Bab 40 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 40
“Untuk diperlihatkan
padaku, ya?" ujar Leon.
Khansa masih tercengang,
"Astaga, apa ini yang sedang aku pakai," gumam pelan Khansa seraya
manepuk pipinya dengan kedua tangannya.
Rupanya dirinya tanpa
sadar memilih pakaian cosplay, yang biasanya dipakai untuk tema-tema dalam
berhubungan intim.
Khansa menoleh lagi ke
arah Leon, masih melihat Leon sedang menatapinya. Wajah Khansa pun memerah
padam, rasanya ingin sekali membenamkan diri di dalam bath up lagi.
Jika Khansa tidak suka
dengan apa yang dipakainya, maka Leon sebaliknya. Sangat menyukai apa yang
sedang ditatapnya itu.
Bahkan jika memandangi
Khansa tanpa sehelai benang kain pun itu sangat dianjurkan dan diperbolehkan.
"I-ini ... kau sengaja ya memilihkan ini kan? Dan meletakannya di dalam
lemari?" tanya Khansa dengan serius.
"Tinggi sekali
percaya dirimu itu," jawab Leon sambil menyeringai.
"Jika bukan kau lalu
siapa?" tanya kesal Khansa.
"Menurutmu?"
tanya balik Leon sambil bersedekap.
"Oh ya Tuhan!
Nenek," ungkap Khansa. Khansa mengira Leon sengaja menyiapkan pakaian ini
di dalam lemari, rupanya isi lemari disiapkan oleh Nenek Sebastian.
Khansa pun menghela nafas
berat.
Saat tadi Nenek Sebastian
tahu Leon belum pulang dan segera saja meminta paman Indra menjalankan rencananya
dengan cepat.
Paman Indra mengerahkan
lebih dari satu pelayan untuk mengosongkan isi lemari dan menggantinya dengan
pakaian tidur bermodel seksi itu.
Sedang bertengkar dengan
Khansa, dan baru saja sampai rumah, Leon mana ada waktu untuk curiga pada nenek
sebastian dan Paman Indra.
Leon langsung saja pergi
menuju kamarnya ketika sampai di Villa Anggrek. Dan akhirnya rencana Nenek
Sebastian berhasil dijalankan, Khansa memakai baju tidur seksi di depan Leon.
"kau berhenti di
situ, jangan lihat!" pekik Khansa.
"Cepat
berbalik!" ujar Khansa lagi. "Dasar gadis aneh," gumam Leon.
"Hissh, nenek ini ya. Benar-benar berjiwa muda lebih dari aku, gumam
Khansa masih dengan sedikit tidak percaya.
Tidak lama kemudian, Leon
pergi masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Lalu Leon duduk di sofa untuk
membaca file pekerjaannya, namun sulit berkonsentrasi.
Khansa masih sibuk dengan
Flash yang tidak ingin turun dari pangkuannya, Khansa membelai lembut Flash
agar segera tertidur.
Karena sudah merasa
kenyang dan juga karena tangan dewi Khansa yang membelai begitu lembut, maka
Flash pun tertidur dengan pulas.
Khansa berpikir untuk
segera mencari pakaian lain. Mana mungkin memakai baju ini lalu tidur seranjang
dengan Leon, itu sama saja seperti tidur seranjang dengan harimau benggala
dewasa, predator paling tinggi dan berbahaya.
Leon mendongak dan
melihat Khansa sedang mau pergi mengganti pakaian, tiba-tiba Leon merasa setiap
gerakan Khansa menjadi sangat indah, Leon pun menelan salivanya, napasnya sudah
mulai tidak beraturan.
Leon memejamkan matanya
dan menggigit ujung bibirnya, Leon berusah mengembalikan kefokusannya dan Leon
menarik pandangannya kembali. Memaksakan diri untuk fokus dengan file
ditangannya, tapi Leon tidak bisa fokus dengan satu huruf pun. "Ah aku
payah sekali," pikir Leon.
"Astaga ..."
gumam pelan Leon yang sudah mencoba menahan namun sungguh tingkat kesulitan
kali ini terasa berlipat-lipat kesukarannya.
"Sjal .." gumam
Leon sambil meletakan berkas-berkas pekerjaannya di meja.
Khansa masih belum sampai
di lemari untuk mengambil baju ganti, Leon sudah sampai di punggung Khansa dan
menarik tangan Khansa.
