Bab 46 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 46
Semua orang pun
membubarkan diri, tidak berkerumun lagi, ketka mellihat Fauzan membantu Jane
berdiri, “bangunlah!”
“Apa kau baru saja
bertengkar?" tanya Fauzan.
Jane hanya mengangguk
sambil terisak menangis, Fauzan memapah Jane, lalu meminta Jane untuk
membersihkan diri di kamar hotel yang dipesan oleh Fauzan, “Ini kuncinya,
pergilah ke kamar presidensial suite yang telah aku pesan," “Terima kasih
Tuan Isvara,” jawab sopan Jane.
Setelah Fauzan memberikan
kunci kamarnyaa, Fauzan pun pergi menghadiri perjamuan makan bisnis bersama
kolega-kolega bisnisnya. Jane merasa Fauzan tidak banyak bicara dan sopan serta
berkharisma. Jane pun pergi ke kamar presiden suite itu. Kamar presiden suite
ini memiliki lift pribadi. :
“Liftnya benar-benar
terlihat mewah," gumam Jane.
Begitu pintu lift
terbuka, Jane lebih terkejut lagi melihat pemandangan yang ditangkap oleh kedua
matanya itu, kesedihan yang tadi dia rasakan karena perlakuan Jihan, sedikit
terobati dengan melihat kemewahan di depan matanya ini.
Kamar presiden suite ini
dilengkapi dengan ruang tamu besar dan ada grand piano yang di letakan di
tengah-tengah ruangan.
Tak ketinggalan akses
langsung menuju teras di rooftop. Kamar presiden suite ini begitu megah, Desain
arsitekturnya mengusung tema Mediterania dengan interior bernuansa kontemporer.
“Ini indah sekali” gumam
Jane sambil berjalan ke sana kemari menatapi keindahan kamar yang Fauzan sewa.
Kamar Presidential Suite
ini terdiri dari dua kamar tidur yang dilengkapi gudang anggur pribadi,
fasilitas dapur, ruang makan, taman. Jane dengan wajah senang kagum memasuki
kamar utama, dan mencoba berbaring di ranjang tersebut.
“Benar-benar empuk dan
nyaman, gumam Jane sambil tertawa.
Jane melirik ke arah
samping, sebuah gantungan jas pakaian ada di letakan di sudut kamar itu.
Terlihat sebuah jas yang rapih licin berwarna hitam tengah tergantung disana.
Jane pun bangkit dari ranjang dan melangkah ke arah jas tersebut.
Jane memegang jas
tersebut, merasakan kelembutan bahan jas tersebut di tanganya lalu mencium
aroma wangi yang menyegarkan dari jas tersebut. Jas itu memang terlihat sangat
rapi, dan bersih.
“Ini pasti jas tuan
Isvara.” ujar Jane seraya menciumi arom maskulin dari jas tersebut.
Jane mengamati detail
kamar mewah ini, Kamar yang didominasi oleh warna putih dan salem, dengan
beragam corak pada furnitur.
Dipadu dengan koridor
panjang, lampu gantung, dan jendela-jendela besar, ini menambah tampak
kemewahan dan rasa nyaman tingkat tinggi.
Jane pun keluar dari
kamar Fauzan lalu, masuk Ke kamar yang satunya lagi.
Jane belum pernah tinggal
di kamar presiden suite seperti ini, tak berapa lama sekretaris Fauzan datang
dan mengantarkan gaun branded.
Jane pun langsung saja
membersihkan diri dan memakai gaun branded yang diantarkan sekretaris Fauzan ke
sana setelah selesai mandi. Jane berkaca dan mengagumi kecantikan dirinya
sendiri, lalu benci karena terlahir di keluarga miskin.
“Aku adalah wanita yang
cantik, tapi nasibku sangat buruk terlahir di keluarga miskin,” gumam Jane
merutuki dirinya sendiri.
“Menjadi orang kaya
memang benar-benar enak,” gumam Jane sembari mematut-matut dirinya di depan
kaca.
“Jika saja aku bisa
memiliki semua kemewahan ini,” pikir Jane.
Jane teringat dengan
perawakan fauzan tadi Ketika menolongnya, “Sebenarnya juga tuan Fauzan cukup
tampan, meski sudah tidak muda lagi," pikir Jane lagi.
Jane teringat perlakuan
Jihan tadi yang benar-benar mempermalukannya, lalu mengingt keluarganya yang miskin,
benar-benar membuat Jane merasa tidak puas atas kehidupannya itu.
