Bab 44 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 44
Latar belakang keluarga
Jane tidak begitu kaya, Jane mendapat keuntungan dengan berteman baik dengan
Jihan.
Itu bisa membuat Jane
bertemu dengan para sosialita kaum mewah, dan diterima bermain dengan mereka,
meski ada beberapa yang memandang rendah kepada Jane.
Berteman dengan Jihan
juga membawa keuntungan tersendiri bagi Jane untuk bisa dengan lebih mudah
memenuhi gaya ala sosialitanya itu.
Jika ada barang-barang
mewah seperti tas, sepatu, baju, kosmetik, ponsel yang sudah tidak dipakai
Jihan lagi karena merasa bosan atau sudah tidak modis lagi, maka Jihan akan
memberikannya kepada Jane.
Jadi tanpa mengeluarkan
uang sebanyak puluhan juta atau ratusan juta dirinya sudah bisa bergaya seperti
Jihan dan kaum sosialita lainnya dan ikut bergabung ke komunitas mereka.
Sebenarnya Jane tidak
menyukai Jihan, apalagi Khansa. Jane merasa Khansa lebih murahan dari Jihan,
tapi hidup Khansa malah begitu sempurna, bisa memasuki Keluarga Sebastian, dan
dilahirkan dari keluarga kaya seperti keluarga Isvara ini, dan memilik sugar
baby yang tampan.
"Kak Hendra, kau
datang kesini juga!" sapa Jane sembari menyembunyikan rasa senanganya
karena bisa melihat kedatangan Hendra malam ini.
Hendra datang untuk
mencari dan bertemu dengan Khansa, Jane tidak berani melihat Hendra
berlama-lama karena Hendra adalah pujaan hati Jane sedari dulu. Namun, Jane
tidak memiliki kepercayaan diri untuk mendekatinya. Dirinya hanya dari keluarga
biasa dan Hendra dari keluarga berkuasa, Jane sedikit sadar diri dalam hal ini,
meski menaruh harap.
Hendra adalah salah satu
putra tampan dari empat keluarga terhormat di Palembang, bagi Jane Hendra
seperti pangeran berkuda putih.
"Apakah Khansa ada
di sini?" tanya Hendra dengan heran karena melihat tidak ada Khansa. Tapi
malah ada Jane.
Mendengar pria idamannya
menanyakan wanita lain, apalagi wanita itu adalah Khansa, itu benar-benar
membuat hati Jane meradang. Jane mencoba mengalihkan perhatian Hendra dengan
mengajaknya minum.
"Kak! Minumlah dulu,
rasa anggur di sini tidak buruk lho." ungkap Jane.
Saat ini, Jane menuju ke
arah Hendra dan menawarkan anggur putih padanya. Tapi, Jane sedikit mabuk
karena telah menyesap beberapa teguk tadi sebelumnya, ditambah dengan pria
idaman yang ada di hadapannya ini maka keseimbangan gerakan dan hati Jane
semakin tidak karuan, Jane terhuyung dan malah terjatuh ke dalam pelukan
Hendra.
"Kak Hendra
..." ujar Jane dengan wajah yang memerah sambil memegangi tubuh Hendra,
menjadikan tubuh Hendra sebagai tumpuan agar dirinya tidak terjatuh.
Jane dan Hendra saling
bertatapan, Hendra dengan reflek memegangi tubuh Jane juga, agar tidak
terjatuh. Keduanya sekilas terlihat sedang saling menggoda dan saling memeluk.
Jantung Jane berdegup
dengan kencang, kakinya merasa semakin lunglai, seperti tidak menyentuh lantai.
Jane semakin mengeratkan pelukannya ke tubuh Hendra.
"Kak Hendra
..." panggil Jane lagi dengan lirih pelan.
Jika jantung Jane
berdegup dengan kencang, maka lain hal dengan Hendra yang merasa biasa saja,
tidak tergetar sama sekali. Baginya wanita yang benar-benar bisa membuat
jantungnya berdegup kacau tak berirama hanyalah Khansa saja.
Karena itu Hendra
mati-matian berusaha untuk mengembalikan Khansa ke sisinya, Khansa juga sudah
seperti racun bagi Hendra, racun yang sudah menjalari dan meracuni pikiran dan
hatinya, Jihan memang wanita yang saat ini ada di sisinya, namun itu hanya
sebatas karena Hendra membutuhkan kebutuhan bilogis saja, tidak lebih dari itu.
