergi juga.
"Baik, baiklah aku
akan pergi membelinya," jawab Leon.
Khansa pun tersenyum,
jerih payahnya menjelaskan panjang lebar tadi tentang wanita dan menstruasi
memang bertujuan untuk ini, agar Leon mau membantunya membelikan pembalut.
Leon pun terbujuk rayuan
Khansa, karena takut jika Khansa nekat membeli pembalut sendiri, jika tiba-tiba
Khansa pingsan di jalan bukankah malah nanti itu akan merepotkan dirinya.
Leon sampai di mini
market, lalu melihat bingung deretan pembalut ada begitu banyak, "Haissh
... ini harus pilih yang mana, pikirnya.
"Mengapa begitu
banyak merk," gumam Leon dengan putus asa menatapi susunan rak pembalut
ini dari ujung ke ujung sambil mengusap-usap tengkuknya.
Leon mengambil ponselnya,
lalu melakukan video Call dengan Khansa. Melihat nama yang tertera adalah nama
suaminya, Khansa pun segera menjawabnya.
"Ini harus pilih yang
mana?" tanya Leon dengan wajah bingung dan terlihat latar belakang deretan
rak susun pembalut-pembalut.
Khansa mengigit-gigit
bawah bibirnya, dan mencubit pahanya agar tidak tertawa terbahak-bahak,
"Coba kau ambil merek 'sayap' yang berwarna oranye."
"Sayap? Berwarna
Oranye?" gumamnya.
"Hissh mengapa harus
warna tertentu, merepotkan sekali!" pikir Leon sembari memandangi aneka
merk pembalut, dan mencari bungkus pembalut yang berwarna orange. Leon
menelisik satu persatu nama merek pembalut yang ada.
"Sayap," baca
Leon dengan mata berbinar.
"Dapat,"
ujarnya dengan nada senang.
Tiba-tiba saja Leon,
merasa menjadi sangat jago, seoranh mulittalenta karena sudah berhasil
menemukan pembalut tersebut, pembalut yang diingini oleh istrinya.
"Tuan muda yang lain
belum tentu bisa sejago aku?" puji Leon pada dirinya sendiri.
"Yang ini
bukan?" tanya Leon dalam video Callnya, sambil menunjulan merk sayap,
berawarna oranye.
"Iya yang itu! Kau
pintar sekali," puji Khansa.
Mendengar istri memuji
pintar kepada dirinya, rasa-rasanya itu membuat Leon ingin langsung salto
berkali-kali. Leon pun mematikan panggilan video callnya, lalu tersenyum samar
dan pergi ke kasir untuk membayar.
"Apakah ada
tambahan?" tanya kasir itu.
Leon menggeleng, namun
kasir itu bertanya kembali, "Apakah sekalian isi pulsanya."
Leon menggelengkan
kepalanya lagi. Tapi malah kasir itu bertanya, "Apakah mau tebus murahnya,
pasta gigi up close ini yang tadinya harga Rp.50.000, bisa tebus murah dengan harga
Rp.20.000 saja."
Leon menggelengkan
kepalanya dengan menurunkan topinya, agar menutupi wajahnya yang sudah
tersamarkan oleh jaket hoodienya itu.
"Total semua Rp.
48.000! Sudah dengan kantong belanjanya Apakah Rp.200-nya bisa
disumbangkan?" tanya kasir tersebut.
"Ya, ya ambil
saja," jawab Leon yang sudah tidak sabar ingin segera pergi ,lalu
meletakan beberapa lembar uang kertas lagi.
"Ini untuk sumbangan
lagi," ujar Leon dan meminta tas belanjanya, Kasir itu pun memberikan
kepada Leon.
"Terima kasih
tuan!" ujarnya senang walau sedikit limbung, hanya meminta sumbangan 200
perak, tapi pria yang di depannya itu malah memberikan Rp. 200.000.
Leon dengan cepat keluar
dari mini market tersebut, lalu melongok ke kantong belanja, "hissh
pembalut," gumamnya.
Sepanjang hidupnya,
menjadi raja bisnis tapi malah diminta membelikan pembalut oleh istri. Jika
saja pesaing bisnisnya mengetahui tentang hal ini, maka 100% bisa dipastikan
mereka akan sangat-sangat mentertawai Leon.
Jika bukan karena Khansa
yang membujuk dirinya agar membelikan pembalut ini, maka dia bisa dengan
mudahnya menyuruh orang untuk membelinya. Namun jika seperti itu, Leon merasa
menghiamati perintah istri, alhasil akhirnya dia memutuskan untuk pergi membeli
sendiri keperluan istrinya itu.
Di depan pintu, Simon dan
Hansen sedang bergosip tentang kejadian di ruangan tadi. Hansen baru pulang
dari dinas dan langsung datang ke Bar 1949. Saat ini Leon baru pulang dari
membeli pembalut, dan berpapasan dengan mereka.
Simon dan Hansen melihat
tas belanja yang ditenteng Leon dan menggoda Leon, “Ini pembalut, kan?”
"Sejak kapan kau
mengalami d atang bulan?" goda Hansen.
"Berisik! Cerewet
sekali kalian ini!" gumam kesal Leon.
Mereka berdua mulai
menggoda Leon lagi, "kak ini benaran kau yang membeli ini sendiri?"
tanya Simon menyelidik.
"Memangnya kenapa!
Ada yang salahkah?" jawab Leon.
Leon merasa sangat kesal
dan naik ke atas. Simon dan Hansen menilai, merasa jelas sekali kalau Leon
sudah menyukai Khansa. Jika tidak mana mau Leon turun tangan sendiri hanya
untuk membeli pembalut.
Leon kembali ke kamar
presiden suite, Khansa sudah masuk ke kamar mandi dan sedang mandi.
Penutup
Bab 55 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 55 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 55 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.