Bab 50 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 50
Braak!!! Leon memukul
meja dengan keras. ruangan mewah yang tadinya ramai dengan suara tepuk tangan
dan tertawa gembira karena Khansa kalah langsung saja menjadi hening. Wajah
Leon terlihat tidak baik. Itu terlihat seperti wajah yang ingin melahap orang hidup-hidup.
Wanita-wanita yang ada di
ruangan itu, yang melihat Leon seperti tadi pun merasa terkejut sekaligus
kagum, itu terlihat seperti film action yang sangat keren di mata mereka,
mereka pun berbisik-bisik kagum.
[dia pasti akan sangat
keren Ketika di ranjang]
[yang menjadi wanitanya
pasti akan sangat beruntung]
[Jika aku menjadi
wanitanya maka aku akan selalu menempel padanya seperti perangko]
[Ya Tuhan dia begitu
macho, tipe aku sekali]
[Aku ingin satu pria yang
seperti dia]
Ketika Leon marah seperti
tadi. Khansa juga sama terkejutnya melihat suaminya memukul meja seperti tadi,
“Jika belum pernah melihat dia sakit, maka aku tidak akan percaya jika ada yang
bilang pria ini sakit parah," pikir Khansa.
“Benar-benar pria yang
selalu ingin mendominasi," pikir Khansa lagi.
Ketika melihat kelakuan
bos tua itu kepada Khansa, Jelas saja Leon marah, dirinya saja tidak pernah
menyibak cadar Khansa meski sangat ingin. Tapi, Leon masih bisa menahan
tangannya untuk tidak menyibak cadar Khansa.
Ini pria yang kedudukan
dan kekayaannya yang seperti apa, berani menyibak cadar Khansa di depan dirinya
dan juga di depan orang banyak. Ini sama saja seperti membangunkan singa lapar
yang sedang tertidur, Sungguh itu sangat berbahaya.
Leon berdiri dengan Aura
membunuh yang keluar dari sekujur tubuhnya, Bos tua itu pun menatap Leon dengan
sedikit gemetar. Namun, rasa inginnya untuk bisa memiliki Khansa, membuat bos
tua itu memberanikan diri untuk berbicara di depan Leon.
“Bukankah wanita ini
sudah kalah?” ujar bos tua itu.
“Kita semua tadi telah
menyaksikan itu, gadis ini telah dikalahkan olehmu!" ujar bos tua itu.
“Jadi sesuai kesepakatan,
wanita ini akan ikut aku,” ujar bos tua itu dengan tat tahu malu meski pun
suaranya terdengar gugup namun masih terdengar sangat berharap.
Beberapa pria di sana
yang melihat adegan itu pun ikut berbisik-bisik, karena melihat kelakuan bodoh
si bos tua tersebut yang tidak bisa membaca situasi dengan baik, jika tuan muda
kaya yang ada di depannya itu sudah terlihat jelas sangat tertarik dengan
Khansa.
[Apakah dia buta?]
[Bodoh sekali bos tua
ini, tidakkah dia harusnya melihat dengan jelas jika tuan muda ini menyukai
gadis imut itu]
[Bos tua ini sepertinya
ingin mencari mati]
[Sudahlah pak tua, jangan
banyak berharap jika kau masih ingin berbisinis di kota ini]
Pria-pria yang lebih muda
ini sangat mengerti, jika Tuan muda kaya ini tidak bisa di singgung, jika ingin
bisnismu lancar maka jangan punya masalah dengannya,lebih baik menghindar untuk
kebaikan bisnis mereka, jangan mencoba-coba menyulut perang dengannya.
Leon berdiri dengan
memasukan, kedua tangannya di saku celananya, gerakan sederhana Leon itu nampak
terlihat elegan, melihat tatapan Leon dan senyuman yang menyeringai, Bos tua
itu mengira Leon marah. Tapi tak pernah sangka jika Leon malah mau membawa
Khansa untuk bermain ke tempat lain.
Saat ini Leon menatap bos
tua itu dan masih diam, tapi pandangan Leon sangat dingin dan menusuk seperti
es, itu terlihat seperti tatapan yang sedang menyampaikan pesan, “apa kau mau
berebut dengan aku," tatapan mata Leon sekaan baru saja menyampaikan pesan
itu kepada bos tua yang sedang sedikit gemetaran memandanginya.
