Bab 36 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 36
Khansa ketakutan saat
mendengar ucapan Leon, mata Khansa nampak semakin memerah, karena sehabis
menangis dan sekarang menahan tangis. "A-aku ... ini ...? ujar Khansa
limbung karena saat ini dirinya dan Leon hanya berjarak beberapa inchi saja.
"K-kau mau apakan
aku?" tanya Khansa terbata.
Leon melihat ekspresi
Khansa dan merasa tidak akan mengasihani Khansa, "Menurutmu?"
Khansa, "..."
Leon tidak suka Khansa
membatasi hubungan mereka sampai sejelas itu, "Apa kau menganggap aku ini
adalah orang asing?"
"Kau ini memang
benar-benar polos atau bodoh?" tukas Leon lagi.
Mengajari orang lain
bagaimana cara berbisnis yang bagus adalah hal yang mudah bagi Leon. Namun,
nampaknya mengajari Khansa, apa dan bagaimana hubungan antara pria dan wanita
yang sudah menjadi pasangan harus terjalin, mengapa malah terasa menjadi begitu
sulit.
Sulit menangani keluguan
Khansa, dan sulit menghindari dari godaan lugu istrinya itu, yang mampu memorak
porandakan pertahanan hatinya dalam waktu sesaat saja, meski Khansa tidak
mengeluarkan rayuannya.
Leon merasa sebuah foto
yang salah kirim saja sudah bisa membuat dirinya bergegas tergesa untuk pulang.
Membuatnya mengalahkan
jadwal kerjanya yang sangat padat itu hanya agar bisa segera bertemu dengan
istri kecilnya itu. Namun, sikap acuh tak acuh Khansa terhadapnya saat ini
benar-benar membuatnya stress dan kehilangan kendali. Leon bingung sejak kapan
Khansa mempengaruhi perasaannya, mempengaruhi moodnya.
Leon mencengkram dagu
Khansa yang tertutupi cadar, "Apa kau sedang menantang aku? Menguji batas
kesabaran aku?"
"Apa maksudmu?"
tanya Khansa bingung.
Khansa merasa dia tidak
pernah ingin menguji kesabaran Leon, meski mendapati wanita lain menguasai
ponsel suaminya itu. Namun, Khansa tidak ingin membahas dan
mempermasalahkannya.
Jelas ini membuat Khansa
bingung, tiba-tiba Leon menjadi marah seperti itu.
"Aku telah
menolongmu! Jadi bukankah aku layak mendapatkan terima kasih," ujar Leon
dengan tetap masih menekan tubuh Khansa ke dinding.
Sebenarnya tentang
masalah Leon telah menolong Khansa ini, Leon hanya ingin Khansa bersikap manis
ketika mengungkapkan rasa terima kasihnya. Bukan hanya sekedar ucapan verbal
terima kasih saja.
Khansa menjawab dengan
lugu, "Bukankah sebelumnya aku sudah mengucapka terima kasih," ujar
Khansa mengingatkan Leon. 1
"Kau ini yah
benar-benar” ujar Leon seraya mengetuk-ngetuk kepala Khansa dengan sedikit
pelan.
"Masa tidak mengerti
juga," gumam kesal Leon.
Maksud Leon bukanlah
sebuah kata terima kasih.
Baru saja leon mau
mengatakan sesuatu, mengatakan maksudnya, tapi Khansa menutup mulut Leon agar
jangan sembarangan bicara. Saat ini, hanya bisa terdengar suara detak jantung
Khansa dan Leon.
Leon memandangi Khansa
dengan wajah serius, ingin menangkap isi hati Khansa melalui pandangan mata
berbinar Khansa.
Ketika sedang asyik dalam
situasi yang membuai, menikmati tiap denyut detakan jantung yang semakin cepat,
yang Khansa tabuh untuknya, tiba-tiba Khansa mengeluarkan pertanyaan yang tidak
terduga dengan lugunya.
" Mobil goyang?
Maksudmu?" tanya Khansa dengan tatapan lugu kepada Leon.
"Pfffh ...” Leon
menahan tawa dengan keras.
"Kau ini benar-benar
yah” gumam Leon sembari menahan rasa gemas dihati.
Leon merasa lucu, karena
Istri kecilnya ini masih mengingat lelucon yang dia katakan tadi sebelumnya. Merasa
ini sangat lucu maka Leon malah merasa ingin terus menggodai istri kecilnya
itu.
"Bukankah kita ini
suami istri, di mobil, di dapur, di ranjang, bukankah sudah
diperbolehkan," ujar Leon menggodai Khansa.
"Mesum, ujar Khansa
sekenanya.
