Bab 49 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 49
Khansa berkata, “Aku
sudah bilang aku bukan gadis yang menemani kalian minum-minum, tapi baiklah
kalau kalian ingin aku melakukannya, ayo kita bertaruh dengan sebuah permainan.
Biarkan aku pergi kalau aku menang, kalau aku kalah, sesuai dengan taruhan kita.”
"Nah begini baru
manis," puji bos tua tersebut karena Khansa bersikap patuh.
"Aku akan memegang
janjiku, tidak akan ingkar. Dan kau juga harus pegang janjimu ya jangan
mengingkari," ujar bos tua tersebut. "Ayo! Kita bermain," ajak
Khansa. Khansa dan bos tua itu pun mulai memilih permainan, "Aku yang akan
memilih permainannya!" Jelas Khansa.
"Silahkan
saja!" ujar bos tua itu dengan senang hati.
Khansa langsung membuat
para pria ini menjadi penasaran, kira-kira hal apa yang akan dia mainkan. Kira
kira gadis kecil, imut itu akan memberikan tontonan yang seperti apa, dan
memiliki kepintaran yang seperti apa. Para pria itu pun mulai berbisik-bisik.
[Kita lihat apakah keberanian gadis itu dapat
memberikan peruntungan yang baik untuknya]
[Ya, meski imut namun aku
acungi jempol untuk keberaniannya itu, sungguh besar]
[Ya menginjak kaki bos
tua itu, benar-benar bukan keberanian yang kerdil]
Tiba-tiba saja dalam
waktu singkat, Khansa sudah memiliki penggemar tersendiri, penggemar yang
mengangumi sikap berani Khansa untuk mempertahankan dirinya.
Khansa berjalan dengan
elegannya, gaun selutut yang Khansa pakai benar-benar menaikan level kemanisan
Khansa, gaun itu memperlihatkan betis indah Khansa yang terlihat putih mulus
itu. Sepatu teplek yang Khansa pakai malah membuatnya semakin manis dan imut.
Khansa mungkin
satu-satunya wanita yang pergi ke klub malam dengan dandanan manis menggemaskan
dan unik seperti ini, terlihat sangat polos dan lugu. Tapi, karena hal itu
malah semakin membuat pria-pria yang ada di ruangan tersebut penasaran dengan
Khansa, apakah sudah ada yang pernah memiliki Khansa sepenuhnya.
Para pria itu pun semakin
kagum dengan Khansa, si wanita imut yang pemberani.
Khansa langsung memilih
duduk di sisi Leon, Leon sama sekali tidak bicara dari tadi. Leon hanya merokok
dengan elegan. Bos tua itu sedikit kecewa ketika Khansa memilih duduk di
sebelah Leon. Tapi, Leon adalah raja di dalam ruangan ini dan bos tua tadi
membiarkan Khansa berhadapan dengan Leon dalam taruhan ini, karena tak ingin
menyinggung Leon, si raja bisnis.
Para wanita yang ada di
sana merasa iri dan marah ketika melihat Khansa duduk dengan santainya di
sebelah Leon, tapi Leon terlihat biasa saja, tidak mengusirnya dan tidak
terlihat merasa terganggu. Sementara, mereka yang selama ini berusaha duduk di
dekat Leon. Namun, malah gagal terus, mereka pun berbisik-bisik.
[Siapa wanita itu,
percaya diri sekali duduk bersebelahan dengan tuan muda tampan kita]
[Lihat saja jika dia
kalah nanti, kita harus memberi dia pelajaran]
[Ya betul, kita beri dia
pelajaran yang tidak akan pernah dia lupakan]
[Benar-benar Tidak tahu
diri sekali dia]
[Ya betul! Gadis kecil
itu harus benar-benar kita ajari dengan baik, untuk tidak berharap pada tuan
muda kita]
Khansa mengabaikan
tatapan iri para wanita sosialita, jika mereka tahu kebenarannya maka niscaya
mereka akan menangis meraung-raung karena iri hati dan dengki.
khansa memperhatikan
sekelilingnya sekali lagi, lalu melihat ada papan lempar panah, lalu Khansa
menunjuknya "kita bermain itu saja! Lempar panah papan,"
Beberapa bos lainnya di
dalam ruangan penasaran dan mengelilingi kemari, mereka melihat dan berkomentar
tentang Khansa.
