Bab 48 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 48
Rupanya Simon yang
berteriak, Leon baru akan menyalakan rokok malah mendongak. Leon melihat Khansa
sedang terpaku berdiri limbung, karena baru didorong oleh manajer Bar. Leon
memutar-mutar rokok di tangannya, sambil menatapi Khansa, berpikir sedang apa
istrinya itu berada di sini.
Mata Khansa dan mata Leon
saling bertatapan, rumus rasio emas ketampanan memang sangat pantas disematkan
kepada Leon Sebastian. Leon memiliki wajah yang simetris, bentuk hidung
sempurna, memiliki mata yang indah dan juga memiliki dagu yang mempesona. Tidak
heran banyak wanita yang berhayal ingin duduk di pangkuan Leon dan menjadi
wanita yang berdiri di sisi Leon.
Leon masih menatapi
Khansa seraya berpikir, "Apa dia datang untuk mencari aku?"pikir Leon
sedikit senang.
Khansa merasa canggung
karena ditatapi seperti itu oleh Leon, Khansa juga merasa serba salah karena
tadi didorong masuk dengan paksa. Khansa dan Leon saling bertatapan lagi, dan
itu semakin membuat Khansa merasa dalam kecanggungan tingkat tinggi.
"Mengapa hari ini
bisa sesial ini?" pikir Khansa.
Saat ini ada beberapa
pria yang mengira Khansa adalah gadis yang akan menemani mereka minum-minum,
Leon tidak bicara apa-apa untuk menghentikan mereka dan Simon malah hanya
mengamati ekspresi
Leon.
"Hei! Apakah ini
layanan baru dari bar ini? Pelayan bercadar, ujar mereka.
"Wow bukankah
pelayan ini terlihat sangat misterius cantik," ujar salah satu anak kaya
yang ada di dalam ruangan tersebut.
"Pelayan
bercadar!" ujar mereka sambil bersiul dan bertepuk tangan senang.
"Wow ini benar-benar
layanan yang langka," ujar salah satu dari mereka lagi.
"Ayolah! Kemari,
temani kami bermain," ujar mereka menggodai Khansa.
Mereka memuji betapa
bagusnya pelayanan fasilitas terbaru ini, membiarkan mereka bisa bermain dengan
wanita misterius. Simon diam-diam tersenyum dan pura-pura tidak mengenal
Khansa, Simon pun memanggil Khansa. Simon ingin menggodai Leon, dan mulai
ikutan menggodai Khansa.
“Hei! Kamu, cepat
tuangkan anggur itu untuk kami!" pinta Simon.
Melihat Khansa hanya
terdiam, tidak memenuhi panggilannya, simon pun berceloteh lagi, kenapa tidak
tahu aturan sih?”
Tiba-tiba seorang bos tua
berdiri, "Biarkan aku yang memberikannya pelajaran, bagaimana cara bekerja
dengan baik," ujar bos tua tersebut.
"Gadis cantik
kemarilah, datanglah kepada papa!" ujarnya.
"Datang! Kepalamu,
Hah!" gumam Khansa merutuki pria tua genit tersebut.
Bos tua tersebut juga
tertarik dengan kecantikan misterius yang ada di balik cadar Khansa. Bos tua
tersebut mulai ingin menyentuh Khansa, dia ingin menyibak cadar di wajah
Khansa, dan tak sabar ingin melihat wajah Khansa tanpa di tutupi cadar. Khansa
menghindar dan memarahi bos itu “Aku bukan pelayan kalian!” hardik Khansa
seraya menepis tangan bos tua itu dari cadarnya.
"Perhatikan tangan
kotormu itu, jangan menyentuh aku sembarangan!" hardik marah Khansa.
"Kau ini hanya
pelayan! Mengapa begitu sombong!" tukas bos tua tersebut.
“Aku tadi melihatmu
didorong oleh manajer klub ini, jadi jangan berbohong!" ujar bos tua itu
lagi.
"Detik ini juga! Aku
bisa dengan mudah meminta kepada manajer klub ini agar sehera memecatmu! Karena
tidak menjalankan tugasmu dengan baik?" ancam bos tua tersebut.
“Aku tidak mengenal orang
itu, dan aku bukan pelayan!" jawab Khansa marah.
"Dan aku tidak ingin
berurusan dengan kalian," ujar Khansa lagi.
