Bab 26 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 26
Hendra menghentikan
gerakan memutar gelas winenya saat mendengar topik ini, pandangannya jadi
sangat dingin, mendengar cerita Jihan tentang pernikahan Khansa dan tuan muda
keluarga Sebastian.
"Sudah bagus ada
pria kaya yang menikahi dia, si pembawa sial," ujar Jihan.
"Tapi bukannya
bersyukur, malah dia bermain-main dengan banyak pria. Ciih … dasar
murahan," tukas Jihan.
"Aku bahkan pernah
bertemu dengan sugar baby nya, dia bahkan membawanya ke Bar 1998 lho, dan entah
apa yang sudah mereka lalukan disana. Sungguh kasihan yang menjadi
suaminya," cerita Jihan lagi
Hendra terdiam namun
memasang telinganya baik-baik mendengarkan cerita Jihan, meski pria yang
dinikahi Khansa adalah pria yang memiliki penyakit parah, namun tetap saja itu
adalah seorang pria, tetap terhitung mahluk yang memiliki kebutuhan biologis.
Mengingat bagaimana mata
indah Khansa, kulitnya yang putih mulus, malah membuat hati Hendra terasa
semakin dingin membayangkan jika tuan muda sebastian yang menjadi suami Khansa
itu seandainya nanti sedang menatapi mata indah Khansa, bisa jadi tidak akan
tahan untuk merengkuh Khansa. Pemikiran ini benar-benar menyiksa Hendra.
"Hissh …"
gumamnya seraya mengusap wajahnya.
Sebagai salah satu dari
empat keluarga terkaya di Palembang, tentu saja Hendra mengenal keluarga
Sebastian, tapi sayangnya dia hanya tahu sedikit dibandingkan orang lain, tak
peduli seberapa keras Hendra ingin mencari tahu namun sepertinya ada kekuasaan
yang sangat besar yang menghalangi, menutup informasi tentang tuan muda
Sebastian yang misterius itu.
"Tuan muda
Sebastian," gumamnya dengan sedikit nada penasaran seraya mengehela nafas
panjang.
Hendra sudah pernah
mencoba mencari tahu tentang Tuan muda keluarga Sebastian yang sangat misterius
itu, dan tidak pernah muncul di publik, Hendra pernah mengutus orang untuk
menyelidikinya, tapi Leon baru pulang ke Palembang baru-baru ini, sebenarnya
Leon berasal dari … Jakarta. Jadi Hendra benaran tidak mendapatkan petunjuk
yang banyak.
Jakarta adalah kota
financial yang paling metropolitan, di sana bisa menemui anak orang kaya di
mana saja, orang kaya biasa tidak bisa berada di pusat kota Jakarta.
Tentu saja, juga ada
keluarga peringkat atas di kota Jakarta sendiri, orang kaya itulah yang
menguasai perekonomian penting di seluruh Asia.
Pesta-pesta satu malam
tapi menelan biaya puluh jutaan sudah biasa bagi para sosialita dan kaum
menengah ke atas.
Bahkan ada kelompok
sosialita yang hanya untuk kumpul-kumpul mengocok arisan saja, sampai harus
menyewa pesawat jet pribadi dan terbang di ketinggian 27.000 kaki, hanya untuk
mengocok arisan dengan memakai gelas dari kristal.
Mereka melakulan ini hanya
karena arisan yang didapat sebesar satu miliar, jadi karena itulah semua harus
disesuaikan.
Jakarta juga identik
dengan kemegahan dan kemewahan . Sebutan kota yang tak pernah tidur sangat pas
menggambarkan bagaimana rutinitas di Jakarta tak pernah berakhir, bahkan
semakin bergeliat ketika malam hari.
Pusat-pusat hiburan malam
sampai kafe dan resto dua puluh empat jam terus mengudara sehingga rasanya kota
Jakarta jauh dari kata sepi dan senyap.
Berbicara tentang wisata
malam dan para sosialita, banyak cerita bagaimana kocek jutaan dengan mudah
lenyap karena biaya pesta atau karena menikmati sajian hiburan malam saja.
Angka sepuluh sampai dua
puluh juta yang bagi beberapa kalangan masih wujud angka yang besar, maka bagi
para sosialita itu, hanyalah sekedar jumlah saja yang terlihat biasa atau
terbilang receh.
Hendra pernah mendengar
kalau keluarga terkaya di dunia bisnis di Jakarta juga bermarga Sebastian.
Semua ini sungguh kebetulan. Keluarga Sebastian termasuk dalam hitungan
keluarga elit.