[Gadis ini kecil-kecil
cabai rawit, sungguh pedas. Tingkat keberaniannya tinggi sekali]
["Wow, sepertinya
ini akan menjadi permainan lempar panah yang paling menarik]
[Ya! Gadis kecil ini
benar-benar menarik]
[Aku bertaruh gadis kecil
ini akan mengalami kekalahan]
[Ha ha ha ha]
"Siapa yang berani
melawan gadis ini?" tanya Simon.
Tidak ada yang mau maju,
lalu khansa bertanya, "Apa kau ingin melawan aku? Tuan?" tanya Khansa
seraya menoleh kepada Leon.
Sebenarnya pertanyaan
yang dia tujukan itu adalah kata kiasan dari seorang istri yang sedang marah
terhadap suaminya. Leon pun berdiri dan malah menyambut ajakan bermain dari
Khansa.
Leon meletakan rokoknya
di asbak yang ada di atas meja, Leon sedikit menyeringai ketika mendengar
tantangan yang datang dari istrinya itu. Merasa jika Khansa datang bukan untuk
berbaikan tapi malah datang menantangnya, tentu Leon dengan senang hati akan
menyambut permainan istrinya ini.
Tanpa menjawab tantangan
Khansa dengan kata-kata, Leon pun berdiri, lalu Leon mengambil salah satu anak
panah dari tangan Simon, dan melemparkannya dan tepat sasaran dengan mudahnya.
Lemparan Leon mengenai tanda bulat merah di tengah, itu artinya nilai sempurna.
Leon mendapatkan poin 50.
"Wow nilai
sempurna," puji Simon yang disambut dengan tepukan tangan orang-orang yang
ada di dalam ruangan tersebut.
"Nah saatnya giliranmu
Nona manis!" ujar Simon sedikit menggodai Khansa.
Khansa terlahir pintar
dan permainan ini perlu teknik. Khansa belajar dengan cepat, melihat jika
berhasil mengenai tanda merah maka itu adalah nilai tertinggi. Khansa mengambil
anak panah tersebut dari tangan Simon.
"Giliran aku!"
ujar Khansa.
Giliran Khansa untuk
melempar, Khansa melompat-lompat sebentar, mengambil nafas lalu
menghembuskannya sampai dengan tiga kali, lalu mulai berkonsentrasi unruk
melempar anak panahnya, namun itu malah melesat ke bagian dengan nilai terkecil
yakni 18 .
"Hmm ..." hela
Khansa kecewa berat karena dirinya mendapatkan poin kecil.
"Sungguh sial
sekali,” gumam Khansa merutuki nilai kecilnya itu.
Sementara Leon, lawannya
lebih beruntung anak panahnya melesat ke point triple ring yang memberikan
nilai kemenangan telak sebanyak 54 poin.
Giliran Khansa kembali,
hatinya berdegup dengan kencang 90 melawan 18, sungguh Khansa telah ketinggalan
sangat jauh. Kali ini Khansa benar-benar merasa telah menceburkan diri ke dalam
masalah.
Khansa menatap sesaat
kepada Leon, lalu Khansa mencoba berkonsentarsi, membidik papan panahan dengan
meluruskan anak panahnya, lalu melemparnya dan itu mengenai tepat di tengah, di
bagian hijau. Ini artinya dia mendapatkan nilai poin sebanyak 25.
Meski nilai poin Khansa
lumayan tapi Leon adalah pemain handal dan tentu saja ini membuat Khansa tidak
berkesempatan untuk menang.
Semua yang melihat
permainan ini pun bertepuk tangan ketika melihat Leon menang. Leon sangat
handal bermain permainan lempar panah ini, jadi sepandai-pandainya tupai
melompat pasti akan jatuh juga, sepandai-pandainya Khansa pasti tetap akan
dikalahkan oleh Leon, suaminya.
"Aaaah sepertinya
aku baru saja membunuh diriku sendiri!" gumam Khansa merajuk.
"Hissh ..."
gumam Khansa sambil menghentakan kakinya ke lantai karena kesal.
Dalam permainan ini,
Khansa hanya bisa menang jika Leon mengizinkan Khansa menang. Akhirnya Khansa
kalah, bos tua itu senang sekali dan ingin melepaskan cadar di wajah Khansa.
Penutup Bab 49
Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 49 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 49 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.