"Jadi jangan ganggu
aku!" tukas Khansa dengan ketus.
Kemarahan Khansa sudah
benar-benar meletup-letup bak lava panas yang akan segera menyembur ke
permukaan bumi.
Melihat pria tua yang genit,
lalu melihat suami yang menatapnya bagai orang asing, ini benar-benar membuat
Khansa kesal setengah mati.
"Benar-benar sial
bisa bertemu dengan pria genit sepertimu," tukas Khansa.
Khansa ingin pergi, Tapi,
bos itu malah menahannya dan tidak percaya dengan penjelasan Khansa, "Hei!
Kau ini mengapa masih saja munafik," ujar bos tua itu.
"Gadis cantik, jika
kau ikut dengan aku maka aku akan menjamin hidupmu akan bahagia," janji
bos tua tersebut.
"Kau pasti menyukai
barang-barang mewah bukan? Aku bisa dengan mudah memberikannya kepadamu!"
janjinya lagi.
"Aku juga bisa
memberikanmu tempat tinggal yang mewah," bujuk bos tua itu lagi kepada
Khansa.
"Tinggal katakan
berapa uang yang kau mau, maka aku akan segera memberikannya kepadamu,"
iming-iming bos tua tersebut kepada Khansa.
"Aku akan menjamin
seluruh keperluanmu, kebutuhan hidupmu. Mau yah jadi sugar baby aku!"
pinta si bos tua itu lagi.
"Ciih ... dasar
tua-tua keladi, ssmakin tua semakin jadi" gumam Khansa merutuki bos tua
tersebut.
Bos tua itu semakin
menggemas karena sepertinya Khansa sulit ditaklukan, boa tua tersebut malah
ingin memeluk Khansa, namun Khansa malah menginjak kaki bos tua tersebut.
"Dasar tak tahu
malu," hardik Khansa.
"Bisa lepaskan aku
tidak!" ujar marah Khansa seraya menghempaskan tangan bos tua tersebut
yang terlihat ingin memegangi Khansa sedari tadi.
"Tunggu dulu
cantik!" ujar bos tua itu menenangkan Khansa yang sudah terlihat bar bar
dan sambil menahan sakit di kakinya.
"Bagaimana jika kita
membuat kesepakatan," ajak bos tua itu memberikan penawarannya.
Khansa, "...
Bos tua itu malah
mengajak Khansa untuk bertaruh "Aku akan melepaskanmu jika kau bisa menang
memainkan suatu permainan. jika kau kalah, maka kau harus mau melepaskan cadar
yang sedang kau pakai itu dan ikut dengan aku."
"Bagaimana? Setuju
tidak?" tanya bos tua itu penuh harap.
"Mau tidak?"
tanya bos tua itu lagi.
Hari ini Khansa
berpakaian sangat cantik, jadi mana rela bos tua itu melepaskan Khansa dengan
begitu mudahnya. Meski Khansa menggunakan motif sederhana, Tapi karena Khansa
pandai memilih warna yang sesuai dengan kulit tubuhnya yang semakin
memperlihatkan kulit putihnya dengan lebih jelas lagi dan itu malah menambah
kecantikan Khansa yang terlihat semakin misterius dengan cadar yang hanya
menyisakan kedua mata Khansa yang tajam dan bulu matanya yang lentik, dan juga
alis yang seperti pohon willow.
Leon sama sekali tidak
ingin melihat Khansa, ekspresinya datar dan dingin. Leon mulai mematik api
untuk membakar rokoknya.
Malam ini Leon hanya
menganggap Khansa seperti orang asing, menganggap Khansa seperti udara. Ada dan
tiada, bisa kau rasakan namun tidak bisa kau sentuh.
Khansa mengalihkan
pandangannya dari Leon, lalu menatapi bos tua tersebut. "Baik aku setuju!
Kita taruhan," jawab Khansa.
Bos tua itu merasa sangat
senang, dan saat ini, bos tua tadi kembali mau menyibak cadar Khansa karena
penasaran, “Nona cantik, taruhan sudah kita sepakati, ayo perlihatkan wajah
indahmu dibalik kain ini.” "Ayo! jangan malu-malu, bukalah cadarmu
itu!" pinta bos tua itu lagi, dengan tidak sabaran.
"Tunggu sebentar,
ujar Khansa dengan cepat menahan gerak si bos tua tersebut.
Penutup Bab 48
Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 48 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 48 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.