Elit sendiri memiliki dua
makna, yang pertama adalah orang-orang terbaik atau pilihan suatu kelompok.
Yang kedua adalah kelompok kecil orang-orang terpandang atau berderajat tinggi
[bangsawan, cendekiawan, dan sebagainya]. Dan keluarga sebastian adalah
keluarga elit dengan menyandang dua makna itu.
Mengetahui tentang hal
ini, tentu saja menambah kegelapan di hati Hendra, Khansa saat ini ada di
tangan tuan muda sebastian, dan ini sedikit menggangu hatinya, apalagi dia
tidak memiliki petunjuk yang banyak tentang tuan muda Sebastian yanh menikahi
Khansa, jodoh masa kecilnya itu.
Jihan merasakan suasana
hati Hendra yang berubah, tapi terus saja berbicara, "Kak Hendra, jadi
jangan sampai tertarik pada khansa lho, wanita liar. Jelas beda dengan aku
lho," puji Jihan pada dirinya sendiri.
Hendra meminum habis wine
di gelasnya dan mendorong Jihan pergi, karena telinganya sudah tidak tahan lagi
mendengarkan cerita tentang Khansa.
"Menurut Kak Handra,
wanita seperti itu tidak pantas dicintai bukan?" hasut Jihan kepada
Hendra.
"Terlalu murah!
Wanita seperti Khansa itu," hina dan hasut Jihan lagi.
Hendra meletakan gelas
winenya di meja, karena hatinya merasa tidak suka mendengar apa yang Jihan
katakan.
Jihan sadar kalau Hendra
akan kehilangan kendali setiap membahas Khansa, lalu mencari cara lain untuk
menengangkan dan memenangkan hati Hendra.
Jihan berkata, “Kak
Hendra, aku mencintaimu, kamulah satu-satunya pria bagiku, kehormatanku juga
kuberikan padamu.”
Saat ini, Hendra bertekad
melupakan Khansa! Hendra memejamkan mata, mengenang bagaimana dirinya bisa
dijodohkan dengan Khansa saat kecil dulu, kenangan indah saat bersama Khansa
kecil pun berlompatan di kedua pelupuk matanya. Leon memanggil nama Khansa,
“Sasa…”
Jihan merasa rasa cinta
dan bayangan kebahagiaannya terhadap Hendra langsung hilang seketika ketika
mendengar Hendra memanggil nama Khansa.
Jihan mana terima, saat
ini yang sedang bersama dengannya adalah dirinya namun, saat ini yang sedang
menemani dan memberikan hiburan adalah dirinya, namun malah nama yang disebut
dengan nada penuh rindu adalah nama Khansa.
Jihan mulai menggoda
Hendra lagi dengan tubuhnya, mencoba membuat Hendra mengingat bahwa wanita yang
sedang dalam pangkuan dan pelukannya adalah Jihan bukan Khansa.
"Kak Hendra, apa kau
tidak menginginkanku lagi!?" rayu Jihan sambil menggeliatkan tubuhnya
semakin masuk ke dalam pelukan Hendra.
Hendra memegang pinggul
ramping Jihan, wangi aroma sabun Jihan menyeruak di penciuman Hendra.
Tangan Hendra memegang
tali kimono handuk Jihan, Hendra pun melepaskan ikatannya dan menanggalkan
kimono handuk Jihan. Melihat kimono telah terjatuh ke lantai, Hendra pun
menyeringai.
"Ada daging segar di
depan mata, mengapa harus ditolak," gumam Hendra.
Hendra pun mulai menciumi
tulang selangka Jihan, lalu memeluk erat Jihan. Jihan pun melingkarkan kedua
kakinya di tubuh Hendra.
Hendra berdiri sambil
memegangi pinggul Jihan, lalu melemparkan tubuh Jihan di atas ranjang besar di
kamar suite hotel tempat mereka menginap.
Jihan sudah tertidur,
Hendra memandanginya, lalu Hendra berdiri, mengambil rokoknya dari atas nakas.
Sambil merokok kemudian Hendra mengambil ponselnya dan menekan nomor Khansa
untuk meneleponnya. Hendra ingin mengatur pertemuan pribadi dengan Khansa.
Hendra meminta Khansa datang
mencarinya besok malam di kamar hotel, "Nomor 8206, kita bertemu besok!
Jangan tidak datang!"
Khansa berkata, “Hendra,
kamu gila, ya?”
Penutup Bab 26 Novel Romantis Pengantin
Pengganti
Bab 26 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 26 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.