Bab 39 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 39
Kini Khansa telah menikah
ke Vila Anggrek, baru tinggal sebentar di sini Khansa menyadari suatu hal yang
tidak dirinya miliki dari hubungan Leon dan Nenek Sebastian, yaitu kehangatan
keluarga yang sebenarnya, terbersit sedikir rasa iri di hati Khansa melihat
cerminan beda antara keluarga Sebastian dan juga keluarga Isvara.
Setiap keluarga memiliki
banyak kisah dan makna tersendiri. Baik kisah bahagia maupun kisah yang berurai
air mata.
Kisah tentang orangtua,
saudara, atau kerabat dalam keluarga. Ada makna dan pelajaran yang bisa dipetik
dari setiap kisah yang dimiliki dalam keluarga.
Khansa meski pun
terbilang muda sudah sangat baik belajar makna dari sebuah kisah keluarga yang
berurai air mata, "Tidak semua yang memiliki ikatan darah akan berlaku
baik kepadamu," pikir Khansa.
Keluarga yang baik
dimulai dengan cinta, dibangun dengan kasih sayang, dan dipelihara dengan
kesetiaan, dan ayahnya sudah menghancurkan tatanan keluarga harmonis mereka
ketika ayahnya menjadikan Maharani sebagai selirnya, dan malah mengasingkannya
untuk tinggal di Desa, bukan hanya setahun dua tahun, bahkan sampai Khansa
beranjak dewasa.
Barulah dipanggil
kembali, ini pun karena mereka ingin menjadikan Khansa sebagai pengantin
pengganti untuk keluarga Sebastian. Namun, Khansa tetap bersykur karena hal
itu, membuatnya menjadi lebih tangguh dibanding gadis-gadis seusianya, yang
hanya tahu berfoya-foya dan bersenang-senang, seperti Jihan dan juga Jane
Gautama.
Melihat Khansa masih
terlihat begitu lelah dan nampak bersedih hati, maka Nenek tidak ingin
memperpanjang diskusinya. Nenek Sebastian meminta Khansa untuk segera pergi
beristirahat.
"Jangan terlalu
lelah," nasehat Nenek Sebastian sambil menepuk-nepuk tangan Khansa.
Khansa pun menganguk dan
beranjak pergi ke kamarnya. Khansa naik ke kamarnya di lantai atas. Nenek
Khansa memanggil Paman Indra.
"Bagaimana kabar
terbaru pasangan muda ini?"
Nenek Sebastian mencari
informasi dari Paman Indra, dan mengetahui jika saat ini Leon dan Khansa sedang
bertengkar.
"Mereka baru saja
bertengkar," jawab Paman Indra.
"Apa-apaan anak itu,
baru saja pulang dari perjalanan bisnis, tapi malah langsung bertengkar dengan
istri," ujar kesal Nenek Sebastian dengan nada sedikit gemas.
"Tuan Leon tidak
pulang bersama Nyonya pagi ini, dan masih ada di rumah sakit," Paman Indra
menambahkan laporannya lagi.
Nenek Sebastian merasa
pusing karena Leon pandai dalam hal apa pun, kecuali berpacaran, "Hissh
anak itu!" gumam geram Nenek Sebastian sambil memijit-mijit kedua
pelipisnya.
"Tidak! Tidak bisa
begini, jika yang satu kelelahan dan yang satunya bodoh dalam mendekati wanita,
lalu? Kapan aku akan menimang cicit," ujarnya kesal.
"Astaga hatiku,
astaga kepalaku," gumam nenek Sebastian melirih lagi.
"Aku harus mencari
cara jitu dalam hal ini, mengandalkan anak itu, sama saja seperti menunggu uang
jatuh dari langit," gumam kesal Nenek Sebastian lagi.
Nenek Sebastian berpikir
sesaat, lalu Nenek Sebastian pun tersenyum karena telah menemukan sebuah cara
jitu. Nenek Sebastian lalu meminta paman Indra untuk membantu agar Leon dan
Khansa berhasil bermesraan malam ini.
"Cepat kalian
lakukan apa yang kupinta ini, sebelum Leon pulang!" perintah Nenek
Sebastian.
"Baik!" jawab
Paman Indra dan segera bergegas menarik pelayan agar ikut membantunya
mengeksekusi misi penting yang baru saja diberikan oleh Nenek Sebastian.
