Bab 38 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 38
Keesokan paginya, Khansa
terbangun dari tidurnya yang nyenyak semalam. Khansa merasa ada tangan besar
tengah melingkar di pinggangnya, dan melihat Leon tidur teepulas nyenyak di
sebelahnya.
Khansa teringat mimpinya
ketika dililit oleh kain putih di pinggang dan ternyata itu adalah rasa tangan
besar Leon yang tengah merangkul pinggangnya semalam.
"Ya Tuhan, semalam
kami tidur sedekat inikah?" gumam Khansa.
Tubuh Khansa seperti
membeku karena takut untuk bergerak, Khansa juga merasa merinding, merasakan
embusan nafas Leon yang menyeruak ke leher belakangnya, Khansa menoleh dan
langsung saja menatap wajah tampan suaminya itu.
Dari level satu sampai
sepuluh, maka Khansa memberikan nilai sepuluh kepada suaminya ini untuk level
ketampanan.
Khansa memejamkan mata
pelan, jelas-jelas sudah bertekad mau membatasi hubungan dengan Leon, tapi
mereka berdua saling berciuman dan juga tidur bersama.
"Sebenarnya ada apa
ini? Mengapa jadi begini," pikir Khansa.
"Issh .... gumam
Khansa.
Khansa bangkit dari
ranjang, turun dari ranjang itu dengan perlahan memindahkan tangan Leon dari
pinggangnya dengan pelan agar Leon tidak terbangun.
Khansa melangkah ke
ranjang Bibi Fida, memandangi Bibi Fida yang masih belum sadar.
"Bibi, tenanglah
kali ini aku yang akan merawatmu, kau akan baik-baik saja dan kembali
sehat," janji Khansa.
Khansa segera mengambil
tasnya dan mengeluarkan dompet khusus yang menyimpan jarum peraknya, lalu
Khansa mulai menusuk titik akupuntur di badan Bibi Fida dengan jarum peraknya
itu, setelahnya memperhatikan reaksi tubuh Bibi Fida, melihat Bibi Fida
merespon dengan baik, hati Khansa pun merasa lega.
Kemudian Khansa pergi
menemui dokter untuk berdiskusi tentang kondisi penyakit bibi Fida.
Bentuk pengobatan TBC di
Indonesia terdiri atas dua tahap, yaitu tahap pengobatan intensif dan
pengobatan lanjutan.
Selama menjalani dua
tahap pengobatan pasien mengonsumsi obat TBC jenis antibiotik dan anti-infeksi
sintesis.
"Jika nanti sudah
menjalani pengobatan lanjutan maka hal yang perlu diingat adalah, obat harus di
konsumsi setiap hari tidak boleh putus," Dokter mengingatkan.
"Konsumsi obat TBC
satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan dengan segelas air. Khusus
obat TBC rifampicin, penderita perlu mengonsumsinya dengan perut kosong,"
dokter menjelaskan kembali.
"Baik dok, ini akan
aku ingat," ujar Khansa.
Rimpaficin adalah obat
antiobiotik yang digunakan untuk mengobati penyakit akibat infeksi bakteri.
obat ini bekerja dengan cara membunuh bakteri penyebab infeksi.
Dokter juga memberikan
daftar menu-menu pilihan yang wajib dimakan oleh bibi Fida, menu-menu ini di
susun oleh ahli gizi berdasarkan kebutuhan tubuh bibi Fida.
Menu makanan itu juga
telah diatur agar bisa meningkatkan kualitas kesehatan dan daya tahan tubuh
Bibi Fida.
Setelah berdiskusi dengan
dokter yang bertanggung jawab menangani bibi Fida, Khansa pun Kemudian pulang
ke Vila Anggrek. Meninggalkan begitu saja Leon yang masih terlelap di ranjang
tempat mereka tadi tidur bersama.
Di Vila Anggrek.
Khansa baru saja masuk ke
rumah utama, dan melihat ada Nenek Sebastian, "Nenek," sapa Khansa.
"Kemarilah!"
ujar Nenek Sebastian sambil mengajak Khansa duduk di Sofa.
"Leon bilang semalam
kalian tidak pulang, karena sedang merawat pengasuhmu dulu ketika kau kecil,
ujar Nenek Sebastian.
"Ya Nek! kami
menginap di rumah sakit semalam untuk menjaganya," jelas Khansa. Nenek
Sebastian menanyakan keadaan bibi Fida pada Khansa, "Bagaimana
keadaannya?"
Khansa menjawab dengan
tersenyum lega "Sudah jauh lebih baik."
