Bab 35 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 35
Khansa mendongak dan
melihat Leon membawa makanan untuknya. Khansa tak menyangka jika Leon masih
belum pulang, Leon masih ada di rumah sakit untuk menemaninya, khansa juga
melihat Hansen dan Simon juga ikut datang bersama Leon, mereka berdua berdiri
di depan pintu sambil menyapa Khansa, “Kakak Ipar” sapa Simon.
“kalian datang
juga?" ujar Khansa.
Mengingat ketika tadi
Simon dan Hansen ikut menolongnya dari jeratan Hendra, maka Khansa juga
mengucapkan terima kasih kepada keduanya, "Terima kasih untuk yang tadi
ya” ujar Khansa kepada Simon dan Hansen.
“Santai saja! Menjaga
kakak ipar, sudah tentu menjadi kewajiban aku juga sekarang jawab Simon sambil
tertawa senang.
"Tenang saja Kak,
ada kami kelak tidak akan ada yang berani membuli kakak ipar lagi,"
celoteh Simon.
"Jika butuh bantuan
kami, telepon dan panggil saja kami," ujar Hansen.
"Berikan nomor
ponsel Kakak ke aku, biar aku simpan!" Tukas Simon.
Belum juga menyebutkan
nomor ponsslnya, Leon langsung menarik Khansa duduk di meja makan yang ada di
kamar rawat inap VVIP tersebut, lalu meminta Khansa makan dulu. “Makanlah,
menjaga orang sakit juga membutuhkan tenaga, Nasehat Leon."
"Apa kau sudah
makan?" tanya Khansa kepada Leon.
"Emm ..." jawab
Leon seraya mengangguk.
Khansa menatapi Leon
sebentar, lalu melirik kepada dua teman akrab suaminya yang sedang ikut
menatapi dirinya itu. Khansa mengambil makanan dari tangan Leon.
"Terima kasih,"
ucap Khansa lagi.
Malam ini, Khansa memang
belum makan apa-apa, dan tidak disangka Leon malah akan begitu perhatian dengan
dirinya. Ada sedikit denyutan aneh di dalam hati Khansa.
Ketika merasakan sikap
manis Leon ini. Sebenarnya hal-hal yang seperti ini adalah hal yang paling
ingin Khansa hindari, namun pada kenyataanya sulit untuk mengontrol detak
jantungnya itu yang berdetak kencang di luar kuasa inginnya.
“Aku makan ya," ujar
Khansa dengan wajah memerah.
Khansa pun membuka kotak
bekal makanan yang Leon bawa tadi, hatinya terasa manis lagi ketika melihat
bekal makanan yang Leon bawakan ternyata adalah makanan kesukaan Khansa, sekali
lagi Khansa menatapi suaminya itu. Tiba-tiba saja secara reflek Khansa terharu,
dan memberikan senyuman terima kasih tanpa berucap kata kepada Leon.
“Kenapa?” tanya Leon
balik menatap kepada Khansa.
“Tidak, tidak apa-apa,”
jawab Khansa langsung berpura-pura sibuk.
"I-ini enak
sekali," puji Khansa pada makanan yang baru saja dia cicipi tadi.
Khansa pun segera memakan
banyak-banyak makanan yang tadi Leon bawakan itu, sambil berpikir kira-kira
sikap manis Leon yang seperti ini akan bertahan berapa lama, apakah jika sudah
bosan dengan pernikahan ini, nanti Leon juga akan membuang dirinya sama seperti
pria-pria sebelumnya, seperti ayahnya dan juga Hendra.
Khansa mulai memasukan
makanannya kedalam mulutnya, merasa makanan ini sangat enak, Khansa pun
tersenyum senang. Namun, masih saja Khansa tetap berpikir dan belum percaya
jika cinta yang tulus antara pria dan wanita itu ada.
Mengingat pengalamannya
dengan ayah kandungnya sendiri yang membuangnya, bahkan Hendra yang dia kenal
dengan baik malah menghianatinya, juga pengalaman yang baru saja dia alami
dengan tuan muda Hendra Ugraha, maka sangat terpampang dengan jelas bagi khansa
jika cinta masa kini hanya sebatas di bibir saja tidak akan pernah masuk sampai
ke hati.
Khansa memberitahu Leon
kalau malam ini ingin menginap di rumah sakit untuk menjaga bibi Fida, dan
meminta Leon agar pulang istirahat dulu.