Bagi Hendra masalah
dengan Jihan, 99% selalu dapat diselesaikan dengan uang, dan 1% nya lagi bisa
diselesaikan dengan uang yang lebih banyak lagi.
Jadi wanita seperti Jihan
dan Jane, tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Khansa. Hendra sudah
terbiasa dikelilingi oleh wanita yang selalu saja ingin naik ke atas
ranjangnya.
Jihan keluar bersama
Khansa, Jihan penasaran sebenarnya apa yang ingin dikatakan Khansa padanya.
Tadi sebelum mengajak Jihan keluar ruangan VIP, Hendra mengirimkan pesan lagi
jika dirinya sudah hampir tiba.
Khansa menebak jika Jane
pasti menyukai Hendra, pria tampan dari keluarga kaya berkuasa, adalah tipe
yang akan diimpikan oleh wanita seperti Jane, itu sangat mudah ditebak.
Dengan segelas anggur di
tangan Jane, dan pria idaman di dalam ruangan, maka Khansa berharap akan ada
tontonan yang bagus. Untuk itu Khansa langsung saja mengajak Jihan keluar dan
meninggalkan Jane di sana.
Melihat kadar cinta Jihan
yang sangat akut berat kepada Hendra, sudah pasti akan membuat Jihan cemburu
berat meski Hendra dan Jane tidak melakukan apa-apa. Dan Khansa dengan
pintarnya membaca situasi ini, lalu segera saja berinisiatif memanfaatka
keadaan.
"Sebenarnya kau
mengundangku kesini karena ada hal apa?" "Apakah hanya ingin
memamerkan perhiasanmu itu? tanya sarkas Khansa kepada Jihan.
"A-aku .... tidak!
tidak seperti itu," jawab asal Jihan.
"Dan kau! Meminta ku
bicara diluar denganmu karena apa?" tanya balik Jihan.
"Tidak ada hal
penting apa-apa," jawab Khansa seraya menaikan bahunya dengan sedikit
memberikan senyuman yang meledek.
"Dasar ya kau ini,
memanglah tidak ada hal penting dan bagus yang bisa didengar darimu ini,"
tukas kesal Jihan sambil menunjuk-nunjuk Khansa.
"Jika kau bisa
membohongiku mengapa aku tidak boleh membohongimu," jawab Enteng Khansa
dengan nada yang membuat Jihan semakin kesal.
Mendengar pengakuan itu,
Jihan sadar rupanya Khansa hanya membohongi Jihan saja, dan hanya ingin
membalasnya dengan membuat dirinya menjadi kesal karena alasan sebenarnya Jihan
memanggil Khansa bermain keluar hanya karena ingin pamer semata.
"Dasar anak tidak
berguna!" hardik kesal Jihan.
"Memang sangat
pantas ayah membuangmu, dan mengasingkanmu, ujar Jihan bersungut marah.
"Jika karena bukan
kami ingin memanfaatkanmu, maka jangan pernah berharap kami memanggilmu
pulang," hardik marah Jihan.
Jihan membalikkan badan
dan kembali ke ruangan, "Dasar gadis bodoh," gumam Jihan merutuki
Khansa lagi.
Khansa pun tertawa
senang, sambil sedikit berjingkrak bertepuk tangan senang. Karena sebentar lagi
pasti akan ada petir menggelegar yang menyambar Jihan. Siapa suruh mereka
berdua tadi terus menerus mengejek dan merendahkannya.
"Biar tahu rasa
kau," gumam Khansa lagi seraya menutup mulutnya dengan kedua tangannya
sambil menahan tawa senang karena berhasil mengerjai Jihan.
Hanya membalas perlakuan
buruk Jihan selama ini dengan lelucon remeh seperti ini, sungguh ini memberikan
warna tersendiri di malam Khansa hari ini. Selama ini mereka telah menyakiti
Khansa dengan sangat dalam, dan dengan cara-cara yang licik.
Sedangkan candaan Khansa
malam ini, bisa di bilang seujung jari kuku untuk membalas perbuatan mereka pun
masih belum ada, belum bisa dibilang pembalasan yang setimpal.
"Kita lihat saja
apakah hatimu akan tahan," ledek balik Khansa.
Saat Jihan membuka pintu
ruangan dan masuk, Jihan jadi terpaku, luapan emosi memuncak dengan segera dan
Jihan langsung bertanya, “Jane, kamu sedang apa, hah!?"
Penutup Bab 44
Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 44 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 44 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.