Bos tua itu pun
berkeringat dingin, semua orang bisa melihat kalau Leon tertarik pada Khansa.
Siapa pun tidak berani merebut wanita yang disukai oleh Leon. Salah seorang
pria muda yang merasa kasihan dengan bos tua itu, memberanikan diri
mendekatinya lalu berbisik ke bos tua itu, membujuknya untuk menghentikan
niatnya kepada Khansa demi kebaikan diri dan kebaikan bisnis bos tua tersebut.
“Bos! Sudahlah, lepaskan
saja gadis imut ini demi kebaikanmu!" nasehat pria itu.
Bos tua itu mengernyitkan
alisnya, “Maksudmu? Bukankah gadis imut ini sudah kalah taruhan jadi sesuai
kesepakatan dia akan ikut dengan aku,” jelas bos tua itu lagi dengan suara
pelan sambil berbisik ke telinga pria tadi.
“Tidak! Mana bisa begitu,
gadis cantik di depan mata dan sudah kalah taruhan, tapi malah dipinta untuk
melepaskan begitu saja,” pikir si bos tua itu.
Pria muda itu pun
merangkul bos tua itu, seakan bisa mengerti dan bisa membaca pikiran bos tua
itu yang masih enggan melepaskan niatnya, pria muda itu pun tetap kembali
membujuknya.
“Sebaiknya bos cari gadis
lain, jika ingin selamat, jika kau masih menyayangi bisnismu maka dengarkan
aku," ujar nasehat pria itu lagi.
“Nanti aku akan membantu
bos untuk mencari gadis yang sama imutnya dengan gadis pelempar panah
ini," janji pria itu yang bersedia membantu bos tua itu untuk mencari
gadis pengganti.
Bos tua itu mencoba
mencerna perkataan pria yang sedang menasehatinya ini, Lalu mellihat pandangan
Leon kepada Khansa, itu seperti tatapan ingin memiliki Khansa hanya untuk
dirinya saja tidak rela berbagi. Bos tua itu pun terdiam meski belum mau
mengurungkan niatnya untuk memiliki Khansa.
Dirinya benar-benar
tertarik dengan Khansa, gadis bercadar yang misterius, dan sedikit tidak rela
jika harus melepaskan Khansa yang sudah ada di depan matanya itu, Bos tua itu
masih sangat menginginkan Khansa, namun tidak bisa berbuat banyak.
Khansa saat ini sedang
mengasihani dirinya sendiri, Melihat keadaan dirinya yang sudah kalah telak,
dikalahkan oleh suaminya sendiri, membuat Khansa kehabisan energi. Pada awalnya
Khansa mengira jika suaminya itu akan memberinya muka dengan mengalah untuk
kalah. Tapi siapa sangka malah Leon tidak ingin kalah.
Saatnya mengakui
kekalahan, Khansa pun mengehela nafas dan siap menerima hukuman, Khansa
mengernyitkan alis, “CEO Sebastian, aku sudah kalah. Katakanlah keinginanmu dan
aku akan berusaha penuhi itu sesanggupku, kecuali melepas cadar ini.”
Entah mengapa hati Leon
terasa tergelitik senang mendengar perkataan Khansa tadi, perkataan bernada
menyerah. Leon sangat memahami jika istri kecilnya ini sangat keras kepala, dan
sekarang mendengar dia melunak seperti ini dihadapannya otomatis membuat hati
Leon senang, terasa indah seperti taman bunga yang sedang berbunga-bunga dan
dipenuhi dengan kupu-kupu yang terbang ke sana kemari, sangat indah.
Leon mendekati Khansa
lalu merangkul pinggang Khansa yang ramping itu dan menarik Khansa ke sisinya.
Telinga Khansa jadi memerah, Khansa ingin berdiri dan saat ini Leon berkata
lembut di telinga Khansa, “Suapi aku.”
Khansa tercengang sekali
dan menatap Leon dengan kebingungan, permintaan macam apa ini?
Penutup
Bab 50 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 50 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 50 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.