"Pulanglah, aku bisa
menjaga diriku sendiri di sini dan juga bisa menjaga bibi Fida" ujar
Khansa meminta Leon untuk pulang lebih dulu. Namun, Leon malah terus bertanya
alasan kenapa Khansa tidak mau menjawab telepon dan membalas pesan darinya.
"Kenapa kau
mengabaikan aku?" tanya Leon.
“Itu ... karena aku sedang
sedikit sibuk saja dan juga tidak mendengar suara ada pesan masuk ," jawab
Khansa sekenanya.
“Sedang sibuk?"
jawab Leon dengan tidak suka sambil menarik kursi lalu duduk menatapi Khansa
dengan tatapan serius.
"Sedang sibuk apa?
Apakah pekerjaanmu lebih sibuk dari aku?” tanya sarkas Leon.
"Eh ! itu ... emm,
Khansa bingung mencari alasan lain lagi.
Khansa mencoba keras
mencari alasan lain lagi. Namun kesulitan mencari alasan yang tepat, karena
memang dirinya pada saat itu sedang mengabaikan Leon.
Simon yang berada di
samping pintu langsung memberitahu Khansa kalau di Whatsapp Leon hanya ada
kontak Khansa seorang saja. Mendengar perkataan Simon pun, membuat Khansa
tercengang sambil menaikan satu alisnya, merasa tidak percaya jika Leon hanya
menyimpan nomor Khansa saja, lalu siapa wanita tempo hari, yang diijinkan untuk
memegang dan menjawab panggilan masuk di telepon Leon.
Leon memandangi Simon,
menaikan satu alisnya, karena baru saja membocorkan rahasianya. kemudian Simon
merasa situasinya canggung dan berbahaya bagi dirinya langsung saja Simon
segera keluar sambil menutup pintu kamar rawat inap bibi Fida.
"hissh, dia itu
begitu menyeramkan jika sedang kumat galaknya," gumam Simon sambil
mengelus-ngelus dadanya.
"kakak Ipar!
Berjuanglah," Simon menyemangati Khansa tanpa sepengetahuannya.
Di dalam ruang inap,
Khansa masih mengingat perkataan Simon, dirinya masih sulit percaya kalau hanya
ada kontaknya seorang di Whatsapp Leon.
“Hah! Itu sungguh sesuatu
yang tidak mungkin,” gumam Khansa masih dengan tidak percaya.
Leon masih tidak puas
dengan jawaban sembarang Khansa tadi, Leon masih ingin memperpanjang
perdebatannya dengan Khansa.
Merasa tidak puas, karena
ini adalah momen langka yang pernah terjadi dalam hidupnya. Diabaikan oleh
seseorang, dan itu adalah orang terdekatnya, orang yang berstatus dan
menyandang nama Sebastian di belakang namanya, Nyonya Sebastian. Leon
menjulurkan tangan dan langsung mengambil ponsel di saku celana Khansa.
"Hei! Kau mau
apa?" pekik Khansa dengan masih menjaga intonasi suaranya agar tidak
meninggi.
Melihat ponsel Khansa
yang sudah berpindah tangan, maka Khansa pun berjinjit, berusaha mau merebut
kembali ponsel miliknya, tapi Leon malah memegangnya tinggi-tinggi dan meminta
penjelasan dari Khansa tentang mengapa Khansa mengabaikan telpon dan juga
pesannya.
"Kembalikan
ponselku! Ini namanya pencurian kalau begini, pencuri!" tukas kesal
Khansa.
"Coba! Katakan
sekali lagi," ujar Leon.
Khansa merasa merinding
dan suasana pun jadi dingin sekali, Khansa ingin menghindar jauh dari Leon,
"sudahlah! Aku sedang tidak ingin bertengkar, terlalu malas membuang
energi untuk bertengkar," ujar Khansa.
"Tolong kembalikan
saja ponselku!" pinta Khansa sambil menadangkan tangannya di depan Leon.
"Ayo! Cepat,
kembalikan," ujarnya Khansa lagi sambil menatap kesal kepada Leon.
Mendengar perkataan yang
tidak enak di dengar lagi dari Khansa, saat ini Leon malahan menahan pundak
Khansa dan mendorong Khansa ke dinding agar Khansa tidak bisa kabur.
Leon merasa jelas-jelas
Khansa yang lebih dulu mencari masalah dengannya, lalu Leon berkata, “Lihat
bagaimana aku membuat perhitungan denganmu!"
Penutup Bab 35 Novel Romantis Pengantin
Pengganti
Bab 35 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 35 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.