Di kamar Khansa pergi
mandi air hangat, merilekskan tubuh dan pikirannya di bath up besarnya dengan
sabun beraroma wangi vanilla. Membenamkan dirinya sesaat menikmati mandi mewah
ini sejenak sambil menyalakan musik klasik yang menenangkan.
Air hangat di bath up itu
terasa seperti sedang memijit-mijit tubuhnya yang terasa pegal di sana sini.
Merasa sudah cukup segar, Khansa pun menyudahi ritual mandi mewahnya itu.
Khansa mengambil handuk
di sisi bath up, lalu mengeringkan rambut dan juga mengeringkan tubuhnya.
Khansa meletakan handuk itu dan berganti dengan handuk kimono.
Selesai mandi Khansa
membuka lemari di kamarnya. Tapi, malah melihat tidak ada baju ganti.
"Eh ini ... kemana
perginya semua baju," pikir Khansa.
Khansa mencoba mencari di
lemari yang lain. Di lemari ini Khansa melihat ada banyak baju tidur, banyak
sekali baju tidur dengan bahan sutra asli dengan berbagai model.
Khansa memandangi satu
persatu, lalu Khansa sembarang memilih satu set. Tadi sebelum ke kamarnya, Khansa
meminta kepada salah satu pelayan agar membawakan bayi harimau yang dia lihat
sebelumnya.
Khansa ingin bermain
dengannya. Melihat bayi harimau tersebut sudah berada di ranjang dalam bentuk
keranjang rotan, maka Khansa pun segera bermain sebentar dengan hewan
peliharaannya itu.
Khansa membelai bulu
halus harimau benggala itu, wajah imut bayi harimau benggala ini benar-benar
langsung memikat hati Khansa.
"Lucu dan gemas
melihat harimau putih yang masih kecil seperti ini,” gumam senang, gemas
Khansa.
Harimau benggala itu
masih berusia beberapa bulan, "Aku beri kamu nama Flash, suka tidak?"
tanya Khansa sambil tertawa senang.
Khansa menciumi-ciumi
Flash dan juga terus membelai bulu halus Flash. Terlihat Flash juga sepertinya
menyukai usapan lembut tangan Khansa. Mata Flash terlihat sebentar terpejam,
sebentar terbuka.
"Kau sangat
menyukainya, ya?" ujar Khansa.
Flash ini dimata Khansa
bagaikan anak kucing besar, gigitan Flash pun masih belum berbahaya, karena itu
Khansa berani memeluk-memeluk Flash dan menciumnya, bahkan malah
menggelitikinya sesekali. Terdengar suara tawa renyah Khansa karena terlalu
senang bermain dengan Flash.
Tiba-tiba saja Khansa
teringat Leon, karena Nenek Sebastian mengatakan bayi harimau menggala ini
adalah hadiah dari Leon untuknya, "Baik juga ternyata dia,” gumam Khansa.
Harimau putih merupakan
predator tertinggi di hutan liar sehingga tidak ada satu pun hewan yang akan
memburunya.
Satu-satunya yang bisa
memburu harimau putih hanyalah manusia. Jadi Khansa berpikir jika Leon sangat
baik mau mengadopsi bayi harimau ini, karena secara tidak langsung membantu
pemerintah untuk menjaga kelangsungan harimau putih ini dari kepunahan.
Khansa melihat botol susu
yang telah disiapkan untuk Flash, lalu memangku Flash dan memegangi botol susu
itu agar Flash lebih mudah untuk meminumnya.
"Pasti kau haus,
ini! Minum dulu," ujarnya.
"Nah ... nah
pelan-pelan saja, tidak ada yang mau merebut botol susumu ini," ujar
Khansa sambil mengelus-elus kepala Flash.
"Jika masih haus,
nanti akan aku buatkan lagi," janji Khansa.
Sesaat kemudian, Leon
pulang. Khansa menyapa seperti biasa saat Leon masuk ke kamar, "Sudah
pulang," ujar Khansa tanpa memandang ke arah Leon karena sedang serius
menatapi Flash.
Leon terpaku melihat
Khansa, Leon tiba-tiba bertanya dengan terkejut pada Khansa, "Astaga, apa
yang kamu pakai?”
Khansa merasa aneh,
Khansa meletakan Flash di ranjang rotannya. Khansa melangkah ke arah kaca.
Kemudian baru tersadar setelah berkaca. Rupanya Khansa bukan memakai baju tidur
biasa.
Penutup Bab 39
Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 39 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 39 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.