"Jelas ini juga
diperbolehkan, aku kan suamimu, ujar Leon merujuk kepada kata mesum yang Khansa
lemparkan untuknya.
"Hissh ..."
ujar Khansa yang gantian mencubit pinggang kuat suaminya itu.
Leon segera saja
menangkap tangan halus mungil istrinya itu, lalu mulai menciumi jari-jari
mungil Khansa, seraya memandangi kedua mata indah Khansa.
Khansa merasa napasnya
menjadi tidak beraturan ketika Leon memasukan satu jarinya ke mulutnya. Dengan
satu tangan Khansa menutup mulutnya sendiri agar tidak mengeluarkan “******
aneh.
Melihatnya Leon semakin
terus menghisap jari mungil Khansa yang lain. Sementara Khansa semakin
mengeratkan bekapan pada mulutnya sendiri sembari menggelengkan kepalanya.
"Hentikan ...! pinta
Khansa.
Khansa melepaskan bekapan
tangannya, lalu segera memukul bahu Leon, "Hentikan!" gumam kesal
Khansa lagi, seraya menarik tangan yang satunya dari genggaman Leon.
Tak ingin memancing
keributan yang memekakan telinga, Leon pun melepaskan Khansa, "Kau ini
Nyonya Sebastian, jika lain kali tidak patuh maka aku akan benar-benar
menghukummu di atas ranjang," ancam Leon dengan nada menggodai Khansa.
"Hissh mana ada
..." ujar kesal Khansa seraya mendorong tubuh Leon.
Namun Leon masih belum
mendapatkan jawaban yang memuaskan atas semua pertanyaan yang bergelayut di kepalanya.
"Aku belum selesai!" ungkap Leon.
"Tapi aku
sudah!" jawab Khansa.
"Di sini, akulah
bosnya, jika aku bilang belum selesai, maka itu artinya belum selesai,"
terang Leon.
Jika sebelumnya Leon
ingin tahu alasan mengapa sms dan telepon darinya diabaikan. Kali ini Leon
ingin tahu apa hubungan di antara Hendra dan Khansa.
"Katakan jujur
kepada aku! Ada hubungan apa kau dan tuan muda Ugraha?" tanya Leon dengan
nada berat.
"Tidak ada!"
jawab yakin Khansa.
"Jangan
Bohong," ujar Leon.
"Untuk apa aku
berbohong! Aku dan dia tidak ada hubungan apa-apa, dimulai di hari aku
memulangkan semua mahar yang dia berikan untuk perjodohan kami waktu kecil
dulu," jelas Khansa kepada Leon, agar tidak mempersulit dirinya di
kemudian hari. Entah sejak kapan Leon tidak bisa menerima jika Khansa
berdekatan dengan pria lain, Leon mengingatkan Khansa agar paham dengan status
Khansa sendiri.
“Ingatlah statusmu adalah
Nyonya Sebastian, bukan Nyonya Ugraha!" ungkap Leon dengan sedikit nada
kesal.
"Ya, ya bagaimana
aku melupakan tentang ini" jawab Khansa.
Khansa tidak mungkin
lupa, karena menyandang gelar Nyonya sabastian adalah kunci untuk menyibak
semuanya. Jadi sampai semua belum terkuak, maka Khansa akan menjaga nama Nyonya
Sebastian yang melekat kepadanya.
Kemudian Leon
memperingati Khansa, tidak mengizinkan Khansa dekat dengan pria mana pun,
"Selain dengan aku, dilarang keras berdekatan dengan pria lain atau pergi
berduaan dengan pria lain, paham tidak?"
"Jika dengan Simon
dan Hansen, apakah kau akan melarangnya juga?" tanya Khansa.
"Jika aku tidak
mengijinkan, maka itu juga tidak boleh!" jawab enteng Leon. "Apa aku
ini anak berusia lima tahun, mengapa kau begitu perhitungan sekali terhadap
aku?" tanya Khansa.
"Itu karena kau
adalah Nyonya sebastian, hanya aku yang berhak mengaturmu!"
"Apa kau
paham?" tanya Leon menekanan pengaturannya tadi.
Kali ini tatapan Leon
benar-benar menyiratkan intimidasi tingkat tinggi, sehingga langsung membuat
Khansa menurut bak anak yang berusia lima tahun, Khansa mengangguk, "Tentu
saja.”
Leon menurunkan
tatapannya yang semula menatap kedua mata lugu Khansa lalu pandangannya turun
ke wajah Khansa, lalu merasa penasaran dan mulai perlahan menjulurkan tangan
ingin menyibak cadar Khansa.
Penutup Bab 36 Novel Romantis Pengantin
Pengganti
Bab 36 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 36 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.