Melihat kulit putih mulus
Khansa, benar-benar membuat Leon seperti baru saja melepaskan otaknya dan
meninggalkannya entah di mana. Yang jelas Leon adalah laki-laki normal.
"Kau mau apa?"
tanya Khansa terkejut, karena melihat kedua tangan kekar Leon sudah ada di
pinggulnya.
Hati Khansa juga merasa
berdegup kencang, karena berdekatan dengan pinggang kekar milik Leon. Keduanya
terlihat sedang saling menggoda.
Merasakan embusan nafas
Leon lagi, maka itu seperti melumpuhkan sendi-sendi syaraf di seluruh tubuh
Khansa.
"Bisa lepaskan aku
tidak!" pinta Khansa dengan suara lembut.
Namun Leon tidak bergerak
sama sekali, terlihat tidak ingin melepaskan tubuh Khansa. Melihat istri sedang
begitu menggemaskan seperti ini, benar-benar mematahkan sayap malaikat Leon
yang selama ini menaungi dirinya untuk bisa bertahan dari godaan imut Khansa.
"Kenapa? Masih belum
terbiasa dengan aku?" tanya Leon.
"Aku memikirkanmu
berkali-kali dalam sehari, ketika aku sedang sendiri, ketika aku sedang bersama
orang lain. Namun sepertinya kau tidak merasakan hal yang sama," pikir
Leon.
Karena gerakan sederhana
tadi, Benar-benar membangkitkan semangat Leon menjadi berlipat-lipat untuk
berani seperti itu kepada Khansa.
Padahal gerakan Khansa
itu sederhana sekali. Namun, karena Khansa memakai warna merah, ini sungguh
langsung menarik kefokusan Leon.
Pria cenderung mengajak
wanita berbaju merah untuk berkencan, dibandingkan dengan wanita berbaju putih.
Karena pria telah
terbiasa mengasosiasikan warna merah dengan ketertarikan seksual sejak 10.000
tahun sebelum masehi. Warna merah pada saat itu berkaitan dengan warna bibir
dan warna wajah ketika senang atau bergairah.
"Aku merasa tidak
nyaman!" Jelas Khansa.
Leon masih terdiam dan
berpikir lagi, "kita berdua memiliki satu kesamaan, saat ini kita
sama-sama sedang berlari. Aku berlari mengejarmu dan kau berlari menjauhi
aku." 1 "Apa kau selalu berpikir ingin lari dari aku, selalu menolak
aku," bisik Leon di telinga Khansa.
"I-ni kau kenapa?
Hari ini bersikap aneh?" tanya Khansa.
Leon hanya terdiam,
karena merasakan sentuhan antar kulit dan menciumi wangi aroma tubuh Khansa,
aroma yang sangat Leon sukai.
Leon merasa ingin bisa
menghentikan waktu, ingin terus memeluk Khansa seperti saat ini.
"Aku ingin kau
merindu aku, aku ingin kau kejar aku, lalu aku akan acuh tak acuh, agar kau
tahu rasanya menjadi aku," ingin Leon dalam hati. "Kenapa kau selalu
saja berpikir untuk jauh dari aku?" tanya Leon dengan suara baritonnya.
"Sebenarnya aku
tidak ingin menghindarimu,' jawab Khansa dalam hati.
Pertanyaan Leon, sukses
membuat Khansa tidak bergerak lagi untuk melawan.
Merasakan Khansa terdiam
Leon meneruskan perkataannya, "Aku hanya ingin kau mengingat lagi
perkataanku ini! Jika kau membutuhkan seseorang untuk diajak bicara, aku ada di
sini."
"Jika kau memerlukan
bantuan, maka aku ada di sini," jelas Leon lagi.
Mendengar perkataan Leon,
hati Khansa seperti baru saja melewati puncak gunung dan membuat jiwanya
seperti membumbung ke cakrawala. Merasa tersanjung, tapi juga masih merasa
enggan untuk dekat.
Apa yang telah dilakukan
Fauzan Isvara dan juga Hendra benar-benar meninggalkan bekas yang mematikan
bagi hati Khansa.
Membuat Khansa enggan
membuka hati kepada pria.
Leon merasa semakin
tergila gila Rambut Khansa yang hitam juga nampak berkilau ketika dipadu
padankan dengan warna merah, juga kulit putih Khansa semakin terlihat putih.
Ditambah lagi melihat
mimik wajah dan gerakan Khansa saat ini, benar-benar sebuah godaan besar bagi
Leon.
Penutup Bab 40
Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 40 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 40 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.