Pikiran nakal dan pikiran
licik Jane pun mulai menjalari otaknya yang kecil itu, yang hanya sanggup
menampung pemikiran licik dan jahat. Jane memutuskan mau memiliki Fauzan dan
menjadi ibu tiri Jihan dan Khansa.
Darah Jane bergejolak
saat memikirkan hal ini, “Lihat saja! Bagaimana jika nanti jka aku menjadi ibu
tiri kalian, akan aku pastikan untuk menginjak-nginjak kalian seperti keset,”
ancam Jane.
Melihat kemewahan di
depan mata seperti ini ini , benar-benar membuat rasa takut dan rasa malu Jane
pergi menghilang entah kemana, bahkan dirinya pun sudah menyiapkan hati jika
harus berhadapan dengan Maharani, si ratu film. Bagi Jane saat ini, kemewahan
adalah prioritas utamanya.
“Aku akan menggunakan
kesempatan ini, membuat nasi menjadi bubur” pikir licik Jane.
“Meski tidak bisa menjadi
istri sah, jika hanya menjadi selir pun sepertinya kehidupan aku akan terjamin
mewah, gumam Jane sambil berpikir dalam-dalam dan sambil merapihkan rambut
panjangnya itu.
“Baiklah begitu saja,
malam ini aku harus bisa naik ke ranjang Tuan Fauzan, ujar Jane membulatkan
tekadnya demi bisa mendapatkan kemewahan yang dia idam-idamkan selama ini,
tanpa harus bekerja keras, bersusah payah.
Jika bersama Fauzan. maka
dia bisa mendapatkan barang branded yang baru, bukan barang sisaan dari Jihan.
Maka sudah pasti Jane tidak akan membuang kesempatan emas ini.
Jane pun menggunakan
fasilitas pelayan pribadi yang diberikan dari hotel, Jane meminta beberapa
produk kosmetik dan juga parfum yang bisa meninggkatkan ga*rah ****, wangi yang
menggoda.
Jane sudah benar-benar
bertekad untuk menjadi ibu tiri Jihan dan khansa, selain bisa membalas dendam,
Jane juga memikirkan tentang kemewahan yang akan dia dapatkan dari Fauzan.
Menjadi bagian dari keluarga Isvara, adalah sesuatu yang tidak buruk bagi Jane,
meski menjadi wanita simpanan Fauzan.
Jane sudah duduk manis
menunggu kedatangan Fauzan, Jane menciumi aroma tubuhnya lagi, wangi parfum
yang menggoda tengah dibubuhi di beberapa bagian tubuhnya.
“Tuan Fauzan, malam ini
aku akan memberikanmu pelayanan terbaik,” gumam jane sambil tersenyum licik.
Fauzan pulang ke kamar
presiden suite setelah selesai dari perjamuan bisnis. Fauzan mabuk dan langsung
terkapar di atas ranjang. Fauzan tidak menjawab telepon dari Maharani, lalu
malah mengeluarkan dompet untuk memandangi foto ibu Khansa, Stephanie.
Pandangan Fauzan penuh
rasa cinta teringat Ketika dulu Stephanie ada di sisinya. Tidak hanya wajah
Stephanie yang cantik, yang bisa membuat Fauzan jatuh cinta pada pandangan
pertama ketika dia melihat Stephanie perempuan yang ceria. Hanya memerlukan
waktu tujuh detik, senyuman Stephanie yang ceria bisa membuat Fauzan jatuh
cinta pada pandangan pertama.
Jantung Fauzan berdegup
dengan kencang Ketika membayangkan Stephanie tersenyum kepadanya, "Aku
merindukanmu," gumam Fauzan merengek seperti anak berusia lima tahun.
Jane memperhatikan postur
tubuh Fauzan yang sedang berbaring di ranjang besar di kamar presidensial suite
tersebut, merasa tubuh fauzan cukup menggoda juga. Jane membenarkan gaun yang
dipakainya itu , lalu berjalan perlahan ke arah Fauzan.
Jane duduk di sisi
ranjang dan perlahan menaikan tubuhnya ke atas ranjang besar itu. Fauzan
mengusap setiap inchi dari foto Stephanie dengan penuh kasih sayang, dan
bergumam, “Steph... Steph...”
Saat ini Fauzan merasakan
ada tangan yang hangat sedang menyentuh dirinya. Fauzan menahan tangan itu,
“Siapa?”
Penutup Bab 46
Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 46 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 46 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.