"Syukurlah jika
sudah membaik," ujar Nenek Sebastian ikut senang melega.
Nenek Sebastian
memberikan perhatian pada Khansa, "Apakah merasa lelah?" tanyanya.
"Ah tidak Nek, biasa
saja," jawab Khansa.
Nenek Sebastian
memandangi kantung mata yang menghitam yang menghiasi di bawah mata Khansa. Itu
terlihat sangat jelas karena kulit Khansa sangat putih.
Nenek Sebastian berpikir
jika Khansa harus pulang dan pergi ke rumah sakit setiap hari karena harus
merawat bibi Fida, maka ini pasti akan membuat Khansa lelah, jika Khansa
kelelahan bukankan ini sama saja membuatnya jadi lebih lama menimang cicit yang
di idam-idamkan.
Agar lebih mudah, Nenek
Sebastian pun memberi saran pada Khansa untuk membawa bibi Fida pulang untuk
tinggal dan dirawat di Vila Anggrek.
"Bagaimana menurutmu
jika kita pindahkan perawatan bibi Fida di rumah utama ini?" tanya Nenek
Sebastian.
"Kita akan
menyediakan perawatan yang sama lengkapnya seperti yang rumah sakit
berikan," Nenek Fida menjelaskan idenya.
Khansa menimang-nimang,
dan berpikir perkataan Nenek Sebastian ada benarnya juga. Dirawat dengan
suasana rumah, bisa jadi membuat bibi Fida jadi lebih cepat sembuh.
Hati Khansa terasa hangat
dan terharu dengan kebaikan dan sikap lemah lembut Nenek Sebastian yang selalu
memanjakan dirinya. Tapi, Khansa tidak ingin merepotkan dan menolak.
"Terima kasih, tapi
tidak apa Nek. Cukup di rawat di rumah sakit saja," jawab Khansa dengan
sopan.
Saat ini, ada seekor
hewan peliharaan yang menarik perhatian Khansa, "Bayi harimau benggala
putih," gumam Khansa sembari menatapi bayi harimau yang sedang di gendong
oleh salah satu penjaganya.
Harimau merupakan hewan
mamalia yang termasuk dalam golongan kucing besar.
Khansa menanyakan asal
usul hewan ini pada Nenek Sebastian, rupanya ini hadiah dari Leon untuk Khansa
yang dibawa pulang dari dinas perjalanan bisnisnya.
Leon membeli anak harimau
untuk Khansa karena mengetahui dulu ketika kasa kecil istrinya itu, sering
bermain kejar-kejaran dengan anak harimau.
"Leon mengeluarkan
uang yang cukup besar yaitu Rp. 1.000.000.000 ( satu miliyar)," jelas
Nenek Sebastian.
"Wow fantastis
bukan," pikir Khansa.
Uang satu Milyar tersebut
hanyalah jaminan saja dan harimau tersebut tetaplah milik negara, Karena
harimau adalah salah satu hewan yang dilindungi oleh negara, uang tersebut
hanya jaminan dalam memelihara harimau secara pribadi.
Selain harus meyiapkan
dana yang cukup fantastis Leon juga harus memiliki pendapatan yang jelas sebab
negara tidak ingin harimau tersebut ditelantarkan nantinya, dan juga kandang
harimau harus luas dan dijaga oleh orang serta setiap bulan harus mendapatkan
perawatan dari dokter hewan.
Ketika nantinya harimau
tersebut melahirkan anak, maka anak harimau tersebut tetaplah milik negara,
jadi intinya Leon hanya mendapatkan ijin memelihara saja.
Dengan memelihara hewan
ini secara pribadi Leon juga ingin ikut berpartisipasi melindungi
mempertahankan dan menjaga hewan ini dari kepunahan.
Di saat yang sama, Nenek
Sebastian juga memperlihatkan hadiah yang dia dapatkan dari Leon. Nenek Khansa
memperlihatakan sebuah gelang yang sedang dipakainya itu.
"Ini sangat
indah," puji Khansa.
Khansa teringat kenangan
masa kecilnya dulu saat melihat hadiah yang ditunjukkan oleh Nenek Sebastian,
saat itu ibu Khansa masih hidup, sangat sayang kepada Khansa kecil.
Teringat jika ibunya itu
sangat suka sekali memberinya hadiah. Tiba-tiba saja Khansa jadi sangat
merindukan ibunya. Merindukan kehangatan dan perlindungannya. Khansa membatin,
"ibu”
Penutup Bab 38
Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 38 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 38 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.